Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Senin (27/11/2023). Hal ini seiring investor menanti data ekonomi utama dari negara besar termasuk China, sementara inflasi jasa Jepang melonjak ke level tertinggi dalam 45 bulan.
Dikutip dari CNBC, data menunjukkan Japan’s service PPP naik 2,3 persen pada Oktober ke level tertinggi sejak Januari 2020 dan lebih tinggi dari angka bulan sebelumnya sebesar 2 persen.
Advertisement
China akan merilis aktivitas pabrik resmi pada November pada Kamis, 30 November 2023. Sedangkan survei Caixin pada perdagangan Jumat pekan ini.
Australia akan merilis inflasi Oktober 2023 pada Rabu pekan ini yang akan memberikan petunjuk mengenai langkah kebijakan bank sentral. Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) India pada tiga bulan yang berakhir September akan dirilis pada Kamis pekan ini.
Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,07 persen. Indeks Nikkei 225 menguat 0,34 persen. Indeks acuan tersebut sentuh level tertinggi dalam 33 tahun di posisi 33.753,33. Indeks Topix bertambah 0,22 persen.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,16 persen pada pembukaan perdagangan. Indeks Kosdaq melemah 0,34 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.670, lebih tinggi dari penutupan perdagangan terakhir di kisaran 17.559,42.
Di wall street, tiga indeks acuan bergerak bervariasi di tengah perdagangan yang singkat. Indeks Dow Jones menguat 0,06 persen. Indeks Nasdaq susut 0,11 persen. Saham ritel menguat pada Black Friday. Saham Walmart dan Target bertambah 0,9 persen dan 0,74 persen. Sedangkan saham Amazon naik 0,02 persen.
Bursa Saham Asia pada 24 November 2023
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (24/11/2023). Namun, penguatan IHSG menjadi terbatas.
Berdasarkan data RTI, IHSG naik tipis 0,08 persen ke posisi 7.009,63. Indeks LQ45 mendaki 0,15 persen ke posisi 924,86. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.049,54 dan terendah 7.000,09. Sebanyak 245 saham menguat dan 276 saham melemah. 231 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.306.714 kali dengan volume perdagangan 27,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,4 triliun.
Transaksi saham yang signifikan itu seiring ada transaksi saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang mencapai Rp 3,7 triliun di pasar negosiasi. Di pasar negosiasi, saham MBMA ditransaksikan empat kali dengan volume perdagangan 58.857.398 saham. Saham MBMA turun 8,7 persen ke posisi Rp 630 per saham.
Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.562. Mayoritas sektor saham bervariasi. Sektor saham infrastruktur merosot 2,82 persen, dan catat sektor saham yang alami koreksi terbesar.
Sektor saham energi turun 0,03 persen, sektor saham industri turun 0,10 persen, sektor saham nonsiklikal melemah 0,58 persen, dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,89 persen serta sektor saham properti susut 0,35 persen.
Sementara itu, sektor saham basic naik 0,32 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,96 persen, sektor saham keuangan menguat 0,87 persen, sektor saham teknologi bertambah 2,01 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,29 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 24 November 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 24 November 2023. Indeks saham acuan Dow Jones menguat dalam empat minggu berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (25/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 117,12 poin atau 0,33 persen menjadi 35.390,15. Indeks S&P 500 mendaki 0,06 persen ke posisi 4.559,34. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,11 persen ke posisi 14.250,85.
Saham ritel sedikit naik saat Black Friday dimulai. Saham Walmart dan Target masing-masing naik 0,9 persen dan 0,74 persen. Saham Amazon menguat tipis 0,02 persen.
“Kami perkirakan tren trafik belanja mendatar pada Black Friday ini karena konsumen yang sadar anggaran mundur dan memprioritaskan hadiah untuk orang lain dibandingkan untuk diri sendiri,” tulis Analis Ritel TD Cowen, Oliver Chen.
Selama sepekan, indeks Dow Jones menguat 1,27 persen. Indeks S&P 500 mendaki 1 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,89 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat dalam empat minggu berturut-turut dan terpanjang bagi dua indeks saham acuan sejak Juni. Indeks Dow Jones belum mencatatkan pergerakan mingguan selama ini sejak April 2023.
Pergerakan wall street terjadi ketika imbal hasil obligasi mencapai posisi terendah dalam beberapa bulan di tengah harapan inflasi akan mereda dan the Federal Reserve (the Fed) mungkin akan menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi naik 6 basis poin menjadi 4,476 persen pada Jumat pekan ini.
Pada perdagangan Rabu, 22 November 2023, wall street melonjak setelah imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun ke level yang belum pernah terlihat sejak September 2023
Gerak Saham di Wall Street
“Ekspektasi pasar terhadap volatilitas suku bunga terus menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pasar pada akhirnya akan menerima suku bunga 4-5 persen adalah tingkat yang tepat paada 2024 yang dapat ditangani pasar saham,” ujar Chief Investment Horizon Investments Scott Ladner.
Wall street ditutup pada jam 1 siang waktu setempat.
Saham Nvdia melemah 1,7 persen. Menurut sumber Reuters, Nvidia memberikan informasi kepada klien di China kalau akan menunda hingga 2024 pembuatan chip kecerdasan buatan baru untuk mematuhi pembatasan ekspor AS. Saham Fiskermelonjak 5 persen. Pada Rabu, perseroan mengumumkan ajukan laporan triwulan yang tertunda. Selain itu, perseroan juga umumkan perubahan pada tim keuangannya.
Saham First Solar turun 3 persen, sedangkan saham SolarEdge susut 1 persen. InvescoSolar ETF susut lebih dari 1 persen, seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menguat. Saham energi terbarukan telah merosot pada kuartal ini karena suku bunga lebih tinggi telah meningkatkan pembiayaan proyek.
Advertisement