Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong Un merayakan era baru kekuatan angkasa luar bersama keluarganya termasuk putrinya Ju Ae dan para ilmuwan yang menempatkan satelit mata-mata pertama Korea Utara ke orbit.
Peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 yang dilakukan pada Selasa (21/11/2023) adalah upaya ketiga setelah kegagalan pada Mei dan Agustus tahun ini.
Advertisement
Gambar yang dirilis Korea Utara menunjukkan Kim Jong Un memuji ilmuwan dan pekerja program angkasa luar di Badan Teknologi Dirgantara Nasional (Nata) sambil ditemani Ju Ae.
Mengenakan pakaian khasnya, Kim Jong Un yang menyeringai melambai ke arah para pekerja berseragam, yang semuanya tampak antusias menyemangati dirinya dan Ju Ae.
Media pemerintah merilis gambar Kim Jong Un menikmati resepsi bersama para pekerja Nata, pejabat tinggi militer dan politik, putrinya, dan istrinya, Ri Sol Ju.
Anggota keluarga Kim Jong Un dan peserta resepsi lainnya disebut mengenakan kaus senada bertuliskan "Nata".
"Seluruh peserta bersorak antusias dan mengucapkan terima kasih kepada bapak hebat yang memastikan peluncuran sukses," ungkap kantor berita Korea Utara, KCNA, seperti dikutip The Guardian.
"Kim Jong Un menunjukkan kecintaan seorang ayah terhadap para ilmuwan angkasa luar."
Hak untuk Membela Diri
Menurut KCNA, saat mengunjungi badan antariksa nasional, Kim Jong Un mengatakan bahwa peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 merupakan pelaksanaan penuh hak Korea Utara untuk membela diri
"Satelit mata-mata tersebut akan membantu melindungi Korea Utara dari gerakan berbahaya dan agresif dari kekuatan musuh," kata Kim Jong Un, seraya menambahkan bahwa satelit tersebut telah memelopori era baru kekuatan angkasa luar.
Korea Selatan mengonfirmasi peluncuran satelit mata-mata Korea Utara berhasil, namun mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan apakah satelit tersebut berfungsi seperti yang diklaim oleh Korea Utara.
Advertisement
Tingkatkan Kemampuan Intelijen Korea Utara
Setelah peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 pada Selasa, Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian militer tahun 2018 dengan Korea Utara dan mengerahkan aset pengawasan dan pengintaian ke perbatasan.
Korea Utara menanggapinya dengan menyebut tindakan Korea Selatan sembrono dan mengatakan pihaknya juga akan menangguhkan perjanjian tersebut secara penuh, serta menambahkan bahwa pihaknya tidak akan pernah terikat lagi dengan perjanjian tersebut.
Para ahli mengatakan menempatkan satelit mata-mata ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korea Utara, khususnya di Korea Selatan, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer.