Banyak Potensi Gas Belum Digarap, HCML Bakal Minta Perpanjangan Kontrak

HCML sudah memiliki fasilitas pendukung dari beberapa lapangan yang sudah ada. Misalnya, Floating Storage Production and Offloading (FPSO), Mobile Offshore Production Unit (MOPU) dan Floating Production Unit (FPU).

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Nov 2023, 10:00 WIB
VP Operations Husky CNOOC Madura Limited (HCML) Perkasa Sinagabariang ditemui di Gas Metering Station Pasuruan, Senin (27/11/2023). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Jawa Timur digadang masih menyimpan banyak potensi gas untuk dikembangkan. Meluhat peluang itu, Husky CNOOC Madura Limited (HCML) berencana untuk mengajukan perpanjangan kontrak.

Itu merujuk pada Productiom Sharing Contract (PSC) atau Kontrak Bagi Hasil Blok Madura Strait yang pengajuannya dilakukan tahun depan. Dengan demikian, peluang eksplorasi bisa lebih terbuka. Diketahui, kontrak PSC Madura Strait sendiri akan habis 2032.

"Kita akan melakukan eksplorasi dari potensi-potensi yang belum dikembangkan. Saat ini sudah beberapa potensi lapangan namun belum sempat dibor," kata VP Operations HCML Perkasa Sinagabariang ditemui di Gas Metering Station Pasuruan, ditulis Selasa (28/11/2023).

Terkait potensi, Perkasa bilang, pengembangan gas ke depan akan semakin baik. Mengingat pula ada tambahan ketersediaan fasilitas pipa dari Kangean ke Gresik.

Menurutnya, ini bisa memudahkan rencana pemanfaatan gas hasil produksi perusahaan. Pada saat yang sama, biaya yang diperlukan pun bisa lebih sedikit.

Tak cuma itu, HCML sendiri sudah memiliki fasilitas pendukung dari beberapa lapangan yang sudah ada. Misalnya, Floating Storage Production and Offloading (FPSO), Mobile Offshore Production Unit (MOPU) dan Floating Production Unit (FPU).

Potensi Besar

 Lebih lanjut, Perkasa mengatakan ada potensi penambahan cadangan dari Blok Madura Strait yang cukup besar. Catatannya ada peningkatan antara 0,5-1 triliun cubic feet (tcf) dari cadangan saat ini sebesar 2 tcf.

"Kalau angka optimisnya mungkin total mencapai 3 tcf. Akan disampaikan triwulan I 2024," imbuh Perkasa.

Hanya saja, Perkasa belum berbicara banyak mengenai besaran investasi yang disiapkan dalam rangka rencana perpanjangan kontrak tadi. Tapi dipastikannya, cadangan gas nantinya bakal semakin banyak.

Produksi gas HCML saat ini berhasil mencapai 270 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang dilakukan sejak 2017 lalu. Ada rencana perusahaan untuk bisa meningkatkan ke angka 300 MMSCFD.

 


Lapangan Gas Siap Produksi

Ilustrasi Foto Gas Bumi (iStockphoto)

 

Sebelumnya, Produksi gas dari Lapangan MAC di Selat Madura akan segera terwujud dengan diawali proses kegiatan peresmian Mobile Offshore Production Unit (MOPU) yang berjalan sesuai rencana.

Konversi MOPU itu sendiri dilakukan oleh Konsorsium PT Duta Marine dan PT Pakarti Tirtoagung di ASL Yard, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Ini merupakan MOPU pertama di Indonesia yang di konversi di dalam negeri.

HCML adalah salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dibawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Potensi produksi Lapangan MAC diketahui sebesar 50 MMSCFD.

Dalam bekerja, HCML berpegang kuat pada komitmen terhadap etika, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup. "Dengan adanya kegiatan peresmian MOPU MAC ini, kami berharap visi itu semakin nyata," kata Senior Manager Engineering & Drilling HCML, Jonny Pasaribu.

HCML menanamkan investasi untuk memaksimalkan produksi gas dalam jangka waktu lima sampai tujuh tahun. "Kami mengupayakan pengembangan Lapangan MAC yang diperkirakan on stream pada Q2 2023 sebagai bagian dari upaya kami memberikan sumbangsih kepada NKRI," kata Jonny.

 


Kegiatan Awal

Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Kegiatan peresmian ini merupakan proses awal melepas MOPU ke laut. Ini sebagai tanda peresmian bahwa proses persiapannya di galangan sudah selesai, dan akan dibawa berlayar ke titik instalasinya di Selat Madura. Diharapkan, ini dapat meningkatkan produksi gas, karena saat ini kebutuhan gas di Indonesia semakin besar seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk Lapangan MAC ini, HCML sudah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan industri pupuk di Gresik dan para pembeli gas lainnya. "Nantinya lifting gas ini akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan Industri di Jawa Timur," tutur Jonny.

HCML telah berpengalaman memproduksi gas dan minyak kondensat dari empat sumur di Blok Selat Madura sejak 2017. HCML saat ini menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan gas di Jawa Timur dengan menyumbang sekitar 30 persen pasokan gas.

HCML juga memiliki pengalaman sebagai perusahaan yang mengelola Lapangan BD sebagai fasilitas lepas pantai pertama di Asia yang menghasilkan belerang cair dan melakukan pembongkaran belerang cair, setelah melakukan pemuatan sulfur cair untuk pertama kali pada 2017.

10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya