Alam Sutera Realty Cetak Prapenjualan Rp 1,5 Triliun hingga September 2023

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatat realisasi kontrak baru setara 48,4 persen dari target 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Nov 2023, 17:46 WIB
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menghadirkan cluster baru yang disebut The Gramercy pada 2023.(Unsplash/Tierra Mallorca)

Liputan6.com, Jakarta - PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)  telah membukukan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,5 triliun hingga September 2023. Realisasi prapenjualan tersebut setara dengan 48,4 persen dari target 2023. 

Adapun proyek-proyek yang berkontribusi terhadap prapenjualan tersebut antara lain The Gramercy dan Cluster Nykka yang berlokasi di Alam Sutera township, Cluster Basanta dan Cluster Helios yang berlokasi di Suvarna Sutera, dan penjualan kavling komersial.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Alam Sutera Realty Lilia Setiprawarti Sukotjo menuturkan, tahun ini, pihaknya menghadirkan cluster baru yang disebut The Gramercy dengan 7,5 ha sebanyak 109 unit rumah.

"Rumah-rumah ini adalah rumah premium yang saat ini sangat diminati oleh calon pembeli dan itu menjadi produk unggulan kami," kata Lilia dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023). 

Dalam kesempatan yang sama, Investor Relation Alam Sutera Realty Tassa Remisha  mengatakan, rumah dari  proyek The Gramercy ditawarkan mulai dari  Rp 16 - 28 miliar per unit. Proyek tersebut pun telah mengantongi prapenjualan sekitar Rp 300 miliar. 

"Hingga saat ini respons The Gramercy sangat baik, kami sudah membukukan market sales hampir Rp 300 miliar dari The Gramercy," kata dia.

Dari sisi keuangan, Perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 2,48 triliun hingga kuartal III 2023. Perseroan mencatat laba bruto pada periode tersebut sebesar Rp 1,33 triliun, marjin laba bruto sebesar 53,5%. 

Perseroan berhasil mencatatkan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 212,1 miliar hingga September 2023 dengan net profit margin di 8,5%. Alhasil, Perseroan juga berhasil mencatat pengurangan total utang dari Rp 6,6 triliun pada 2022 menjadi Rp 6,3 triliun pada kuartal III 2023 atau mengalami penurunan sebesar 4,2 persen. 

Kemudian, Perseroan juga telah meluncurkan empat proyek baru hingga  September 2023 yaitu Escala yang berlokasi di Alam Sutera township dan Cluster Basanta, Cluster Meranti tahap 2, dan Ruko Evergreen yang berlokasi di Suvarna Sutera. Pada November, Perseroan meluncurkan satu proyek baru yaitu The Gramercy yang berlokasi di Alam Sutera township.

 

 


Utang Turun, Alam Sutera Realty Berharap Harga Saham ASRI Terkerek

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) berhasil mencatat pengurangan total utang dari Rp 6,6 triliun pada 2022 menjadi Rp 6,3 triliun pada kuartal III 2023 atau mengalami penurunan sebesar 4,2 persen. 

Adapun langkah yang ditempuh oleh ASRI, yakni beralih menggunakan pinjaman bank, bukan dari obligasi berdenominasi USD. Hal itu dilakukan sebagai upaya mitigasi risiko atas fluktuasi USD terhadap Rupiah. 

Direktur Utama Alam Sutera Realty Joseph Sanusi Tjong menuturkan, dengan adanya tren suku bunga tinggi. Perseroan ingin utang dalam USD lebih rendah.

"Namun, ini tentu membutuhkan adanya dana baru apakah dari penjualan asset dari penjualan standar kita atau dari bentuk pinjaman lainnya dalam Rupiah yang bisa menurunkan pinjaman dolar ini tren ke arah situ akan terus kita upayakan," kata Joseph dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023).

Dengan demikian, ia berharap, adanya penurunan utang ini bisa memberikan dampak positif bagi kinerja saham ASRI. Karena, harga saham ASRI tertekan karena eksposur utang terhadap USD.

Alhasil, Perseroan terus berusaha untuk membuat utang menjadi turun. Di sisi lain, juga ASRI memperjuangkan stabilitas penjualan perusahaan agar semakin hari semakin meningkat.


Alam Sutera Tambah Modal Anak Usaha

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) melalui dua anak usaha yaitu PT Delta Manunggal Raharja (DMR) dan PT Tangerang Matra Real Estate (TMRE) menambah modal pada 26 Desember 2022. Hal ini untuk mendukung operasional anak usaha.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (29/12/2022), anak usaha Alam Sutera Realty menyatakan, salah satu anak perusahaan perseroan PT Tangerang Matra Real Estate (TMRE) meningkatkan modal Rp 5 miliar yang terdiri dari 5.000.000 saham yang dikeluarkan TMRE dengan harga nominal Rp 1.000 per saham dan diambil oleh PT Rawa Intan (RI) untuk mempertahankan persentase kepemilikannya. PT RI merupakan afiliasi dari perseroan. Adapun nilai transaksi tersebut tidak melebihi 0,5 persen dari modal disetor perseroan dan tidak melebihi Rp 5 miliar.

Sesudah peningkatan modal,  TMRE mencatat modal dasar 5,50 miliar saham dengan nilai nominal Rp 5,05 triliun.

Dengan demikian, pemegang saham terbesar yaitu PT Alam Sutera Realty Tbk sebesar 72,85 persen atau setara 4,01 miliar saham dengan nilai nominal Rp 4,01 triliun, PT Alfa Goldland Realty sebesar 26,98 persen atau 1,48 miliar saham dengan nilai nominal Rp 1,48 triliun, dan PT Rawa Intan sebesar 0,17 persen atau 9,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 9,5 miliar.

“Transaksi afiliasi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan modal TMRE demi mendukung kelanjutan proses usaha dan operasional dari TMRE,” tulis Direktur Utama PT Alam Sutera Realty Tbk, Josep Sanusi Tjong, dalam keterbukaan informasi BEI.


Menambah Modal

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, PT Delta Manunggal Raharja (DMR), 99 persen sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung melalui anak perusahaan terkendali lain perseroan juga menambah modal Rp 3,47 miliar. DMR mengeluarkan 3.477.925 saham dan diambil oleh PT Manunggal Prime Development (PT MPD). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan persentase kepemilikannya. PT MPD merupakan afiliasi dari perseroan.

Untuk itu, perubahan modal dan pengambilalihan saham pada DMR hanya perlu dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena nilai transaksi tidak melebihi 0,5 persen dari modal disetor perseroan dan tidak melebihi jumlah Rp 5 miliar.

“Transaksi afiliasi dilakukan bertujuan meningkatkan modal DMR demi mendukung kelanjutan proses usaha dan operasional dari DMR,” tulis Joseph.

Dengan demikian, total modal DMR setelah peningkatan modal menjadi Rp 347,79 miliar dengan jumlah saham 347,79 juta saham. Pemegang saham antara lain PT Delta Mega Persada sebesar 344,31 juta saham atau sebesar Rp 344,31 miliar dan PT Manunggal Prime Development sebesar 3,47 juta saham atau sebesar Rp 3,47 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya