Unika Atma Jaya Kukuhkan Djoko Setyanto sebagai Guru Besar Baru, Kupas Industri Manufaktur Material Komposit Polimer

Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan Djoko Setyanto sebagai guru besar bidang Ilmu Mekanika Material dari Fakultas Teknik, pada Jumat (24/11/2023).

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2023, 19:36 WIB
Djoko Setyanto dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Mekanika Material dari Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, pada Jumat (24/11/2023). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan Djoko Setyanto sebagai guru besar bidang Ilmu Mekanika Material dari Fakultas Teknik, pada Jumat (24/11/2023).

Prosesi pengukuhan dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko dan dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya Aloisius Agus Nugroho.

“Apa yang dikembangan Profesor Djoko Setyanto bersama dengan Fakultas Teknik diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan peran industri manufaktur menjadi penting kembali,” ungkap Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko.

Dengan ini, secara resmi Unika Atma Jaya menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 28 Guru Besar tetap. Diharapkan dapat menjadi penyemangat dosen-dosen tetap lainnya di Unika Atma Jaya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan berjuang untuk menjadi Guru Besar.

Djoko Setyanto dalam orasi  ilmiahnya yang berjudul "Industri Manufaktur Material Komposit Polimer di Indonesia Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri" menyatakan, industri manufaktur komposit polimer khususnya komposit GFRP di Indonesia kian penting seiring dengan perkembangan konstruksi di Indonesia.

"Ini menunjukan kemajuan dan pencapaian bangsa dalam inovasi, keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi. Industri Manufaktur Material Komposit Polimer di Indonesia wajib menjadi tuan rumah di negara sendiri, industri nasional memiliki kelebihan dibandingkan pelaku industri dari mancanegara," jelasnya.

Kemampuan memberikan layanan dunia mesin dengan kecepatan penyediaan material, dan perawatan yang cepat dan akurat sesuai karakteristik kebutuhan lokal menjadi satu kelebihan yang dimiliki pelaku industri nasional. Selain itu juga kemampuan untuk proaktif dengan menawarkan produk-produk baru tanpa harus menunggu permintaan dari pengguna menjadi kelebihan yang ditawarkan.

Perguruan Tinggi berperan nyata untuk membantu industri manufaktur komposit nasional agar mampu mengatasi tantangan-tantangannya dan sekaligus mampu memanfaatkan peluang pasar,” ungkapnya.

 


Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri

Menyadari peran penting pendidikan dalam membentuk masa depan industri manufaktur material komposit polimer, Djoko menyatakan, kolaborasi secara aktif harus dilakukan dengan universitas sebagai pusat penelitian untuk mendorong inovasi, pengembangan keterampilan, dan praktik berkelanjutan.

"Kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi mendorong inisiatif penelitian kolaboratif. Melalui kerja sama yang erat dengan dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi, industri manufaktur mendapatkan akses terhadap teknologi mutakhir dan kemajuan ilmu pengetahuan,"

Dengan adanya kolaborasi perguruan tinggi dan industri, kurikulum yang ada di Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya menjadi lebih adaptif untuk memastikan bahwa program pendidikan tinggi selaras dengan kebutuhan industri.

Upaya kolaboratif ini memastikan bahwa lulusan dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkontribusi secara efektif pada sektor manufaktur komposit polimer saat memasuki dunia kerja.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya