Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) tetap kokoh mempertahankan dominasinya di industri bahan bangunan Indonesia hingga akhir kuartal III 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio Semen Indonesia Andriano Hosny Panangian mengatakan, Perseroan terus memperkuat inovasi untuk menghasilkan produk bahan bangunan bermutu, layanan berkualitas, serta menciptakan peluang-peluang baru untuk meningkatkan daya saing, mencapai efisiensi dan operasional berkelanjutan, serta meningkatkan profitabilitas Perusahaan.
Advertisement
Di tengah kondisi persaingan pasar yang ketat sebagai akibat dari kelebihan kapasitas produksi semen, pengembangan diversifikasi produk dan layanan menjadi sebuah keharusan untuk menjajaki peluang-peluang bisnis baru yang berkontribusi pada kinerja positif dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
"Kami fokus pengembangan pasar dan diversifikasi pasar. Kami ada strategi untuk menghadirkan produk-produk yang secara lanskap industri dibutuhkan seperti IKN dan lain-lain, yang beberapa geografis membutuhkan spesifikasi semen khusus,” kata Hosny dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023).
Menurut ia, untuk mencapai visi menjadi penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional, SIG terus meningkatkan kapabilitas untuk mempertahankan kepemimpinan pasar. Baik itu dalam pelaksanaan kegiatan operasional, pengelolaan harga dan pasar, hingga manajemen keuangan yang baik.
Dengan dukungan sumber daya yang kompeten, fasilitas produksi dan distribusi yang luas, serta finansial yang kuat, SIG akan mampu menghadirkan produk dan layanan inovatif dan berkualitas untuk melayani berbagai kebutuhan pembangunan di pasar nasional maupun regional.
Dia mengklaim pihaknya menguasai lebih dari 50% pangsa pasar semen di Indonesia, saat ini SIG memiliki tujuh merek semen yang kuat dan menjadi pemimpin pasar di masing-masing regionnya, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Semen Baturaja, serta Thang Long Cement.
Operasional SIG
Operasional SIG didukung pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 8 pabrik penggilingan semen, dan tujuh pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 385 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia.
SIG juga menjalankan sejumlah lini bisnis lain sebagai bentuk pengembangan diversifikasi produk dan layanan, seperti lini bisnis turunan semen yang meliputi beton siap pakai, mortar, dan pracetak, serta ekosistem bisnis end-to-end yang meliputi pertambangan, kemasan, pengelolaan limbah ramah lingkungan, logistik, layanan teknologi informasi dan kawasan industri.
Perseroan melihat industri semen nasional memiliki prospek yang baik, didorong oleh permintaan semen untuk pengembangan properti dan perumahan menyusul backlog pembangunan perumahan nasional yang mencapai 12,75 juta unit pada 2022, dan masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia yang menjadi agenda prioritas pembangunan pemerintah.
"Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) juga akan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri semen nasional. SIG sendiri berada pada posisi strategis untuk mendukung pembangunan IKN dengan memasok bahan bangunan sesuai kebutuhan karena memiliki fasilitas di Balikpapan dan Samarinda yang cukup dekat dengan lokasi proyek,” imbuhnya.
Advertisement
Volume Penjualan hingga Kuartal III 2023
Dia bilang, SIG secara konsisten menjalankan operational excellence untuk meningkatkan profitabilitas melalui sejumlah inisiatif yang dikembangkan Perseroan untuk dapat mencapai optimalisasi kegiatan distribusi, efisiensi indeks konsumsi batu bara, peningkatan pemanfaatan energi alternatif, efisiensi biaya operasi dan efisiensi biaya keuangan dari program deleveraging.
"Pada periode Januari sampai dengan September 2023, SIG berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 5,9% menjadi 29,2 ton juta ton, serta kenaikan pendapatan sebesar 4% menjadi Rp27,7 triliun. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan, SIG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun atau naik 1,8% dari periode sebelumnya,” kata dia.
SIG membuktikan resiliensi tak hanya dari capaian bisnis, tetapi juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perusahaan.
Hingga akhir kuartal III 2023, substitusi energi panas (TSR) menjadi 7,29%. Emisi GRK Cakupan 1 turun 16,94% menjadi 588 kg CO2/ton semen ekuivalen dari baseline 2010 (708 kg CO2/ton semen ekuivalen). Capaian ini diperoleh dari efisiensi clinker factor, penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara, dan optimalisasi Specific Thermal Energy Consumption (STEC).
Dukung Proyek IKN
Sebelumnya diberitakan, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG Group berkomitmen untuk terus mendukung proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Direktur Bisnis dan Pemasaran Semen Indonesia Subhan menuturkan, dalam rangka mendukung upaya Pemerintah, pihaknya akan menyuplai semen untuk kebutuhan IKN.
"Kami lihat, terutama 3 bulan terakhir. perkembangan IKN sangat luar biasa. Kami suplai hampir 80 persen untuk IKN dari SIG," kata Subhan dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023).
Menurut ia, banyak proyek yang perlu dipercepat pada 2024. Sehingga, permintaan semen pun akan turut meningkat.
Di samping itu, dengan adanya pembangunan IKN, kinerja Perseroan bakal bisa tumbuh lebih baik. Ini mengingat, proyek IKN memiliki potensi yang besar.
Sebagai informasi, SMGR meraih pendapatan sebesar Rp 27,66 triliun per kuartal III 2023. Angka ini tumbuh 3,98 persen dibandingkan pendapatan SMGR per kuartal III 2022 sebesar Rp 26,60 triliun.
Adapun mayoritas pendapatan SMGR hingga kuartal III 2023 berasal dari segmen bisnis produksi semen sebesar Rp 23,97 triliun. SMGR juga membukukan pendapatan dari segmen bisnis non semen sebesar Rp 7,50 triliun. Total pendapatan dari kedua segmen tersebut akan dikurangi oleh eliminasi senilai Rp 4,87 triliun.
Per akhir kuartal III 2023, SMGR mengantongi laba bersih periode berjalan sebanyak Rp 1,79 triliun. Hasil ini tumbuh 1,12 persen dibandingkan laba bersih perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,77 triliun.
Advertisement