Liputan6.com, Jakarta Ucapan "Saya Lillahi Taala untuk Indonesia..." dari Lafran Pane, sosok yang memiliki daya magis kuat, kini menjadi perekat kuat bagi organisasi yang dibentuknya, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Sejak didirikan pada 5 Februari 1947, HMI telah menjelma menjadi organisasi mahasiswa Islam yang memberikan kontribusi besar dalam memperkuat fondasi Indonesia, mengikuti visi Lafran Pane.
Selama 76 tahun, HMI telah menjadi penjaga dua nilai agung, yaitu nilai kebangsaan dan keislaman. Ini membuka jalan bagi terwujudnya Islam yang rahmatan lil 'alamin, sebuah Islam yang ramah, toleran, dan menghargai persatuan serta perdamaian.
Advertisement
Lafran Pane, sebagai pemrakarsa HMI, telah menciptakan organisasi mahasiswa Islam yang besar, melahirkan banyak pemimpin nasional, dan meninggalkan warisan visi perjuangannya.
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), bekerja sama dengan rumah produksi Reborn Initiatives, telah memutuskan untuk mengangkat kisah perjuangan Lafran Pane dalam mendirikan organisasi mahasiswa yang berbasis ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Film berjudul "Lafran" ini, diproduksi sebelum pandemi tahun 2020, kini telah proses pasca-produksinya telah selesai.
Momen yang Tepat
Melihat tahun 2024 sebagai momentum yang tepat, KAHMI dan Reborn Initiatives akan merilis film Lafran. Film ini diharapkan menjadi sumber inspirasi dalam upaya terus menerus menyatukan seluruh komponen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di bulan pahlawan, KAHMI merilis trailer dan poster resmi film "Lafran". Ini juga menandai enam tahun penetapan Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2017. KAHMI berharap semangat perjuangan Lafran Pane akan menjadi pesan penting dalam peringatan Hari Pahlawan tahun ini.
Advertisement
Ide Pembuatan
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran utama dalam mengembangkan Islam yang terbuka, toleran, modern, dan menghargai perbedaan. Film Lafran diharapkan dapat membawa semangat perjuangan tersebut ke layar lebar.
“Ide pembuatan film Lafran ini berawal dari Bang Akbar Tandjung, tentang pentingnya peran HMI dan organ-organ pendukungnya kembali memperjuangkan cita-cita dan gagasan Lafran Pane tentang keindonesiaan yang menyatukan. Dan siapapun itu mereka yang pernah merasa sebagai kader HMI mesti menyaksikan film Lafran ini,’’ ungkap Dr. Arief Rosyid Hasan, Produser Eksekutif film Lafran melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com baru-baru ini.
4 Generasi
Ahmad Doli Kurnia, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI dan Produser Eksekutif film Lafran, menekankan bahwa keberanian Lafran harus diinformasikan kepada publik. Meskipun namanya tidak sepopuler para pendiri bangsa, keberanian Lafran dapat menjadi sumber keteladanan bagi generasi muda. Proses pembuatan film biografi ini membutuhkan empat generasi kepemimpinan KAHMI untuk menuntaskannya, sebagai bentuk pengabdian kepada HMI dan Indonesia.
“Tapi paling tidak, ada sisi keteladanan yang bisa diajarkan Lafran kepada anak muda. Dan kami sadar untuk menjadikan sebuah film biografi yang sangat kuat pesannya tidaklah mudah,” ungkapnya.
Advertisement