Studi: Vitamin C Cegah Kanker Paru-paru, Asal Dikonsumsi dalam Bentuk Makanan Bukan Suplemen

Vitamin C Cegah Kanker Paru-paru? Ini Kata Ahi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Nov 2023, 13:41 WIB
Vitamin C dalam Makanan Bisa Cegah Kanker Paru-paru, Suplemen Tidak (Sumber: Pixabay)

 

 

Liputan6.com, Jakarta - Hasil penelitian mengungkap bahwa vitamin C dapat menurunkan risiko terkena kanker paru-paru. Dengan syarat harus diperoleh dari makanan (real food), bukan dalam bentuk suplemen sekalipun suplemen nutrisi.

Hal ini diungkap seorang profesor di National Cancer Center Graduate School of Cancer, Myung Seung Kwon pada Senin, 27 November 2023.

Myung, mengatakan, ini dikonfirmasi sebagai hasil meta-analisis dari 20 studi Kohort yang diterbitkan di dalam jurnal akademik internasional dari tahun 1992 hingga 2018.

Dalam penelitian terkait vitamin C menurunkan risiko kanker paru-paru, seorang mahasiswa dari Sekolah Pascasarjana Pusat Kanker Internasional di Vietnam bernama Dung V Tran, berpartisipasi sebagai penulis pertama.

Sedangkan Myung yang juga seorang dekan dan spesialis kedokteran keluarga bertindak sebagai penulis yang menyempurnakan penelitian tersebut.

Penelitian ini telah diterbitkan secara daring di Oncology Letters pada 10 November 2023. Ketika melakukan meta-analisis, Myung mensintesis hasil 20 studi Kohort yang akhirnya dipilih melalui literatur database medis utama, PubMed, dan EMBASE.

Hasilnya, mengonsumsi vitamin C melalui makanan atau suplemen tidak dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru.

Namun, memperoleh vitamin C dari makanan dapat menurunkan risiko terkena kanker paru-paru sebesar 18 persen. Sedangkan jika dikonsumsi dalam bentuk suplemen, tidak memberikan pengaruh apa-apa.

"Berdasarkan studi epidemiologi yang mengamati manusia yang telah dipublikasikan di seluruh dunia selama beberapa dekade, diketahui bahwa mengonsumsi cukup buah dan sayuran mengurangi kejadian kanker dan penyakit kardiovaskular sekitar 30 persen," kata Myung dikutip dari situs MT Korea melalui Naver pada Senin, 27 November 2023.

 


Buah dan Sayuran Tinggi Vitamin C Kaya Antioksidan Bagus Cegah Kanker

Vitamin C dalam Makanan Bisa Cegah Kanker Paru-paru, Suplemen Tidak (Sumber: Pixabay)

Lebih lanjut Myung, mengatakan,"Salah satu alasannya adalah buah dan sayur kaya akan antioksidan yang menghambat spesies oksigen reaktif penyebab kanker."

Dijelaskannya bahwa vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang kuat. Dengan mengonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran yang kaya vitamin C, dapat mencegah berbagai jenis kanker.

"Secara khusus diketahui dapat mengurangi kejadian kanker paru-paru yang di beberapa negara menjadi penyebab utama kematian akibat kanker," katanya.

"Namun, efektivitas pencegahan kanker paru-paru berbeda tergantung pada apakah vitamin C dikonsumsi bersama makanan atau sebagai suplemen. Jadi, kami melakukan meta-analisis yang menyatukan studi Kohort guna menentukan apakah ada perbedaan tergantung pada sumber vitamin C," ujar Myung menjelaskan latar belakang penelitian.

 


Soal Vitamin C Cegah Kanker Paru-Paru

Vitamin C dalam Makanan Bisa Cegah Kanker Paru-paru, Suplemen Tidak (dok. Pixel2013/ Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Menurut Myung, ada beberapa hipotesis mengapa ada perbedaan terjadinya kanker paru-paru bergantung pada apakah vitamin C dikonsumsi dalam bentuk makanan atau suplemen.

"Jika melalui makanan, tidak hanya vitamin C saja yang didapat. Meski efek pencegahan kanker dapat diamati jika antioksidan dan nutrisi lain dikonsumsi secara bersamaan, dan efek ini tidak terlihat dari suplemen vitamin C," katanya.

Hal lainnya adalah spesies oksigen reaktif menyebabkan kanker dan penyakit kardiovaskular, tapi sebaliknya memiliki fungsi positif dalam menghilangkan mikroorganisme dan zat asing.

Namun, asupan antioksidan seperti vitamin C dalam jangka panjang justru dapat meningkatkan pertahanan dan kekebalan tubuh yang berfungsi melawan zat asing. 

"Berhenti merokok sangatlah penting untuk mencegah kanker paru-paru, dan dianjurkan untuk mengonsumsi antioksidan seperti vitamin C dan berbagai nutrisi dalam bentuk makanan, bukan suplemen," kata Myung.

Dia lalu menambahkan,"Selain itu, vitamin, omega-3, asam lemak, bakteri asam laktat, kalsium, dan glukosamin juga direkomendasikan."

Menurut meta-analisis yang mengumpulkan uji klinis dan uji klinis terbaru, kata Myung, hanya ada sedikit atau tidak ada bukti bahwa makanan fungsional kesehatan bermanfaat bagi kesehatan, dan ada kemungkinan bahwa makanan tersebut benar-benar berbahaya.

"Daripada membuang-buang waktu dan uang, sebaiknya cegah kanker dan jaga kesehatan melalui kebiasaan gaya hidup yang benar, seperti makan makanan yang seimbang, dan menjaga berat badan ideal melalui olahraga teratur," Myung menegaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya