Israel Klaim Tewaskan Komandan Senior Hamas Amar Abu Jalalah

Menurut Israel, Amar Abu Jalalah adalah agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang berhasil digagalkan IDF.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Nov 2023, 10:44 WIB
Perang antara Israel dan Hamas kali ini menjadi perseteruan paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Israel dan Palestina. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Liputan6.com, Gaza - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil membunuh komandan angkatan laut Hamas di Khan Younis, Jalur Gaza. IDF mengaku Amar Abu Jalalah tewas bersama dengan anggota angkatan laut Hamas lainnya.

"Jet tempur IDF, yang diarahkan oleh intelijen IDF dan ISA, berhasil melumpuhkan Amar Abu Jalalah, komandan angkatan laut Hamas di Khan Younis dan seorang agen tambahan di angkatan laut Hamas.

Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF," ungkap IDF via X alias Twitter.

Sementara itu, dalam perkembangan lainnya terkait perang Hamas Vs Israel, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan pertempuran melawan Hamas dengan intensitas setidaknya selama dua bulan lagi usai jeda sementara berakhir.

"Apa yang akan Anda lihat dalam beberapa hari mendatang adalah pembebasan sandera. Jeda ini akan singkat," tutur Gallant kepada pasukan unit operasi khusus Angkatan Laut Israel pada Kamis (23/11/2023), seperti dikutip Times of Israel.

Dia meminta agar selama gencatan senjata pasukannya bersiap melanjutkan perang.

"Akan ada kelanjutannya karena kita perlu melengkapi kemenangan dan menciptakan dorongan bagi kelompok sandera berikutnya, yang hanya akan kembali karena tekanan. Setidaknya diperkirakan akan terjadi pertempuran selama dua bulan lagi," ujarnya.


Gencatan Senjata Dimulai Hari Ini

Israel melancarkan serangan pertamanya ke Jalur Gaza pada bulan lalu untuk memusnahkan Hamas. Mereka menyisir setiap bangunan untuk mencari persembunyian Hamas. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Israel dan Hamas akan memulai gencatan senjata sementara selama empat hari pada Jumat (24/11) pukul 07.00, di mana kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel dibebaskan pada hari itu juga. Hal tersebut dikonfirmasi Qatar sebagai mediator.

"Gencatan senjata akan dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari, seperti dilansir Reuters.

"Bantuan tambahan akan mulai mengalir ke Gaza dan sandera pertama termasuk perempuan lanjut usia akan dibebaskan pada pukul 16.00 (hari yang sama), dengan jumlah total meningkat menjadi 50 selama empat hari."

Sejumlah tahanan Palestina, ungkap Al-Ansari, diperkirakan juga akan dibebaskan dari penjara Israel. Namun, belum jelas kapan waktunya pembebasan mereka.

"Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen," ujar Al-Ansari.

Sebelumnya, Kementerian Kehakiman Israel telah merilis nama 300 tahanan Palestina yang menurut mereka akan dibebaskan di bawah kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera ini.


Serangan Israel Tetap Berlangsung Jelang Gencatan Senjata

Sebelumnya, Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.200 orang di Israel serta membawa 240 orang sandera ke Jalur Gaza. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Menjelang gencatan senjata, pertempuran terus berlanjut pada Kamis dengan intensitas yang lebih besar dari biasanya, di mana jet-jet Israel menghantam lebih dari 300 sasaran dan tentara terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar kamp pengungsi Jabalia di utara Kota Gaza.

Kekhawatiran internasional terfokus pada nasib rumah sakit, terutama di utara Gaza, di mana semua fasilitas medis berhenti berfungsi sementara pasien, staf, dan pengungsi terjebak di dalamnya.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 27 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah yang berafiliasi dengan Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) di kamp pengungsi Jabalia.

Sementara itu, Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa puluhan orang tewas dalam serangan bom Israel di Nuseirat, Gaza tengah. Di antara mereka yang dilaporkan tewas di Nuseirat adalah seorang jurnalis foto, Mohammad Moin Ayyash, dan sejumlah anggota keluarganya.

INFOGRAFIS_Jalur Gaza terbagi atas lima kegubernura (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya