Liputan6.com, Nairobi - Latihan teror membawa petaka terjadi di ibu kota Kenya, Nairobi. Tragis, satu wanita meninggal dan sekitar 31 orang lainnya harus dirawat di rumah sakit setelah latihan keamanan di sebuah universitas.
Seorang staf, Esther Kidemba, meninggal akibat luka parah di kepala, yang dikonfirmasi oleh Universitas Strathmore dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Melansir BBC, petaka itu terjadi akibat ketakutan meluas setelah petugas keamanan menembakkan senjata sebagai bagian dari latihan pada hari Senin siang, 30 November 2015, seperti yang dilaporkan oleh media lokal.
Beberapa mahasiswa mengatakan bahwa mereka tidak diberi peringatan sebelumnya mengenai latihan keamanan tersebut.
Sebagian besar cedera disebabkan oleh orang-orang yang melompat dari jendela, kata sumber medis kepada kantor berita AFP.
"Kami tidak diberi informasi... kami hanya mendengar tembakan dan harus berlari menyelamatkan nyawa kami," kata seorang mahasiswa kepada situs berita lokal Capital FM.
Universitas Strathmore menyatakan dalam pernyataan resmi bahwa latihan itu dilakukan untuk menguji "kesiapan komunitas universitas dan tim darurat dalam menghadapi serangan."
Mereka menambahkan bahwa tim mahasiswa dan staf telah dilatih dalam "evakuasi, titik kumpul, dan titik keluar", namun tidak menjelaskan apakah orang-orang telah diberi tahu tentang waktu pelaksanaan latihan.
"Sayangnya, beberapa mahasiswa dan staf panik dan terluka," demikian pernyataan mereka sebelum kabar kematian Kidemba dikonfirmasi.
Mengundang Amarah Orang-orang
Banyak orang Kenya mengutuk pihak universitas di media sosial atas penanganan yang disebut keliru dalam latihan tersebut, karena mengancam nyawa mahasiswa dan staf.
"Yang terjadi hari ini di Universitas Strathmore bukanlah latihan, tapi serangan!" komentar seorang pengguna Twitter.
Universitas tersebut menyatakan akan menanggung biaya medis bagi mereka yang terluka akibat latihan tersebut.
Kepala polisi Nairobi, Japheth Koome, mengatakan semua prosedur yang tepat telah diikuti dalam latihan hari Senin, demikian seperti dilaporkan oleh kantor berita Reuters.
Sebelumnya pada April 2015, pemerintah Kenya memerintahkan lembaga pendidikan tinggi di negara itu untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa tentang bagaimana cara merespons dalam kejadian serangan teror. Langkah ini menyusul pembunuhan sedikitnya 148 orang, terutama mahasiswa, dalam serangan kelompok militan Islam Al-Shabab di Garissa University College di Kenya bagian timur laut.
Advertisement
Penembakan di Dekat Kampus Swasta California, 2 Orang Dinyatakan Tewas
Kejadian teror lain yang pernah terjadi di universitas juga pernah dihadapi California.
Dua orang tewas dan seorang lagi cedera pada Rabu (4/5) setelah penembakan di dekat sebuah universitas swasta di California Selatan, lapor media lokal yang mengutip pernyataan polisi.
Penyelidik mengatakan bahwa pertumpahan darah terjadi sekitar pukul 02:15 waktu setempat (09.15 GMT), demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (5/5/2022).
Kejadian terjadi di blok 11000 Pierce Street di City of Riverside di mana petugas menemukan dua orang dengan luka tembak setelah laporan penembakan di daerah dekat Universitas La Sierra.
KABC-TV, stasiun unggulan West Coast dari jaringan televisi ABC turut melaporkan kejadian tersebut.
Satu orang tewas di tempat kejadian. Yang lainnya dikirim ke rumah sakit.
Beberapa menit kemudian, petugas diturunkan di jalan bebas hambatan terdekat dan menemukan orang lain tertembak beberapa kali, yang dilarikan ke rumah sakit tetapi kemudian meninggal, kata laporan itu.
Keadaan di sekitar lokasi penembakan itu tidak segera diketahui. Detektif perampokan dan pembunuhan bersama dengan spesialis forensik telah memulai penyelidikan mereka.
Penembakan Dilaporkan dari Morgan State University AS, 4 Orang Terluka
Bicara soal penembakan, kejadian tragis ini juga pernah terjadi di Amerika Serikat.
Polisi Baltimore mengatakan setidaknya empat orang telah ditembak di atau dekat Morgan State University.
"Keempatnya dirawat di rumah sakit karena luka yang tidak mengancam jiwa," kata juru bicara kepolisian Baltimore seperti dikutip dari NBC News, Rabu (4/10/2023).
Johns Hopkins Bayview Medical Center sedang merawat satu pasien akibat serangan (penembakan) itu, kata juru bicara di sana.
Rincian lebih lanjut mengenai situasi tersebut masih belum jelas. Polisi Baltimore mengatakan sekitar jam 22.00 malam di platform media sosial X bahwa masyarakat harus berlindung.
"Penyelidikan aktif saat ini sedang dilakukan terkait dengan laporan adanya tembakan di dalam atau di dekat kampus," kata pihak universitas tersebut dalam peringatan sebelumnya.
"Harap menjauhi area sekitar Thurgood Marshall Hall dan Murphy Fine Arts Center dan cari tempat berlindung,” sambung info pihak kampus.
Sejauh ini pihak Morgan State University belum menanggapi permintaan komentar.
Polisi setempat melalui X kemudian memberikan alamat blok 1700 Argonne Drive, yang muncul di peta online sebagai lokasi kampus.
Morgan State University mengatakan di situs webnya bahwa ini adalah salah satu perguruan tinggi dan universitas kulit hitam yang paling beragam secara historis di negara ini, dan yang terbesar di Maryland. Terdapat sekitar 9.100 siswa pada semester musim gugur lalu, jelas pihak kampus.
Federal Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives atau Biro Federal Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak mengatakan pihaknya membantu polisi Baltimore melakukan penyelidikan.
Advertisement