Liputan6.com, Jakarta Rieke Diah Pitaloka telah menyelesaikan disertasinya yang berjudul "Kekerasan Simbolik Negara: Kebijakan Rekolonialisasi" dan mengubahnya menjadi sebuah buku. Proses penggarapan disertasi ini berlangsung selama dua tahun delapan bulan, ditandai dengan tantangan berat di tengah pandemi.
Dalam perjumpaan dengan wartawan di Auditorium Komunikasi Universitas Indonesia, Rieke Diah Pitaloka berbagi perjalanan yang panjang dan penuh tantangan dalam menyelesaikan studi S3-nya.
Advertisement
"Saya kuliah selama 2 tahun 8 bulan, dan alhamdulillah hari ini saya ingin berterima kasih kepada semua yang selalu memberikan dukungan dan doa, akhirnya saya bisa meluncurkan dan menerbitkan buku ini," ungkap Rieke Diah Pitaloka.
Tidak Mudah
Proses penyelesaian disertasinya tidaklah mudah, karena dilakukan sambil bekerja dan merawat anak, terlebih lagi di tengah situasi pandemi COVID-19. Menyelesaikan disertasi menjadi buku adalah sebuah pencapaian yang penting bagi Rieke untuk bisa berbagi wawasan kepada banyak orang.
"Studi ini bukan hanya soal mendapatkan gelar, tapi saya ingin agar dapat menginspirasi orang lain," ujar Rieke.
Advertisement
Kesulitan
Rieke Diah Pitaloka juga menceritakan betapa sulitnya proses penerbitan buku ini, terutama terkait dengan tata letak (layout) yang memerlukan perhatian khusus agar pesan dalam buku tersebut dapat tersampaikan dengan jelas.
"Pembuatan buku ini agak sulit karena harus ada lipatan (peta) yang harus jelas agar pesan yang ingin disampaikan juga dapat dipahami dengan baik," jelasnya.
Penundaan
Proses peluncuran buku ini mengalami beberapa penundaan karena Rieke sempat merasa kurang yakin dan percaya diri.
"Saya sempat ragu apakah waktu untuk meluncurkan buku ini tepat, apakah buku ini penting atau tidak, namun akhirnya ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi yang memberikan urgensi terkait kekerasan simbolik dalam hukum konstitusi negara," tambahnya.
Namun, dengan dukungan dari keluarga, Rieke akhirnya memutuskan untuk meluncurkan buku ini. Sebagai informasi, Rieke Diah Pitaloka telah meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada 25 Mei 2022.
Baca Juga
Advertisement