Polisi Tak Temukan Unsur Pidana dalam Kasus Kematian Anak Perwira TNI AU di Kawasan Halim

Dalam kasus kematian anak Perwira TNI AU tersebut, 24 orang saksi telah dimintai keterangan oleh penyelidik kepolisian. Sementara itu, APSIFOR turut melakukan wawacara terhadap 32 orang.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 23 Nov 2023, 15:36 WIB
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata menyampaikan hasil gelar perkara kasus kematian anak perwira menengah (pamen) TNI AU yang dilakukan bersama-sama penyidik gabungan. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menyatakan, penyebab kematian anak perwira menengah (pamen) TNI AU inisial CHR (16) dipastikan bukan akibat peristiwa pidana. Anak perwira TNI AU tersebut ditemukan tewas terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma pada Minggu 24 September 2023, pukul 19.42 WIB.

Demikian disampaikan Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata mengumumkan hasil gelar perkara yang dilakukan bersama-sama penyidik gabungan.

Ditegaskan, proses penyelidikan melibatkan interkolaborasi antardisiplin ilmu dengan melibatkan Puslabfor, terdiri dari Kimbiofor dan Fiskomfor, Psikologi Forensik dan Kedokteran Forensik dengan mengedepan metode scientific crime investigation.

"Kesimpulan, bahwa berdasarkan hasil gelar perkara pada hari Rabu tanggal 8 November 2023, maka terhadap laporan polisi nomor LP/A/31/IX/2023/SPKT Polsek Makassar/Polres Metro Jakarta Timur/PMJ tanggal 24 September 2023 tidak ditemukan adanya peristiwa pidana," kata Leonardus saat konferensi pers, Kamis (23/11/2023).

Dalam kasus ini, 24 orang saksi telah dimintai keterangan oleh penyelidik kepolisian. Sementara itu, APSIFOR turut melakukan wawacara terhadap 32 orang.

Leonardus menerangkan, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) menemukan adanya hambatan ataupun masalah di dalam berkomunikasi, interaksi sosial dalam berbagai konteks. Selain itu, ada beberapa stressor atau sumber stres.

"Sulit menyalurkan emosi negatif, termasuk frustasi dan kemarahan secara adaptif, berdampak pada kondisi psikologis subjek," ujar dia.

Leonardus mengatakan, hasil visum et repertum dan autopsi ditemukan sebab kematian. Adapun, Loenardus menyebut, ditemukan luka tusuk dan luka bakar.

"6 luka tusukan, 3 tusukan fatal di hati dan luka bakar di tubuh 91 persen. Saat korban terbakar dalam keadaan hidup sehingga terdapat jelaga pada tenggorokan," ujar dia.

Leonardus memaparkan hasil pemeriksaan tim Kimia Biologi Forensik. Dia menyebut, tidak ada bercak darah di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan tidak ditemukan jejak DNA atau deoxyribonucleic acid orang lain di lokasi kejadian di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma.

"Hasil dari fisik komputer forensik atau fiskomfor. Yang pertama, ditemukan adanya bahan bakar bensin di TKP. Yang kedua, tidak ada alat bakar lain selain bensin. Tiga, dari handphone milik korban belum ditemukan sesuatu yang ganjil," ujar dia.


Tulisan Terakhir Anak Perwira TNI AU, Sebelum Ditemukan Tewas Terbakar di Lanud Halim

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata bersama Dansatpom Lanud Halim Perdana Kusuma Letkol Pom Made Oka Darmayasa saat jumpa pers di Polres Metro Jakarta Timur, Selasa (26/9/2023). (Merdeka.com/ Bachtiarudin Alam)

Polisi menemukan beberapa kertas di dalam kamar CHR (16), anak perwira menengah (pamen) TNI AU yang ditemukan tewas terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma. Kertas berisi tulisan tentang perasaannya tentang sesuatu yang dipendam selama ini.

"Ada temuan juga terkait dengan barang milik korban. Adanya dua lembar kertas bergambar dan tulisan asli dari pada korban," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata kepada wartawan, Selasa (3/10/2023).

Leonardus menyampaikan, tulisan itu tidak terlalu jelas terbaca. Tetapi, secara garis besar korban menyampaikan, kegemaran bermain telepon seluler dan game.

"Sepertinya 'bermain handphone dan tablet dan komputer itu bagus'. Dia merasa dihargai di game tersebut daripada di kehidupan di galaksi ini, itu kata-katanya. Intinya tulisannya seperti itu, jadi dia merasa lebih nyaman merasa lebih dihargai pada saat dia main game," ujar dia.

Leonardus menyampaikan, korban lebih sering menghabiskan waktunya di game roblox, karena dia adalah seorang gamer dengan media sosialnya ialah Discord yang kemarin ditemukan juga ada status di sana.

Korban menuliskan 'Hi If You See This, Im Probably Already Dead'. Hal itu diketahui oleh teman sebayanya yang juga bermain game tersebut. Dia pun telah diperiksa sebagai saksi. Namun, temannya belum mendapat jawaban apapun terkait status itu.

"Jadi belum sempat temannya bertanya, ini sudah meninggal dunia. Jadi memang tempusnya sangat dekat antara menulis itu dengan kejadian ini," ujar dia.


Usut Kematian Anak Perwira TNI AU di Halim, Polisi Periksa PC hingga Laptop Korban

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Polisi melibatkan sejumlah ahli untuk mengusut kasus kematian CHR (16), anak perwira menengah (pamen) TNI AU yang ditemukan tewas terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Simarmata menerangkan, salah satunya tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri diterjunkan untuk membantu meneliti barang-barang pribadi milik korban CHR (16).

 "Hari ini juga kita mengirimkan handphone, personal computer atau PC dan juga tab, serta laptop korban untuk dilakukan pemeriksaan secara digital forensik ke Puslabfor Bareskrim Mabes Polri," kata Leonardus kepada wartawan, Rabu (27/9/2023).

Lebih lanjut, Leonardus menerangkan, pihaknya juga memeriksa rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi. Temuan awal ada 11 titik CCTV yang sudah diidentifikasi. Namun, kini bertambah 7 titik.

"Jadi total ada 18 CCTV," ujar dia.

Leonardus menyampaikan, tim penyidik kepolisian bersinergi dengan Satpom Lanud Halim Perdanakusuma berkomitmen mengungkap kasus secara profesional, dan transparan, dengan menggunakan metode scientific crime investigation.

Karena itu, selain Puslabfor polisi juga melibatkan tim dari Kimbiofor (kimia, biologi, dan forensik) untuk melakukan pengecekan dan mengolah TKP serta DNA di lokasi.

Terakhir, koordinasi dengan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk mengetahui motif.

"Jadi nanti akan kita sandingkan hasil penyelidikan kita, hasil temuan fakta dan bukti yang ada di lapangan dengan keterangan yang ada di ahli dari Puslabfor sehingga nanti singkron tidak ada pertentangan dari bukti-bukti yang didapat di lapangan," tandas dia

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya