Cegah Konten Menyesatkan, Google Batasi Kontribusi Pengguna di Maps

Google mengevaluasi masukan dan ulasan pengguna di Maps, sekaligus membatasi kontribusi pengguna untuk mencegah pengiriman konten yang melanggar kebijakannya.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 30 Nov 2023, 11:00 WIB
Immersive View diluncurkan bulan Februari lalu. (Pexels/Cottonbro Studio)

Liputan6.com, Jakarta - Google Maps telah menerima beberapa pembaruan besar bulan ini, seperti tampilan immersive untuk rute, fitur AI baru dan perombakan visual yang menghadirkan palet warna baru ke dalam aplikasi.

Kendati demikian, aplikasi Google Maps ternyata tidak kebal terhadap ulasan palsu dan konten yang menyesatkan. Seperti diketahui, Maps telah menerima banyak pembaruan untuk membantu pengguna memeriksa informasi suatu tempat. 

Berkaitan dengan persoalan ini, Google menerapkan beberapa upaya untuk mencegah pengiriman konten yang melanggar kebijakannya.

Baru-baru ini, dalam postingan blog yang dibagikan pada hari Rabu, Google mengungkapkan, mereka memantau pola yang tidak biasa dalam konten kontribusi pengguna.

Mulai dari lonjakan ulasan bintang satu untuk suatu perusahaan dan laporan pencegahan penyalahgunaan, seperti dikutip dari Gadgets 360, Rabu (29/11/2023).

Untuk itu, Google telah memeriksa ulasan yang melanggar kebijakan dan menyelidiki akun yang meninggalkan ulasan tersebut.

Google juga berupaya melindungi tempat dan perusahaan menjelang momen-momen sensitif seperti pemilu untuk mengantisipasi peningkatan konten yang tidak terkait dan tidak bermanfaat di Maps

Perusahaan mengatakan pihaknya membatasi kemampuan kontributor untuk mengedit nomor telepon, alamat, dan informasi lainnya untuk mencegah konten yang menyesatkan.

Selain itu, Google juga telah menerapkan perlindungan jangka panjang terhadap kontribusi pengguna yang tidak membantu dan merugikan. Misalnya, ulasan negatif terhadap tempat-tempat seperti kantor polisi dan penjara yang ada di aplikasi peta tersebut. 

“Seperangkat kerangka kerja membantu kami mengevaluasi seberapa bermanfaat masukan pengguna untuk jenis tempat ini. Dan berdasarkan hasilnya, kami dapat menerapkan pembatasan mulai dari membatasi kontribusi hingga memblokir jenis konten tertentu hingga memblokir konten kontribusi secara keseluruhan,” kata Google.

Jika kontribusi pengguna dibatasi, kontributor kemungkinan akan mendapatkan notifikasi. Namun, pengguna tetap dapat mencari informasi suatu tempat atau perusahaan, seperti nomor telepon, alamat, dan situs web.


Fitur Immersive View pada Google Maps

Ilustrasi Google Maps. Kredit: Deepanker Verma from Pixabay

Sebelumnya, Google Maps telah memperkenalkan fitur barunya yang disebut Immersive View. 

Dengan fitur baru ini, pengguna memiliki cara baru untuk menjelajahi lokasi, memperluas tampilan udara fotorealistik yang sudah ada dari lokasi dan landmark populer dengan jalan layang kontekstual waktu dan cuaca di wilayah tertentu.

Fitur ini menggabungkan pemandangan kota dan landmark-nya, saran tempat untuk dipelajari atau dikunjungi, dan pemandangan bagian dalam bangunan.

Bahkan, pengguna juga dapat melihat alternatif pemandangan area tertentu, seperti malam hari, saat cuaca buruk, atau saat kondisi buruk.

Dengan mengaktifkan fitur ini, pengguna juga dapat mengatur waktu untuk melihat seperti apa suatu area seiring berjalannya hari dan cuaca. 

Dilansir Pocket-lint, Senin (4/9/2023), Immersive View dibuat dengan teknik AI dan visi komputer canggih untuk membuat model 3D dari miliaran Street View dan gambar udara.

Sayangnya, proses peluncuran ini masih dilakukan secara bertahap, sehingga belum semua area tersedia dalam fitur ini.


Google Maps Juga Uji Coba Pin yang Didesain Ulang

Ilustrasi Google Maps yang dituntut karena sebabkan Pria di Amerika meninggal. (Pixabay/PhotoMIX-Company)

Setelah meluncurkan Immersive View, aplikasi navigasi dari Google ini juga melakukan uji coba pada pin yang didesain ulang untuk tempat yang disimpan.

Dikutip dari Android Police, Google Maps menguji ikon lingkaran baru, menggantikan ikon berbentuk pin konvensional untuk tempat yang disimpan.

Di Google Maps kamu dapat menyimpan tempat menarik dalam daftar khusus, misalnya pada daftar tempat yang ingin dikunjungi, favorit, berlabel, atau tempat berbintang. Google Maps memberikan pin pada masing-masing tempat dengan warna pin yang sesuai dengan daftar.

Kini, Google telah menguji coba ikon melingkar untuk menggantikan ikon berbentuk pin. Bentuknya berbeda dengan pin Google Maps untuk rumah sakit, taman, restoran, dan tempat-tempat  umum lainnya. Sehingga ikon dengan bentuk lingkaran ini akan mudah dikenali.


Google Bakal Matikan Aplikasi Calendar di HP Android Lawas Versi Nougat 7.1

Google Calendar. Dok: wired.com

Terlepas dari itu, kabarnya, Google tengah bersiap untuk menyuntik mati aplikasi Google Calendar buat perangkat yang masih memakai sistem operasi Android Nougat 7.1 atau yang lebih lama.

Perubahan ini diketahui AssembleDebug dari TheSpAndroid, yang menemukan penanda di versi terbaru aplikasi Calendar (v 2023.46.0-581792699-release) yang disebut "UnsupportedOperatingSystem__enabled."

Dikutip dari Phone Arena, Senin (26/11/2023), penanda ini digunakan untuk menampilkan pesan kepada pengguna yang perangkatnya menjalankan sistem operasi yang tidak didukung.

Pesan khusus yang ditemukan dalam penanda ini memberitahu pengguna bahwa mereka harus memperbarui perangkatnya ke Android Oreo alias Android 8.0 atau yang lebih tinggi, apabila ingin terus memakai aplikasi Google Calendar.

Masalah keamanan diperkirakan jadi alasan penghentian dukungan Google Calendar untuk versi Android lawas, karena perangkat yang menjalankan OS lawas lebih rentan terhadap peretasan dan kehilangan data.

Google memang belum mengumumkan secara resmi tentang penghentian dukungan aplikasi Google Calendar di Android Nougat. Namun kabar ini tampaknya mengisyaratkan bahwa pengguna sistem operasi lawas ini, harus mulai memperbarui perangkat mereka.

Infografis Tekno Google Twitter (liputan6/desi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya