5 Situs Budaya di Banda Neira Diusulkan Jadi Kawasan Cagar Budaya, dari Istana Mini hingga Rumah Pengasingan Bung Hatta

Situs budaya di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku akan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya kota lama Neira. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, Dody Wiranto.

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Nov 2023, 09:00 WIB
Rumah pengasingan Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir di Jalan Hatta, Desa Dwi Warna, Kecamatan Banda, Banda Neira, Maluku. (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Liputan6.com, Jakarta - Situs budaya di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku akan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya kota lama Neira. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, Dody Wiranto.

"Situs cagar budaya di Banda Neira cukup banyak sehingga pemerintah pusat melalui direktorat perlindungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyatakan layak ditetapkan menjadi kawasan dengan nama Kota Neira lama," katanya, Rabu, 22 November 2023, dikutip Antara.

Ia menjelaskan bahwa situs cagar budaya di Banda Neira, yakni Istana Mini Banda yang merupakan bekas kantor pemerintahan VOC di Banda Neira, rumah pengasingan Bung Hatta, Benteng Belgica, Benteng Nassau, dan rumah pengasingan dr. Cipto Mangunkusumo. Rencana penetapan menjadi kawasan cagar budaya akan dilakukan tahapan pemetaan secara geodentik.

Kawasan Cagar Budaya merupakan susunan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih, yang letaknya berdekatan, dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Rumah Pengasingan Hatta berada di samping penjara atau lapas Banda Neira.

Lokasi Rumah Pengasingan Bung Hatta juga tidak jauh dari Benteng Belgica dan Nassau sehingga masuk dalam satu kawasan cagar budaya. Rumah tersebut adalah tempat Mohammad Hatta menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik selama 6 tahun (1936 hingga 1942), bersama dengan tokoh nasional lain, Sutan Sjahrir. Dody menyebut BPK Wilayah XX telah bebenah tahap awal dengan memelihara cagar budaya Istana Mini Banda.

 

Istana Mini Banda Neira

Istana Mini Banda Neira (dok. kebudayaan.kemdikbud.go.id)

"Prosesnya revitalisasi sesuai jadwal akan rampung di bulan Desember 2023, untuk Istana Mini, bangunan UPTD pendidikan dan rumah Bung Hatta," lanjutnya.

Dikatakan Dody, seluruh upaya dilakukan agar bangunan Istana Mini terawat tingkat kerusakan tidak semakin tinggi. Hal tersebut dilakukan agar para wisatawan yang datang dapat melihat istana mini Banda sebagai situs sejarah yang harus dirawat dan dijaga.

Kompleks Istana Mini terdiri dari beberapa bangunan, sebut saja Istana Mini yang merupakan rumah dari Gubernur VOC. Ada pula dermaga sebagai tempat bersandar kapal-kapal dari tamu Gubernur VOC serta ada kantor Gubernur VOC.

Dikutip dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kamis, 23 November 2023, semua bangunan itu adalah bercorak Eropa, lantai menggunakan marmer, terakota, serta ada pula lantai yang berbahan batu alam. Bangunan istana mini terdiri dari enam ruangan yang salah satu ruangannya terdapat sebuah tulisan dari seorang bangsa Eropa yang diukir pada kaca jendela. Tulisan tersebut merupakan curahan hatinya sebelum memutuskan untuk bunuh diri.

 

Benteng Belgica

Benteng Belgica di Banda Neira. (Tangkapan Layar Kebudayaan Kemendikbud)

Dikutip BPKP Maluku, Minggu, 19 Maret 2023, Benteng Belgica adalah benteng VOC yang dibangun di atas sebuah bukit. Benteng ini berada di sebelah barat daya Pulau Neira dan terletak pada ketinggian 30 meter dari permukaan laut.

Wisatawan akan disuguhkan pemandangan mengagumkan di sekeliling saat berdiri di benteng. Benteng Belgica dibangun pada 1611 di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Bot.

Karena posisinya yang strategis, dari sini wisatawan dapat melihat ke segala penjuru pulau. Kala itu, keberadaan Benteng Belgica memudahkan VOC mengawasi kapal-kapal yang keluar masuk Banda.

Benteng Belgica dibangun dengan gaya bangunan persegi lima yang berada di atas bukit. Namun bila dilihat dari semua penjuru, hanya akan terlihat empat buah sisi.

Konstruksi benteng terdiri atas dua lapis bangunan dan untuk memasukinya, wisatawan harus menaiki anak tangga. Di bagian tengah benteng terdapat sebuah ruang terbuka luas untuk para tahanan.

Di tengah ruang terbuka, wisatawan bisa melihat dua buah sumur rahasia yang konon menghubungkan benteng dengan pelabuhan dan Benteng Nassau yang berada di tepi pantai. Menurut sejarah, benteng ini sebenarnya adalah salah satu benteng peninggalan Portugis yang awalnya berfungsi sebagai pusat pertahanan.

Pada masa penjajahan Belanda, Benteng Belgica beralih fungsi untuk memantau lalu lintas kapal dagang. Pada 1622 oleh JP Coen, benteng ini diperbesar.


Rumah Pengasingan Bung Hatta

Meja dan papan tulis yang digunakan Mohammad Hatta untuk mengajar anak-anak warga sekitar di dekat rumah pengasingan di Jalan Hatta, Desa Dwi Warna, Kecamatan Banda, Banda Neira, Maluku. (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Dikutip dari Kebudayaan Kemdikbud, Minggu, 19 Maret 2023, Rumah Hatta berada di samping penjara atau lapas Banda Naira, tidak jauh dari benteng Belgica dan Nassau. Rumah Hatta terdiri dari tiga bangunan yakni bangunan utama, bangunan belakang dan bangunan samping.

Semuanya menggunakan atap seng, bangunan utama atap bertipe perisai dan dua bangunan lain menggunakan tipe pelana. Plafon menggunakan papan kayu sedangkan lantainya menggunakan bahan terakota.

Bangunan utama terdiri dari lima ruangan dan dua teras, di depan dan di belakang. Di teras depan terdapat tangga masuk berbentuk seperempat lingkaran di samping kanan-kiri teras.

Berpagar menggunakan kayu dengan tinggi 90 cm. Terdapat pintu samping di sebelah kanan dari teras depan. Pada bangunan utama ini dulu digunakan oleh Bung Hatta untuk kegiatan sehari-hari seperti menemui tamu-tamu beliau, menulis, membaca buku, tidur, dan kegiatan lainnya.

Masih tersimpan tempat tidur, lemari dan meja yang dulu digunakan oleh Bung Hatta tidur selama pengasingan. Di ruang kerja terdapat mesin ketik sebagai sarana menumpahkan pikirannya dalam sebuah tulisan.

Di ruang makan juga terdapat lemari makanan yang digunakan untuk menyimpan makanan untuk Bung Hatta. Di ruang tamu terpajang foto-foto Bung Hatta dan beberapa furnitur seperti meja dan kursi. Di ruang tengah terdapat beberapa tabung gas, tabung tersebut dulu digunakan sebagai bahan bakar lampu sebagai penerangan.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya