Analisis LinkedIn Ungkap Karyawan Apple yang Resign Banyak Pindah ke Google

Hasil analisis dari profil-profil LinkedIn milik karyawan teknologi mengungkap bahwa karyawan Apple yang resign ternyata banyak yang pindah ke Google.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Nov 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi: Logo Apple

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah analisis terkait profil LinkedIn mengungkap tren perpindahan karyawan di perusahaan-perusahaan teknologi.

Berdasarkan analisis LinkedIn, terungkap kalau Google jadi destinasi alias tujuan berlabuhnya mantan karyawan Apple yang sudah resign.

Mengutip Tech Times, Sabtu (25/11/2023), analisis ini dilakukan oleh Switch on Business. Di mana, studi ini berdasarkan profil-profil di LinkedIn yang terhubung dengan sejumlah perusahaan raksasa teknologi.

Pencarian komprehensif mengenai Google, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, IBM, Tesla, Oracle, Netflix, Nvidia, Salesforce, Adobe, Intel, dan Uber dilakukan dengan fokus untuk mengidentifikasi karyawan-karyawan di perusahaan ini dan afiliasi profesionalnya.

Rupanya, mereka yang baru bergabung dengan Apple sebagai karyawan, sebagian juga pernah bekerja di Intel, Microsoft, dan Amazon. Apalagi, akuisisi bisnis modem smartphone Intel pada 2019 memegang peran kunci dalam lanskap rekrutmen Apple.

Sementara untuk karyawan Apple yang mengundurkan diri, mereka paling banyak memilih pindah ke Google sebagai tujuan utama. Ini mengungguli pilihan lain seperti Amazon dan Meta.

Menurut 9to5Mac, adapun daftar tujuan kerja utama mantan karyawan Apple meliputi Google, Meta, Amazon, Microsoft, Tesla, Nvidia, Salesforce, Adobe, Intel, dan Oracle.


Apple Rekrut Sedikit Karyawan yang Dulunya Kerja di Perusahaan Teknologi

Para pekerja tengah memasang logo Apple di Moscone West pada 3 Juni (Foto: Mashable)

Sementara terkait rekrutmen Apple, temuan menarik survei ini menunjukkan bahwa Apple merekrut presentase tenaga kerja yang relatif kecil dari raksasa teknologi lain, yakni hanya sekitar 5,7 persen.

Ini berbeda dengan pesaing utama mereka seperti Meta (26,5 persen), Google (25,1 persen), dan Salesforce (20,7 persen).

Seiring dengan perkembangan teknologi yang lebih cepat, LinkedIn disebut juga beradaptasi dengan perubahan besar, terutama terkait AI atau kecerdasan buatan.

Pada awal bulan, situs jejaring sosial profesional ini juga meluncurkan fitur AI yang membantu pengguna meningkatkan keterlibatan dan penciptaan konten. Meski begitu, fitur tersebut hanya tersedia untuk pengguna Premium.

Langkah ini bagaimana pun jadi hal maju bagi perusahaan, dengan menyediakan tool AI yang bisa membantu pengguna terhubung dengan profesional lainnya.


Apple Setop Iklan di Twitter

Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan dengan yang lain menggunakan iPhone saat mereka menunggu bus mereka di halte bus yang menampilkan iklan iPhone di Beijing pada Minggu (30/10/2022). Para pekerja iPhone Apple Inc meninggalkan pabrik karena lokasinya berada dalam zona industri Kota Zhengzhou yang sedang diberlakukan lockdown setelah adanya 64 laporan kasus virus corona di kawasan tersebut. (AP Photo/Andy Wong)

Terlepas dari itu, sebelumnya Apple telah menghentikan semua iklannya di platform sosial X atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter,. Keputusan ini diambil setelah Elon Musk mengeluarkan pernyataan bernada anti semit yang dibuat oleh Elon Musk, seperti dikutip dari Axios via MacRumors, Minggu (19/11/2023). 

Sekadar informasi, Elon Musk diketahui telah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang bernada anti-semit. Selain itu, X juga dilaporkan telah menampilkan iklan Apple di samping konten yang bernada pro-Hitler. 

Untuk itu, Apple diketahui telah menyetop iklan yang beredar di platform tersebut. Sekadar informasi, usai akusisi X oleh Elon Musk, sejumlah pengiklan telah meninggalkan platform tersebut, tapi, Apple tetap menjadi salah satu mitra iklan terbesar di Twitter. 

Oleh sebab itu, pada Maret 2022, Elon mengucapkan terima kasih pada Apple atas dukungan mereka. Bahkan, ia tak segan menyebut perusahaan itu sebagai salah satu pengiklan terbesar Twitter.

 


Pernah Setop Iklan ke Twitter Tahun Lalu

Elon Musk meluncurkan logo "X" baru untuk menggantikan burung biru Twitter yang terkenal saat ia membuat ulang platform media sosial yang dibelinya dengan harga $44 miliar tahun lalu. (AP Photo/Haven Daley)

Hanya tak lama setelah itu, Apple sempat menghentikan iklannya di Twitter pada November 2022, setelah Musk mengkritik dan mengklaim Apple mengancam akan menghapus Twitter dari App Store. 

Kendati demikian, perselisihan tersebut akhirnya mereda setelah pertemuan antara Musk dan CEO Apple Tim Cook di Apple Park pada akhir tahun tersebut.

Meski dilaporkan sudah menyetop iklannya di X atau Twitter, belum diketahui apakah Apple akan melanjutkan keputusan ini di masa mendatang. 

Sekadar diketahui, Tim Cook memang pernah menyatakan, kalau Apple secara terus-menerus mengevaluasi keputusan untuk beriklan di jejaring sosial ini.

Selain Apple, perusahaan lain juga menarik iklan dari Twitter adalah IBM. Pada saat yang sama, Gedung Putih juga mengutuk komentar kontroversial Elon Musk, dan beberapa karyawan X mengaku mendapatkan panggilan dari perusahaan lain yang kecewa dengan sikap Musk. 

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya