Jarang Disadari, 4 Tanda Kekerasan Verbal yang Kerap Terjadi dalam Hubungan

Ada tanda-tanda Anda sebenarnya mengalami kekerasan verbal. Cek ciri-cirinya di sini.

oleh Bella Zoditama diperbarui 27 Nov 2023, 20:04 WIB
Ilustrasi hubungan merenggang, pasangan bertengkar. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Menjalani hubungan dengan orang lain, baik hubungan asmara, pekerjaan, ataupun pertemanan seharusnya menguntungkan dan saling membahagiakan, ya. Namun ada kalanya, kondisi ini tidak bisa ideal dilakukan, sebab ada pihak-pihak yang merasa sengsara karena hubungan tersebut.

Bahkan, tidak jarang yang mengalami kesehatan mental yang terganggu dan ingin mengakhiri semuanya. Kondisi ini sayangnya kerap dialami oleh para korban yang mengalami kekerasan verbal. Kekerasan verbal atau yang dikenal juga dengan emotional abuse, adalah serangkaian kata atau perilaku yang digunakan untuk memanipulasi, mengintimidasi, dan mempertahankan kekuasaan dan kendali atas seseorang.

Berbeda dengan kekerasan fisik, kekerasan verbal dapat dengan mudah diabaikan. Akan tetapi, ini bukan berarti tidak berbahaya. Dari Webmd, Kamis (23/11/2023), mengungkapkan bahwa kekerasan verbal dapat termasuk pada penghinaan, ejekan, silent treatment, mengisolasi, dan pengendalian. 

Emotional abuse dan kekerasan verbal juga mencakup kekerasan yang tidak ditujukan secara spesifik kepada orang lain. Namun bisa juga digunakan untuk mengintimidasi, seperti membanting pintu, melempar barang, menghancurkan barang, atau melukai hewan peliharaan.

Perilaku ini sama seriusnya dengan bentuk pelecehan lainnya dan dapat merusak harga diri dan kenyamanan Anda. Setiap hubungan berbeda, dan tanda-tanda kekerasan verbal mungkin tidak terlihat jelas dari awal suatu hubungan. Orang yang melakukan pelecehan verbal sering kali tampak sebagai pasangan yang ideal, dan perilaku tersebut mungkin muncul perlahan atau dimulai secara tiba-tiba.

Untuk itu, Anda perlu mengetahui beberapa tanda-tanda kekerasan verbal yang kerap tidak disadari.


Tanda-tanda Kekerasan Verbal

Ilustrasi bertengkar dengan pasangan. (Photo by RODNAE Productions/Pexels)

Emotional abuse dan kekerasan verbal bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan bisa datang dari pasangan, pengasuh, rekan kerja, orang tua, dan lainnya. Jika itu terjadi pada Anda, penting untuk diingat bahwa itu bukan salah Anda.

Tanda-tanda umum pelecehan emosional dan verbal mungkin termasuk:

1. Isolasi dan Kontrol

Menghapus kontak dengan orang lain adalah salah satu cara untuk melakukan kontrol.

Beberapa contohnya meliputi:

  • Mencegah Anda mengunjungi teman dan keluarga.
  • Mencoba menghentikan Anda pergi bekerja atau sekolah.
  • Mengontrol dengan siapa Anda menghabiskan waktu.
  • Cemburu pada hubungan dengan orang lain.
  • Memantau pesan Anda.
  • Melacak ponsel atau mobil Anda.
  • Menuntut kata sandi ke ponsel, email, atau media sosial Anda.
  • Mengontrol keuangan Anda.
  • Mengambil atau menyembunyikan kunci dan dompet Anda.
  • Mengontrol apa yang Anda makan dan kenakan.
  • Menghentikan Anda menemui dokter.

2. Penghinaan, Ancaman, dan Intimidasi

Ilustrasi Ekspresi Ketakutan Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Kekejaman dapat menciptakan ketakutan dan paksaan, yang memungkinkan pelaku kekerasan mempertahankan kekuasaan dan kendali mereka atas diri Anda.

Beberapa contohnya meliputi:

  • Meremehkan atau mempermalukan Anda, terutama di depan orang lain.
  • Menyebut nama Anda atau terus-menerus mengkritik.
  • Mengancam akan meninggalkan Anda.
  • Mengancam akan mengambil anak-anak atau hewan peliharaan Anda dari Anda.
  • Menyakiti hewan peliharaan di depan Anda untuk menghukum Anda.
  • Membanting pintu atau meninju dinding untuk menakuti Anda.
  • Merusak barang-barang Anda.
  • Mengemudi tidak menentu untuk menakut-nakuti Anda atau memaksakan kepatuhan.

Apakah Anda pernah mengalami beberapa yang sudah kami sebutkan di atas? Jika iya, mungkin Anda tanpa sadar juga sudah mengalami kekerasan verbal.


3. Gaslighting

Ilustrasi Tanda-tanda Gaslighting Credit: pexels.com/Barren

Gaslighting adalah jenis manipulasi yang membuat Anda mempertanyakan kewarasan, penilaian, dan ingatan Anda. Anda mungkin mulai tidak mempercayai diri sendiri dan merasa seperti kehilangan akal sehat.

Pelaku kekerasan mungkin:

  • Bersikeras Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak Anda lakukan.
  • Menyangkal suatu peristiwa terjadi.
  • Mempertanyakan ingatan Anda tentang fakta dan peristiwa.
  • Berpura-puralah tidak memahami Anda atau menolak mendengarkan Anda.
  • Menolak janji dan pernyataan mereka sebelumnya.

4. Memanipulasi emosi

Orang yang melakukan kekerasan secara emosional bisa menciptakan kekacauan.

Pelaku kekerasan mungkin:

  • Menuduh Anda selingkuh.
  • Menyalahkan Anda atas tindakan mereka jika mereka curang.
  • Menyalahkan Anda atas perilaku kasar mereka.
  • Menggunakan ketakutan dan keyakinan Anda untuk mengendalikan Anda atau situasi.
  • Memberi Anda silent treatment.
  • Berdebat terus-menerus.
  • Membuat pernyataan yang membingungkan dan kontradiktif.
  • Memiliki ledakan emosi yang tiba-tiba dan suasana hati yang drastis.
Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya