Liputan6.com, Bitung - Ormas Adat Minahasa dan Organisasi Keagamaan Islam di Kota Bitung menggelar deklarasi damai, di Riverside Resto n Cafe, Girian, Kota Bitung, Sulut, pada Selasa (28/11/2023) siang. Kegiatan ini sebagai upaya menciptakan suasana damai setelah sempat terjadi bentrok akhir pekan lalu.
Rangkaian kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan pembacaan naskah deklarasi damai oleh Ketua Ormas Adat Minahasa dan Ketua Ormas Keagamaan Islam di Kota Bitung dan diikuti oleh seluruh peserta yang hadir.
Selanjutnya penandatanganan bersama deklarasi damai oleh ketua dan perwakilan Ormas Adat Minahasa, ketua dan perwakilan Ormas Keagamaan Islam di Kota Bitung, Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budiyanto, Wali Kota Bitung Maurits Mantiri serta para pejabat lainnya.
“Tujuan deklarasi damai ini adalah untuk menghasilkan sebuah komitmen bersama-sama seluruh masyarakat yang ada di Kota Bitung untuk sepakat dengan beberapa hal yang sudah disampaikan atau dideklarasikan,” ujar Setyo Budiyanto.
Isi kesepakatan itu antara lain patuh hukum, menyesuaikan dan mengembalikan situasi di Bitung semaksimal mungkin, secepat mungkin, sehingga masyarakat bisa beraktivitas, bisa menjalankan kegiatannya dengan baik.
“Tentunya dengan pelaksanaan deklarasi damai ini, saya harap semuanya sudah selesai, tidak ada lagi hal-hal kecil yang kemudian muncul di antara para pihak tersebut,” kata Setyo Budiyanto.
Pihaknya berharap khususnya kepada seluruh masyarakat bukan hanya di Kota Bitung, umumnya yang ada di Sulut kemudian seluruh masyarakat di kota-kota besar lainnya di NKRI, sudah melihat bahwa permasalahan yang ada di Kota Bitung sudah selesai. Mohon yang lain-lain tidak lagi kemudian memiliki kepentingan yang tidak baik, kontra produktif, mohon betul-betul dihentikan.
“Situasi sudah kembali damai, kembali bersahabat, kembali bersaudara, torang samua basudara,” ujarnya.
Setyo Budiyanto pun berharap agar hasil pertemuan dan deklarasi damai di Kota Bitung ini bisa disampaikan kepada masyarakat luas. Hasil pertemuan ini, silahkan dikemas dengan bahasanya masing-masing, silahkan diteruskan kepada keluarga, sahabat, baik yang ada di Sulut ataupun di kota-kota lainnya.
“Sehingga semakin meluas informasinya, semakin memahami, mengetahui, dan akhirnya tidak ada lagi yang bertanya-tanya bahkan melakukan tindakan-tindakan yang kontra produktif,” ujarnya.
Di penghujung kegiatan deklarasi itu, dilakukan doa bersama lintas agama. Berturut-turut dipimpin oleh pemuka agama Islam, Kristen, Hindu, dan Konghucu.
Sebelumnya, pada Sabtu (25/11/2023), terjadi bentrok antara Ormas Adat Minahasa dan Ormas Keagamaan Islam yang mengakibatkan 2 warga luka-luka, dan satu meninggal dunia.
Hingga Senin (27/11/2023), aparat Polda Sulut telah menangkap 9 tersangka pelaku keributan tersebut.
Baca Juga
Advertisement