5 Jenis Kentut, Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan Seseorang

Kentut atau gas adalah bagian normal dari pencernaan. Dan bonusnya, jenis dan durasinya dapat memberikan wawasan tentang apa yang terjadi dengan kesehatan seseorang.

oleh Marisa Atalia Insara diperbarui 10 Des 2023, 17:59 WIB
Dari Kentut tidak berbau hingga kentut super bau, berikut ini 5 jenis kentut yang bisa menunjukkan kondisi kesehatan tertentu (Sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ada beberapa jenis kentut atau buang angin yang jarang diketahui, seperti yang tidak bersuara, berbau busuk, hingga bertubi-tubi. 

Seseorang tidak perlu khawatir, karena gas adalah bagian normal dari pencernaan. Lalu, jenis dan durasinya dapat memberikan informasi tentang apa yang terjadi dengan kesehatan seseorang. 

Berikut ini beberapa jenis kentut yang bisa menunjukkan kondisi kesehatan seperti dikutip dari Shape pada Jumat, (24/11/2023).

1. Kentut Tanpa Aroma

Kebanyakan kentut tidak berbau dan biasanya disebabkan oleh udara yang tertelan, kata Samantha Nazareth, M.D., ahli gastroenterologi bersertifikat ganda di New York. 

Hal-hal seperti menghabiskan makan siang, menyeruput minuman berkarbonasi, dan mengunyah permen karet semuanya bisa menjadi faktor penyebabnya. 

Apa yang tidak keluar dalam bentuk sendawa akan melewati saluran pencernaan dan keluar melalui saluran pencernaan lainnya. 

Meskipun hal ini jelas merupakan hal yang normal dan bukan masalah besar bagi kesehatan, seseorang dapat mengurangi pengeluaran gas dengan makan perlahan dengan menelan secara terkontrol dan menghindari minuman berkarbonasi, permen pelega tenggorokan, dan permen karet, saran Will Bulsiewicz, M.D., ahli gastroenterologi bersertifikat di Mount Pleasant, Carolina Selatan.

2. Kentut di Tengah Makan

Tidak ada hal yang lebih tidak nyaman daripada gas yang mencoba untuk keluar saat seseorang baru saja makan dua suap. Tapi jangan khawatir, bagian dalam tubuh tidak bereaksi terhadap pilihan makanan. 

Dokter menyebutnya refleks gastrokolik, dan ini adalah cara tubuh menggerakkan segala sesuatunya. 

“Saat makanan masuk ke lambung, biasanya lambung akan menggerakkan usus besar agar bisa memberi ruang bagi makanan yang masuk oleh karena itu kentut bisa terjadi,” kata Bulsiewicz. 

 


3. Kentut yang Panas dan Membakar

Ilustrasi Diare Credit: freepik.com

Jika seseorang mengalami kentut yang terasa panas, kemungkinan besar penyebabnya karena makanan pedas. 

“Jika makanan yang dikonsumsi membakar mulut, bisa juga membakar anus seseorang,” kata Nazareth. 

Hal ini berkat reseptor tertentu di tubuh kita yang mengenali capsaicin (senyawa berapi yang ditemukan dalam cabai) sebagai panas. 

Diare juga dapat mengiritasi anus dan menyebabkan rasa terbakar, kata Bulsiewicz. 

Seseorang dapat menghindari hal ini dengan secara bertahap meningkatkan asupan serat, misalnya dengan menambahkan satu porsi setiap beberapa hari atau lebih untuk memberi waktu pada tubuh untuk menyesuaikan diri, katanya.

 


4. Kentut yang Datang Bertubi-tubi

Ilustrasi kentut (Foto: Pixabay/Darko Djurin)

Jika seseorang mengalami semburan gas saat mengeluarkan gas selama berjam-jam, itu berarti tubuh sangat menyukai atau sangat tidak menyukai makanan yang baru saja dimakan. 

Kumpulan kentut yang tidak berbau, misalnya, dapat disebabkan oleh konsumsi makanan nabati seperti kacang-kacangan, lentil, asparagus, pisang hijau, dan lain-lain. 

“Inulin, serat larut yang ditemukan dalam makanan ini, sangat menghasilkan gas,” kata Bulsiewicz. Tapi ini juga merupakan prebiotik, yang memberi makan bakteri sehat di usus.

Sebaliknya, kumpulan kentut yang lebih berbau bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki intoleransi makanan yang paling umum adalah laktosa (produk susu) dan gluten (gandum)

Di mana tubuh seseorang kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tersebut dengan baik. 

 


5. Kentut Superbau

Ilustrasi Kentut (sumber: freepik)

Ketika bakteri usus rusak, hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan menyebabkan kentut berbau busuk, kata Bulsiewicz. 

Prebiotik dan probiotik dapat membantu menetralisir bakteri jahat dan bau busuk. 

Jika gas terus-menerus berbau busuk dan seseorang mengalami gejala tambahan seperti penurunan berat badan, kembung, mual, kelelahan, atau pendarahan, segera temui dokter. 

“Ini bisa menandakan malabsorpsi, yang ditemukan pada penyakit seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, atau pertumbuhan bakteri yang berlebihan di usus kecil,” kata Nazareth.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya