Antrean Solar Mengular di SPBU Banyuwangi, Pertamina Pastikan Tidak Ada Kelangkaan dan Stok Aman

Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mendapatkan bahan bakar jenis solar di Banyuwangi terjadi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 25 Nov 2023, 23:51 WIB
Antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM jenis solar di SPBU Jalan Gajah Mada mengular hingga ke jalan raya (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi Antrean panjang kendaraan terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mendapatkan bahan bakar solar di Banyuwangi.

Seperti di SPBU Jalan Gajah Mada, antrean kendaraan truk mengular hingga ke jalan raya sejak kemarin. Antrean serupa juga terjadi di SPBU Karangente dan SPBU Sukowidi. Diduga kelangkaan BBM jenis solar menjadi penyebabnya.

Menurut Salah satu petugas SPBU jalan Gajah Mada Jefri, antrean kendaraan untuk membeli BBM jenis solar sering terjadi setiap tahunnya. Sebab mendekati akhir tahun sering terjadi kelangkaan.

“Biasa mas, menjelang akhir tahun ya seperti ini antrean kendaraan membeli soar  meningkat,”ujarnya Sabtu (25/11/2023).

Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufiq Kurniawan mengatakan, tidak ada kekosongan stok untuk BBM jenis solar.

Kata dia, di seluruh SPBU di Banyuwangi. Dari 16 SPBU di Banyuwangi, hanya ada  satu saja SPBU yang mendekati critical stock. Sedangkan  untuk SPBU lainya masih dalam kondisi aman.

“Tidak ada kekosongan dan tidak mungkin kosong karena hingga saat ini penyalurannya lancar. Apalagi stok solar sangat melimpah karena posisi Banyuwangi dekat dengan depo Pertamina Tanjungwangi,” kata Taufiq.

Sedangkan untuk antrean panjang di sejumlah SPBU, kata Taufiq, diperkirakan terjadi akibat SPBU melakukan penghematan penyaluran solar bersubsidi. Masing- masing SPBU sudah memiliki batas kuota harian, sehingga penggunaanyapun harus disesuaikan.

Terlebih lagi menjelang akhir tahun, biasanya terjadi peningkatan  jumlah konsumsi BBM  dari kendaraan logistik.  Baik itu dari proyek pemerintah maupun  dari aktivitas swasta yang mengejar target produksi di akhir tahun.

“Karena ini BBM subsidi tidak bisa dikonsusmsi seenaknya. SPBU harus menyesuaikan kuota. Rata-rata satu hari sekitar 5 kiloliter. Kalau melebihi kuota maka SPBU yang bersangkutan disuruh membayar dengan harga nonsubsidi,” papar Taufiq.

Tauifiq meminta masyarakt tidak khawatir SPBU kehabisan solar, karena masih ada produk sejenis seperti Pertamina Dex dan dexlite.

“Mungkin berbeda hitunganya untuk pelaku industri dan logistik memikirkan  selisih harga. Maunya di isi BBM Susbsidi. Sedangkan produk sejenis masih tersedia,” tuturnya.


Pemerintah Diminta Ajukan Penambahan Kuota

Petugas SPBU melayani pengendara mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Battery Swapping Station SPBU Pertamina, MT. Haryono, Jakarta, Senin (7/11/2022). Sejak pemerintah resmi menaikkan harga BBM mulai dari pertalite, solar dan pertamax, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebagai alternatif kendaraan kembali ramai dibicarakan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Taufiq menyarankan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bisa mengajukan  penambahan  kuota seperti yang sudah  dilakukan beberapa kabupaten  lainya di Jawa Timur. Seperti  Kabupaten Kediri,  Pacitan, Nganjuk, Ponorogo dan sejumlah kabupaten lainya di wilayah Pantura.

“Kami sudah sampaikan ke Asisten perekonomian pemkab Banyuwangi agar bisa mendapatkan kuota dengan jumlah yang lebih baik lagi,”pungkasnya

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya