4 Fakta Gunung Anak Krakatau Meletus Empat Kali hingga Terdengar Suara Dentuman

Gunung Anak Krakatau tak hanya satu kali mengalami erupsi. Sepanjang hari Minggu kemarin tercatat ada empat kali letusan terjadi dengan ketinggian semburan bervariasi.

oleh Rahma Vania Indriani Putri diperbarui 27 Nov 2023, 21:45 WIB
Gunung Anak Krakatau. (dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung menunjukkan aktivitas vulkanik, pada Minggu kemarin, 26 November 2023. Ada pun lontaran abu vulkanik dilaporkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)mencapai 450 meter di atas permukaan laut.

Pascaerupsi terjadi, kini masyarakat diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer," kata Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, Sabtu, 26 November dilansir Antara.

Untuk diketahui, Gunung Anak Krakatau tak hanya satu kali mengalami erupsi. Sepanjang hari Minggu kemarin tercatat ada empat kali letusan terjadi dengan ketinggian semburan bervariasi. Bahkan suara dentuman terdengar saat letusan GAK mencapai tinggi 1 kilometer dari atas puncak gunung.

Dan pada hari ini, Selasa (27/11/32020), erupsi kembali terjadi. Kali ini, tinggi kolom abu teramati sekitar 657 meter di atas permukaan laut.

Berikut sederet fakta meletusnya Gunung Anak Krakatau hingga terdengar suara dentuman dihimpun dari Liputan6.com

 

 


1.4 Kali Letusan Terjadi di Puncak Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau, Jumat pagi (12/5/2023), kembali menyemburkan abu vulkanik. (Liputan6.com/ Dok. PVMBG)

Sepanjang Minggu, 26 November 2023, Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali meletus sebanyak empat kali dan terdengar suara dentuman. Ketinggian semburan abu vulkaniknya bervariasi, mulai dari 400 meter hingga 1.000 meter dari atas puncak.

Mengutip Magma Indonesia, aplikasi resmi PVMBG, Kementerian ESDM, yang disusun kemudian diunggah oleh Anggi Nuryo Saputro, petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau, letusan pertama terjadi pukul 12.28 WIB, dengan ketinggian 450 meter dari atas puncak.

Asap abu vulkanik berwarna kelabu pekat membumbung tinggi mengarah ke Timur Laut. Erupsi itu terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 50mm dengan amplitudo dan berlangsung sekitar 32 detik.

Letusan Gunung Anak Krakatau yang kedua terjadi pukul 19.48 WIB, dengan ketinggian semburan mencapai 400 meter. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang, condong ke arah barat laut. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan berlangsung selama 22 detik.

Erupsi Gunung Anak Krakatau ketiga kalinya terjadi pukul 20.54 WIB, dengan ketinggian semburan abu vulkaniknya mencapai 800 meter dari atas puncak.

Dalam laporannya menuliskan bahwa kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong kearah barat laut. Erupsi itu terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 70mm selama 34 detik.

Ada pun letusan keempat terjadi pada pukul 21.08 WIB dengan ketinggian 1.000 mete. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 78 mm selama 45 detik. 


2. Suara Dentuman Terdengar Saat Gunung Anak Krakatau Meletus 4 Kali

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Banten. (Liputan6.com. Yandhi Deslatama)

Berdasarkan laporan yang disusun oleh Anggi Nuryo Saputro, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah barat laut saat letusan keempat terjadi.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 78mm selama 45 detik dan terdengar suara dentuman.

Saat ini Gunung Anak Krakatau (GAK) berada di Level III atau Siaga, dengan rekomendasi masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif. Masyarakat diminta selalu perbarui informasi dari sumber terpercaya dan tidak mudah termakan informasi yang menyesatkan.


3. Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Senin (27/11/2023) Pagi

Letusan Gunung Anak Krakatau jelang libur Nataru. (Minggu, 27/11/2023). (Potongan layar aplikasi Magma Indonesia).

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi, Senin (27/11/2023) pagi, sekitar pukul 09.32 WIB. Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Andi Suardi menyebutkan, tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak atau sekitar 1.657 meter di atas permukaan laut.

 "Telah terjadi kembali erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Senin, 27 November 2023, pukul 09.32 WIB. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 1.500 meter di atas puncak 1.657 meter di atas permukaan laut," kata Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Andi Suardi. 

Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 1 menit 37 detik.

Ia mengatakan pemukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.

Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer," katanya.


4. Gunung Anak Krakatau Berada pada Level Siaga

Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami erupsi, Selasa (25/10/2022). (Liputan6.com/ Ist/ PVMBG)

Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer. 

Melihat kondisinya saat ini nelayan, pendaki gunung, diminta untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakakatu dengan radius lima kilometer. Hal ini sebelumnya diungkap Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Andi Suardi.

Infografis Skenario Mitigasi Letusan Gunung Merapi. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya