Menko Airlangga Yakin Kartu Prakerja Tetap Berlanjut Siapapun Pemenang Pilpres

Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Nov 2023, 12:50 WIB
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini program kartu prakerja akan tetap berlanjut di tahun mendatang meski siapapun calon presiden (capres) akan terpilih nantinya. Dikatakan saat menghadiri acara Continuous Improvement, Evidence-driven Decision Making - Diseminasi Riset Prakerja 2023, Kamis (23/11/2023).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini program kartu prakerja akan tetap berlanjut di tahun mendatang meski siapapun calon presiden (capres) akan terpilih nantinya.

Ini dia sampaikan saat menghadiri acara Continuous Improvement, Evidence-driven Decision Making - Diseminasi Riset Prakerja 2023, Kamis (23/11/2023).

Keyakinan Menko Airlangga karena pemerintah saat ini masih bertanggung jawab menentukan besaran anggaran di tahun depan dalam APBN.

"Anggaran ke depan ditentukan oleh pemerintahan sekarang. Jadi dalam siklus anggaran pemerintah sekarang bisa menitipkan program keberlanjutan sehingga dengan demikian mekanisme begini maka beberapa program yang baik karena program budget diputuskan di parlemen multi party sehingga kalau kita ajukan program unggulan termasuk kartu prakerja dalam APBN 2025 maka program berlanjut," tegas dia.

Sebaliknya, dijelaskan Airlangga, program kartu prakerja bisa saja tidak berlanjut bila memang ada keputusan pembatalan anggaran.

Namun, hal itu dipastikan membutuhkan proses panjang yang juga mendapatkan persetujuan banyak pihak. "Kami optimis program unggulan ini tetap berjalan dan DPR sebagai multi party kan bila disetujui akan menyetujui program unggulan tersebut," tegas Airlangga.

Sekadar info, Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.

Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.


Anies Baswedan Bicara Nasib Program Kartu Prakerja, Bakal Lanjut?

Nama-nama yang masuk Timnas AMIN diumumkan langsung Anies Baswedan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan buka suara terkait nasib Program Kartu Prakerja, sebuah andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia memberikan sinyal kalau program itu masih akan dilanjutkan.

Namun, Anies Baswedan menegaskan, kelanjutan program tidak bergantung pada siapa pemimpinnya. Tapi, program yang bisa memberikan manfaat ke masyarakat.

"Gini, gini, kami punya prinsip bukan dilanjutkan apa tidak, no, menurut kami sudah cukup kita ini ganti, gonta-ganti, gonta-ganti, kita yang berada di pemerintahan tau persis kok bahwa rakyat itu gak peduli mau siapa yang jadi walikota, gubernur yang penting adalah mereka dapatkan manfaat," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Anies menerangkan, ketika program Kartu Prakerja itu masih bermanfaat, maka ada peluang untuk dilanjutkan kedepannya. Menurutnya, hal itu jadi tugas negara untuk memberikan program yang menyentuh langsung masyarakat.

"Jadi, prinsipnya adalah semua hal yang baik yang dirasakan bermanfaat, yang dirasakan masyarakat luas sebagai program yang membantu ya tentu akan berkelanjutan karena itulah memang tugas dari negara," kata dia.

"Negara memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan rakyat terpenuhi dengan baik, termasuk program-program itu semua," imbuhnya.


Ada 4 Aspek Pertimbangan

Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Muhammad Syaugi Alaydrus, di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Lebih lanjut, Anies mengatakan ada 4 aspek yang jadi perhatian untuk menentukan satu program itu berlanjut atau tidak. Pertama, aspek apa yang perlu ditingkatkan. Kedua, apa yang perlu dikoreksi.

Ketiga, apa yang perlu dihentikan. Keempat, apa hal baru yang bisa dilakukan. "Tapi ada juga hal yang kurang dirasakan kurang bermanfaat, tidak bermanfaat, ya itu unsur yang mungkin harus dihentikan. Lalu, ada hal yang hari ini dirasa kurang, belum ada, tapi dibuatlah hal baru," tuturnya.

Namun, dia mengungkap, masih banyak pihak yang hanya mengambil poin ketiga dan ke empat. Yakni, hanya pada aspek apa yang perlu dihilangkan, dan apa yang perlu dibuat baru.

"Kebanyakan dari kita, ketika bicara change itu dipikirnya nomor 3 dan nomor 4 aja, nah itu menurut saya bahaya. Jangan, kita nanti ngerasain, saya dulu tugas di Jakarta, habis itu negitu selesai tugas ada perubahan, gapapa, memang otoritasnya orangnya beda," ungkap Anies.

"Jadi ada empat. Yang diteruskan atau ditingkatkan, yang dikoreksi, yang tidak dilanjutkan, dan yang hal baru yang harus dikerjakan. Jadi semua hal baik akan diteruskan," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya