Liputan6.com, Banyuwangi - Banyuwangi memiliki 232 Kampung Cerdik yang tersebar di seluruh desa untuk mencegah angka kasus Penyakit Tidak Menular (PTM).
Kampung Cerdik yang merupakan akronim dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress.
Advertisement
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, adanya kampung Cerdik menjadi upaya dari membangun sistem dalam transformasi kesehatan sesuai dari Tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2023 ke 59, yaitu Transformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju.
"Masing-masing desa minimal harus ada satu, bahkan ada itu yang satu desa punya dua kampung Cerdik," ucap Amir, Rabu (28/11/2023).
Selain dari bentuk transformasi kesehatan, jika kasus penyakit tidak menular diperkirakan akan meningkat, diharapkan kampung Cerdik bisa melakukan pencegahan sejak awal atau deteksi dini PTM ditingkat kampung.
“Ini yang kita harapkan bisa diawali selain sebagai bagian dari upaya untuk transformasi kesehatan,” ujarnya.
Disamping adanya kampung Cerdik sebagai upaya dari pencegahan, nantinya pasien PTM akan ditangani dengan teknologi yang terbaru.
Untuk itu, Pemerintah Banyuwangi sedang membangun Blambangan Cardiac Center (BCC) yang mana BBC tersebut akan diintegrasikan dan dimasifkan keseluruh desa, bilamana ada kasus PTM terutama di kampung Cerdik. Hal ini dikatakan lebih efektif dan efesien dalam mempermudah pelaporan dan penanganan jika terjadi kasus.
"Jika warga terkena stroke maka harus segara dibawa ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter spesialis, karena kalau lebih dari empat jam tanpa penanganan akan terjadi kefatalan,” tuturnya.
“kampung Cerdik akan dikuatkan, tindakan promotif dan preventif dimasifkan, sistem rujukanya juga di tingkatkan kemudian di BBC itulah yang akan menjadi pusat rujukannya,” imbuh Amir.
Lakukan Promosi Kampung Cerdik
Dalam pelaksanaannya, kader yang berada di bawah binaan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat, akan secara konsisten melakukan promosi hingga sosialisasi kesehatan di lingkungan sekitar.
Dicontohkan dalam pengajian atau kegiatan lainnya dengan bahasan terkait perilaku pentingnya pencegahan dan deteksi dini PTM dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan 'Cerdik'.
"Tidak hanya di puskesmas, kami secara rutin juga menggelar pemeriksaan di pos kelurahan, kantor desa, atau lokasi yang disepakati warga. penutupan HKN ke 59 kemarin kita skrining secara serentak," tandas Amir.
Advertisement