Ngidam Hal Aneh-Aneh Saat Hamil, Awas Bisa Merugikan Kesehatan Janin

Ibu hamil menjadi sangat sensitif dan mudah terpengaruh terhadap kondisi sekitarnya apalagi jika konsumsi hal-hal aneh karena mengidam.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Nov 2023, 07:00 WIB
Ngidam Hal Aneh Bisa Ganggu Kesehatan Ibu dan Bayi, Termasuk Picu Stunting. Credit: unsplash.com/Camilla

Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil tak jarang mengidam hal-hal aneh selama masa mengandung. Tanpa disadari, hal yang diidamkan bisa saja merugikan kesehatan ibu dan bayi.

Seperti disampaikan M. Daroji dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Jangan suka ngidam kalau hamil, karena biasanya ngidam itu aneh-aneh yang justru merugikan pertumbuhan janin,” ujar Daroji mengutip keterangan pers Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis (23/11/2023).

Bukan tanpa alasan, Daroji sempat bertemu dengan ibu hamil yang mengidam untuk memakan hal tak lazim.

“Pernah menjumpai ibu hamil yang sangat menginginkan makan bubur batu bata. Tentu saja hal tersebut justru mengganggu tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Risiko stunting menjadi lebih besar,” ujarnya.

Daroji menambahkan, ibu hamil menjadi sangat sensitif dan mudah terpengaruh terhadap kondisi sekitarnya. Asap rokok misalnya, apabila terhirup oleh ibu hamil, maka akan memengaruhi kemampuan darah dalam mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Termasuk kepada janin yang dikandung.

Pemerintah Kabupaten Sleman sangat memerhatikan hal tersebut dan telah menerapkan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sejak 2012, jelas Daroji.


Hindarkan Bayi dari Stunting dengan ASI Eksklusif

Hindarkan Bayi dari Stunting dengan ASI Eksklusif. (Foto: Unsplash/Wes Hicks)

Dalam keterangan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra. Andi Ritamariani mengingatkan para ibu tentang pentingnya memberikan air susu ibu atau ASI Eksklusif pada bayi untuk menghindarkan stunting.

“ASI merupakan asupan dengan kandungan nutrisi terlengkap dan terbaik bagi bayi sampai usia enam bulan (pemberian ASI Eksklusif) dan setelahnya diberikan makanan pendamping sampai bayi berumur dua tahun,” jelas Ritamariani.

Setelah itu pemberian ASI dapat dihentikan jika sudah tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bagi tumbuh kembang anak yang semakin besar.

Ritamariani meyakinkan para ibu bahwa ASI merupakan asupan paling cocok bagi bayi.

Di balik manfaatnya yang besar, ASI adalah nutrisi gratis karena tidak harus beli, bersih tanpa harus disterilkan, dan praktis karena mudah dibawa ke mana-mana, serta tidak akan basi.


Pemberian ASI Eksklusif Masih Rendah

Hindarkan Bayi dari Stunting dengan ASI Eksklusif. (FOTO: Unsplash.com/Kevin Liang).

Sayangnya, berdasarkan data yang dihimpun BKKBN, pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terbilang rendah. Alasan yang kerap dilaporkan adalah ASI tidak keluar.

"Terkait dengan stunting dan ASI eksklusif. Dari 4,8 juta ibu yang melahirkan, yang sukses menyusui 6 bulan pertama baru di bawah 70 persen. Dari yang tidak sukses menyusui 65 persen mengatakan air susunya tidak keluar, padahal 65 persen yang mengatakan air susunya tidak keluar itu sebetulnya aslinya air susunya bisa keluar, aslinya ya," tutur Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kesempatan lain.

"Hanya saja ibu-ibu yang bersangkutan tadi tidak benar di dalam manajemen laktasinya sehingga harus dibimbing dan membimbingnya memang pada saat dia sudah melahirkan."


Tips Lancar Menyusui

Ilustrasi Ibu Menyusui | unsplash.com/@davidoclubb

Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar proses menyusui jadi lebih lancar, yakni: 

Cari Tahu Beragam Informasi Soal Menyusui

Informasi menyusui salah satunya adalah mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang harus dilakukan satu jam setelah melahirkan. Keberhasilan IMD umumnya menentukan keberhasilan menyusui. Selain itu cari tahu tentang posisi menyusui dan memerah ASI juga penyimpan ASI.

Cari Tahu Masalah yang Bisa Timbul Selama Menyusui

Masalah seperti puting lecet, nyeri payudara, payudara keras dan nyeri hingga infeksi payudara. Dengan mengetahui hal-hal ini anda bisa melakukan langkah-langkah pencegahan.

Merawat Payudara

Bersihkan payudara setiap kali mandi, perhatikan bentuk puting bila ada masalah konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi agar dapat ditangani sebelum melahirkan.

Persiapan Nutrisi

Makan makanan yang tinggi protein seperti susu, daging dan ikan, makanan yang tinggi lemak dan mikronutrien lainnya.

Membangun Lingkungan yang Suportif

Beri tahu pasangan, keluarga, dan pengasuh anak mengenai niat menyusui bayi. Bila perlu ajak pasangan mengikuti konseling laktasi libatkan dalam persiapan menyusui sebelum melahirkan. Suasana yang kondusif dan supportif menjadi lebih mudah, ibu lebih relaks, produksi ASI jadi lancar.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya