Liputan6.com, Jakarta - Sebagai muslim kita memahami bahwasanya Al-Qur’an menjelaskan tentang hubungan Tuhan dengan hamba-Nya yang mengatur bagaimana cara dalam beribadah. Selain itu, juga menyimpan banyak kisah yang sarat akan pembelajaran.
Salah satu kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an adalah tentang Bani Israil yang sekaligus menunjukkan tentang karakter buruk dalam diri mereka. Diceritakan bahwa Nabi Musa diutus oleh Allah SWT untuk membantu membebaskan kaum Bani Israil yang diperlakukan kejam oleh Fir'aun serta menuntut mereka agar bertauhid.
Namun setelah lepas, mereka justru tidak bersyukur bahkan menyekutukan Allah SWT dan tidak mendengarkan apa yang diserukan oleh Nabi Musa AS. Akhirnya mereka pun kembali membuat patung sapi dan menyembahnya.
Baca Juga
Advertisement
Melalui beberapa kisah yang diceritakan, hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi memiliki sifat yang buruk. Begitu juga ketika ada rahib Yahudi yang memberi pertanyaan kepada Rasulullah SAW dan bisa dijawab dengan baik.
Apa yang terjadi dan apa yang mereka lakukan? Berikut kisah selengkapnya sebagaimana dirangkum dari laman dream.co.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
Jawaban Rasulullah atas Pertanyaan Rahib Yahudi
Suatu hari para rahib Yahudi memberikan beberapa pertanyaan kepada Rasulullah SAW. Jika pertanyaan itu bisa dijawab oleh beliau, maka mereka akan mengikuti Rasulullah dan membenarkan beliau.
Pertanyaan pertama yang diajukan oleh rahib Yahudi kepada Rasulullah SAW adalah:
"Jelaskan kepada kami bagaimana bayi itu menyerupai ibunya, padahal sperma berasal dari ayahnya!"
Rasulullah SAW menjawab:
"Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israil, apakah kalian tahu bahwa air sperma laki-laki itu putih dan kental, sedang air ovum wanita itu kuning dan encer. Mana di antara keduanya yang dominan, maka kemiripan akan terjadi padanya."
Rahib itu menjawab, "Ya Allah, itu betul."
Lalu, pertanyaan kedua:
"Terangkan kepada kami, bagaimana tidurmu?"
Rasulullah SAW menjawab:
"Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israil, bukankah kalian tahu bahwa tidurku seperti yang kalian duga bahwa mataku tidak tidur, sedang hatiku terjaga (tidak tidur)."
Rahib itu menjawab, "Ya Allah, itu betul."
Rasulullah SAW bersabda,
"Begitu juga tidurku, mataku tidur, namun hatiku tidak tidur."
Advertisement
Jawaban Rasulullah atas Pertanyaan Rahib Yahudi
Lalu, pertanyaan ketiga:
"Jelaskan kepada kamu apa saja yang diharamkan Israel atas dirinya!"
Rasulullah SAW menjawab:
"Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israil, apakah kalian tahu bahwa tadinya makanan dan minuman yang paling disukai Israel adalah daging unta dan susunya? Kemudian ketika beliau sakit, maka Allah menyembuhkannya, kemudian ia mengharamkan atas dirinya makanan dan minuman yang paling disukainya sebagai bentuk syukurnya kepada Allah. Beliau mengharamkan atas dirinya daging unta dan susu unta."
Rahib itu menjawab, "Ya Allah, itu betul."
Lalu, pertanyaan keempat:
"Jelaskan kepada kami tentang ruh!"
Rasulullah SAW menjawab:
"Aku bersumpah dengan Allah dan dengan hari-hari-Nya di Bani Israil, apakah kalian tahu bahwa Jibril datang kepadaku?"
Rahib itu menjawab:
"Ya Allah, itu betul. Tapi hai Muhammad, kami memusuhinya. Ia malaikat, namun ia bersikap kasar, dan menumpahkan darah. Jika ia tidak begitu, kami pasti mengikutimu."
Karakter Orang Yahudi
Melalui kisah antara rahib Yahudi dan Rasulullah SAW, Allah SWT pun menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang karakter orang-orang Yahudi.
"Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman." (QS. Al-Baqarah: 100)
Melalui ayat di atas, menurut tafsir Al-Muyassar menjelaskan tentang buruknya kondisi Bani Israil dalam pelanggaran-pelanggaran mereka pada perjanjian-perjanjian.
Tiap mengadakan perjanjian, mereka melempar dan melanggarnya.
"Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah)." (QS. Al-Baqarah: 101)
Menurut tafsir Al-Muyasaar menjelaskan, saat Rasulullah SAW datang kepada mereka dan membawa Al-Qur'an yang selaras dengan kandungan Taurat, mereka melemparkan kitab Allah SWT.
Kemudian meletakkannya di belakang punggung mereka. Kelakuan mereka seperti orang-orang jahil.
Advertisement