Liputan6.com, Surabaya - Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya selesai menggelar pertandingan Piala Dunia U-17 2023. Stadion berkapasitas 46.800 penonton itu mendapat kesempatan dipakai sebanyak empat hari pertandingan, tiga hari fase grup, dan satu hari babak 16 besar.
Stadion Gelora Bung Tomo menjadi saksi Timnas Indonesia U-17 di event akbar kelompok umur. Di stadion ini pula striker Garuda Muda Arkhan Kaka mencatatkan sejarah menjadi pemain Indonesia pertama yang mencetak gol di Piala Dunia U-17.
Sayangnya, Timnas Indonesia U-17 gagal lolos ke fase 16 besar usai finis dengan torehan 2 poin dari 3 laga di Grup A. Tentu hasil ini bukan rekor yang buruk, namun juga bukan hal yang baik, banyak pekerjaan rumah bagi federasi untuk membenahi sepak bola lokal agar bisa bersaing lebih baik lagi di kancah dunia.
Berikut ini fakta-fakta selesainya Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo:
Baca Juga
Advertisement
1. Aman, Tidak Ada Tindak Kriminal
Piala Dunia U-17 2023 di Surabaya dimulai dari Grup A yang dibuka pada 10 November 2023 lalu. Terakhir, babak 16 besar digelar pada 21 November dengan menggelar dua laga, yakni Mali kontra Meksiko dan Maroko melawan Iran.
Kepala Biro Operasional (Karo Ops) Polda Jatim Kombespol Puji Santosa mengatakan, seluruh agenda Piala Dunia U-17 2023 yang digelar di Surabaya berjalan lancar. Tak ada kejadian yang mengganggu.
"Perhelatan yang luar biasa Piala Dunia U-17 di GBT selama 12 hari, seluruhnya aman lancar. Tidak ada laporan apa pun. Tidak ada laporan tindak kriminal. Menurut kami pelaksanaan Piala Dunia di GBT berlangsung sukses dan aman," ujar Puji Santosa, Rabu (22/11/2023).
Untuk pengamanan Piala Dunia U-17, pihak kepolisian menyiapkan sekitar 350 personel anggota dari berbagai satuan kerja mendapat latihan khusus yang ditempatkan di area stadion selama hari pertandingan. Itu merupakan personel gabungan dari Brimob, reserse, hingga lalu lintas sebagai steward.
Selain di GBT, pengamanan juga diberlakukan di sejumlah venue latihan tim, misalnya Stadion Gelora 10 November 2023, Lapangan THOR, dan Lapangan A-C Kompleks Stadion GBT.
Pemkot Surabaya Ikut Turun Tangan
2. Pemkot Surabaya Ikut Turun Tangan
Gelaran Piala Dunia U-17 jadi hajatan bersama masyarakat Indonesia. Seluruh stakeholder bahu membahu demi melancarkan agenda tersebut. Untuk itu Pemkot Surabaya yang ikut membantu kelancaran lalu lintas dengan penyediaan shuttle bus. Penonton juga tetap tertib selama berada di stadion.
"Kesuksesan ini bukan hanya karena Polri, tapi juga berkat teman-teman wartawan, warga Surabaya, dan Pemkot Surabaya yang menyiapkan shuttle bus. Juga teman-teman dari TNI. Pengamanan kami lakukan mulai kedatangan di Bandara Juanda, kami kawal rute menuju hotel. Di hotel juga kami siapkan dan melakukan koordinasi security internal," beber Puji.
Pengamanan dilakukan hingga tanggal 22 November 2023. Atau sampai semua tim peserta meninggalkan Surabaya. Mereka juga telah mengawal tim Maroko dan Iran ke Bandara Juanda untuk kembali ke negaranya.
3. Layak Jadi Contoh Pengamanan Liga 1 dan 2 Indonesia
Puji mengatakan, pola pengamanan yang dijalankan selama Piala Dunia U-17 2023 dinilai sangat layak diterapkan untuk penyelenggaraan kompetisi Liga 1 dan 2.
Pengamanan ini dinilai membuat para peserta nyaman dan aman ketika beraktivitas di Surabaya. Untuk itu, Puji berniat merekomendasikan pola ini kepada LIB sebagai operator liga dan PSSI sebagai federasi agar diadopsi untuk pengamanan Liga 1 dan 2.
Penulis: Taufiq Syarifudin
Advertisement