Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meneruskan Program Bantuan Pangan Beras untuk bulan Desember 2023 dan Januari, Februari, serta Maret 2024.
Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi saat memantau dan memberikan langsung Bantuan Pangan beras tahap II kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang BULOG Mandala, Biak Numfor, Papua pada Rabu (22/11).
Advertisement
Tercatat, sekitar 1.000 orang penerima manfaat hadir dalam pemberian Bantuan Pangan beras itu.
"Untuk tahap I kemarin sudah dibagikan Beras Bantuan Pangan oleh BULOG pada bulan Maret, April dan Mei, kemudian dilanjutkan tahap II untuk bulan September, Oktober dan hari ini disalurkan untuk bulan November,” kata Jokowi dalam keterangan resmi, dikutip dari laman BUMN, Kamis (23/11/2023).
"Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran akan kita tambah untuk bulan Desember 2023 dan Januari, Februari, Maret 2024," ungkapnya.
Jokowi lebih lanjut menyampaikan, bahwa penyaluran beras Bantuan Pangan ini menjadi program prioritas Pemerintah selain Program Stabilisasi Pasokan dan Harga (SPHP) atau Operasi Pasar.
Dimana program ini digelar dalam rangka menyikapi perkembangan harga beras yang melonjak akibat kekeringan yang terjadi di seluruh dunia.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Perum BULOG, Budi Waseso juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan stok beras bantuan pangan untuk alokasi tahap II yang sedang berjalan serta alokasi tambahan.
"Sesuai arahan Pak Presiden tadi kita sudah siapkan stok berasnya. Stok yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,6 juta ton,” jelas Budi.
"Di samping itu BULOG juga ditugaskan untuk tambahan impor beras guna menambah kekuatan Cadangan Beras Pemerintah,” ucapnya.
Selain untuk meredam kenaikan harga, Bantuan Pangan ini juga diharapkan memberikan akses kepada keluarga penerima manfaat terhadap beras sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga atas kebutuhan pangannya.
Secara keseluruhan, penyaluran Beras Bantuan Pangan di wilayah Kabupaten Biak Numfor, per bulan tercatat 242.130 kg yang disalurkan kepada 24.213 KPM.
Harga Beras hingga Gula Dunia Tak Karuan Imbas Krisis El Nino
Fenomena El Nino telah memicu berbagai dampak pada ketersediaan dan harga pangan global yang paling populer, di antaranya harga beras, jagung, dan gula.
Meski terjadi hambatan dari El Nino, India menutup keran ekspor beras basmati untuk menjaga ketersediaan domestik, mendorong negara importir untuk mengganti pemasok mereka.
Tak hanya beras, El Nino juga menimbulkan hambatan pada panen di India dan Thailand, eksportir gula terbesar kedua dan ketiga di dunia.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan penurunan produksi gula global akan mencapai 2 persen pada musim 2023-2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Angka ini menandai penurunan sekitar 3,5 juta metrik ton, kata Fabio Palmeri, analis pasar komoditas global FAO.
Dengan musim kekeringan El Nino yang diprediksi masih akan bertahan hingga Februari 2024, harga-harga pangan global kini menjadi pantauan masyarakat luas.
Advertisement
Harga Beras Dunia
Melansir laman Indeks Pasar Agrikultur Bloomberg, Selasa (21/11/2023) harga beras mentah global kini berada di USD 17,36 per 100 pon, turun 0,23 persen. Sementara menurut Nasdaq, harga beras mentah dipatok USD 17,395.
Di Indonesia sendiri, harga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 Tahun 2023 sebesar Rp 10.900 per kilogram-Rp 11.800 per kilogram.
Kemudian untuk harga jagung naik 0,05 persen menjadi USD 487,75 per gantang, dan gandum USD 574,75 per gantang.
Kenaikan tertinggi terjadi pada gula hingga 1,40 persen menjadi USD 27,56 per kilo. Adapun harga pangan dari kacang kedelai yang naik 1,24 persen menjadi USD 448.80 per 1000 kilogram.