Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan berhasil memboyong penghargaan dalam ajang penganugerahan Annual Report Award (ARA) 2022.
Kegiatan ARA bertujuan untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip governansi korporat perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui keterbukaan informasi dan praktik-praktik governansi, yang dilakukan melalui penilaian terhadap laporan tahunan perusahaan dan pemberian rekomendasi perbaikan terhadap seluruh peserta ARA.
Advertisement
Adapun penilaian dilakukan terhadap keterbukaan informasi laporan tahunan yang sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku dan disajikan secara relevan dan wajar.
Kegiatan ARA 2022 terselenggara berkat kerjasama dari 7 instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian BUMN, Direktorat Jenderal Pajak-Kementerian Keuangan, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governansi serta Ikatan Akuntan Indonesia.
"Kriteria ARA disusun dengan mengakomodir semua ketentuan atau standar dan best practices di bidang corporate governance dan akuntansi serta selalu di-update untuk menyelaraskan dengan perkembangan yang ada," kata Ketua Panitia Pengarah ARA 2022 Mardiasmo, dikutip Selasa (28/11/2023).
ARA 2022 menggunakan kriteria yang telah selaras dengan SE OJK 16/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan, termasuk lampiran SE OJK 16/2021 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Laporan Berkelanjutan, yang mengacu pada SE OJK 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan, dan mengakomodir Pedoman Umum Governansi Korporat Indonesia (PUGKI) 2021, serta ASEAN CG Scorecard.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, penyelengaraan ARA bukan hanya ajang pengharagan, melainkan wujud nyata komitmen terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas di sektor jasa keuangan.
"ARA menghargai dibidang laporan keuangan dan tata kelola perusahaan. Dengan adanya ARA dan new ARA kita bisa berkiprah di ASEAN bisa masuk ke company yang masuk ke dalam companies ASEAN," kata Inarno.
Menurut ia, ARA tidak hanya memaparkan kinerja finansial tapi konstribusi ESG. Dengan ini, ARA membantu menetapkan standar industri yang lebih tinggi sehingga mendorong perusahana melampaui kepatuhan minimal yang memberikan dampak jangka panjang bagi pemangku kepentingan.
Daftar Pemenang ARA 2022
Berikut ini merupakan daftar pemenang ARA 2022:
Lampiran Berita Acara Penetapan Pemenang ARA 2022: Daftar Pemenang ARA 2022
Juara Umum : PT Bank CIMB Niaga Tbk
Go Publik Keuangan
Juara 1 : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Juara 2 : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Juara 3 : PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB)
Go Publik Non Keuangan
Juara 1 : PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Juara 2 : PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Juara 3 : PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT)
Non Go Publik Keuangan
Pemenang : PT Jasa Raharja
Non Go Publik Non Keuangan
Juara 1 : PLN Indonesia Power
Juara 2 : PT Pupuk Kalimantan Timur
Juara 3 : PT PLN Nusantara Power
BUMN Keuangan
Juara 1 : PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
Juara 2 : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
BUMN Non Keuangan
Juara 1 : PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
Juara 2 : PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Juara 3 : PT Pupuk Indonesia
BUMD Keuangan
Pemenang : PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)
Non BUMN/Non BUMD Keuangan
Juara 1 : PT BANK MANDIRI TASPEN
Juara 2 : PT Bank Maybank Indonesia Tbk
Juara 3 : PT Bank Permata Tbk
Non BUMN/Non BUMD Non Keuangan
Juara 1 : PT IPC TERMINAL PETIKEMAS
Juara 2 : PT Cikarang Listrindo Tbk
Advertisement
BEI Gencar Lakukan Edukasi, Investor Saham Tumbuh Tangguh
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, saat ini jumlah investor saham mencapai lebih dari 11,9 juta single investor identity (SID).
Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, pencapaian tersebut merupakan hasil kegiatan edukasi yang gencar dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan di pasar modal.
"Kami berharap dengan semakin mudahnya masyarakat luar untuk mengakses informasi terkini pada kinerja perusahaan tercatat akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap investasi di pasar modal Indonesia,” kata Iman dalam pembukaan Public Expose Live 2023, Senin (27/11/2023).
Dengan demikian, ia berharap, hal tersebut dapat meningkatkan likuiditas dan juga jumlah investor di pasar modal.
Dalam kesempatan yang sama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, jumlah emiten baru sampai dengan November 2023 mengalami pertumbuhan menjadi sekitar 70-an perusahaan yang tercatat di BEI. Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan 2022.
"Namun secara total tahun 2023 ini kemungkinan akan terjadi sedikit penurunan dari 2022 di mana sampai hari ini total nilai emisi baru Rp 226 triliun dibandingkan tahun lalu Rp 267 triliun,” kata Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady.
Ia pun berharap agar nilai emisi bisa akhir tahun ini melebihi Rp 226 triliun dalam sebulan terakhir. Sehingga, BEI bisa mencatatkan penambahan nilai emisi hingga akhir 2023.
BEI Bidik 2 Juta Investor Baru Pasar Modal pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024.
Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta.
Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023.
"Untuk Rata rata nilai transaksi harian (RNTH) kita punya target 12,25 triliun pada 2024,” kata Iman dalam acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan, 17 November 2023.
Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang mengungkapkan jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal mencapai 11,96 juta SID per 15 November 2023.
Ini merupakan pertumbuhan 16 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, Imelda menjelaskan untuk investor saham dan surat berharga lainnya 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara Year to Date (ytd).
"Sedangkan untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen,” ungkap Imelda
Sedangkan untuk pertumbuhan aset Imelda menjelaskan nilai aset di C-Best sentuh RP 7.857 triliun atau bertumbuh 16,97 persen dengan jumlah efek C-Best yang bertambah menjadi 2.806 efek.
Adapun untuk aset reksa dana, Asset Under Management (AUM) alami penurunan 1,13 persen ytd menjadi Rp 788 triliun. Jumlah produk S Invest juga mengalami penurunan sebesar 5,72 persen menjadi 2.276.
Advertisement