IHSG Kembali Sentuh Level Psikologis 7.000 pada 20-24 November 2023, Ini Penyebabnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,4 persen ke posisi 7.009 pada 20-24 November 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Nov 2023, 07:00 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 20-24 November 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 20-24 November 2023. Analis menilai kenaikan IHSG didorong sejumlah sentimen global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/11/2023), IHSG kembali ke level psikologis 7.000 pada pekan ini. IHSG naik 0,46 persen dari level 6.977,66 ke posisi 7.009,63.

Kapitalisasi pasar saham menguat 0,17 persen menjadi Rp 11.050 triliun dari Rp 11.040 triliun pada pekan lalu. Pada pekan ini, peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham sebesar 29,18 persen menjadi 21,88 miliar saham dari 16,94 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian saham pekan ini melonjak 10,89 persen menjadi Rp 9,57 triliun dari pekan lalu Rp 8,63 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham naik 4,35 persen menjadi 1.123.494 kali transaksi dari 1.076.690 pada pekan lalu. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 943,48 miliar pada Jumat,24 November 2023. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 1,24 triliun. Namun, pada 2023, investor asing menjual saham Rp 14,24 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, melandainya imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun. Kedua, optimisme investor akan era suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang sudah mencapai puncaknya. Ketiga, suku bunga Bank Indonesia (BI) yang juga masih cenderung tetap.

"Keempat, namun investor masih mencermati akan perkembangan kondisi geopolitik di Timur Tengah,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, IHSG akan menguat terbatas. IHSG akan berada di level support 6.946 dan level resistance 7.050.


Pencatatan Obligasi

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selama sepekan, terdapat pencatatan 3 obligasi dan 1 sukuk di BEI, yakni Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III 2023, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2023, Obligasi USD Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap II Tahun 2023, dan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap I Tahun 2023.

Obligasi Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2023 dicatatkan di BEI pada Rabu, 22 November 2023 dengan nilai Rp 1,18 triliun dengan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idA+ (Single A Plus).

Pada hari yang sama, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2023 dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp 395,2 miliar dengan hasil pemeringkatan dari Pefindo adalah idA+(sy) (Single A Plus Syariah).

Pada Kamis, 23 November 2023, obligasi USD Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap II Tahun 2023 resmi dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nilai USD 3,93 juta yang mendapatkan hasil pemeringkatan dari Pefindo dan PT Kredit Rating Indonesia (KRI) masing-masing adalah idA+ (Single A Plus) dan irAA (Double A). Ketiga emisi tersebut diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dengan wali amanat PT Bank KB Bukopin Tbk.


Emisi Obligasi

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Masih pada Kamis, 23 November 2023, Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap I Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) resmi dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nilai Rp 157,82 miliar dan hasil pemeringkatan dari Pefindo adalah idA (Single A). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat obligasi ini.

 Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2023 adalah 104 emisi dari 56 emiten senilai Rp113,29 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 539 emisi dari 127 emiten dengan outstanding Rp458,22 triliun dan USD72,987 juta.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp2,84 triliun.


Penutupan IHSG pada 24 November 2023

Level penutupan ini sekaligus menandakan posisi penutupan tertinggi sepanjang 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (24/11/2023). Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas.

Berdasarkan data RTI, IHSG naik tipis 0,08 persen ke posisi 7.009,63. Indeks LQ45 mendaki 0,15 persen ke posisi 924,86. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.049,54 dan terendah 7.000,09. Sebanyak 245 saham menguat dan 276 saham melemah. 231 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.306.714 kali dengan volume perdagangan 27,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,4 triliun.

Transaksi saham yang signifikan itu seiring ada transaksi saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang mencapai Rp 3,7 triliun di pasar negosiasi. Di pasar negosiasi, saham MBMA ditransaksikan empat kali dengan volume perdagangan 58.857.398 saham. Saham MBMA turun 8,7 persen ke posisi Rp 630 per saham.

Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.562. Mayoritas sektor saham bervariasi. Sektor saham infrastruktur merosot 2,82 persen, dan catat sektor saham yang alami koreksi terbesar.

Sektor saham energi turun 0,03 persen, sektor saham industri turun 0,10 persen, sektor saham nonsiklikal melemah 0,58 persen, dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,89 persen serta sektor saham properti susut 0,35 persen.

Sementara itu, sektor saham basic naik 0,32 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,96 persen, sektor saham keuangan menguat 0,87 persen, sektor saham teknologi bertambah 2,01 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,29 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya