Subsidi Konversi Motor Listrik Naik Jadi Rp 10 Juta, Produsen Semringah

Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik rencana Pemerintah untuk menaikkan bantuan konservasi motor listrik menjadi Rp 10 juta, dari semula Rp 7 juta.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Nov 2023, 16:30 WIB
Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik rencana Pemerintah untuk menaikkan bantuan konservasi motor listrik menjadi Rp 10 juta, dari semula Rp 7 juta. (ist)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik rencana Pemerintah untuk menaikkan subsidi konversi motor listrik menjadi Rp 10 juta, dari semula Rp 7 juta.

"Kami dengar dari Kementerian ESDM sedang menggodok revisi Peraturan Menteri ESDM menyangkut bantuan pemerintah untuk konversi motor listrik yang awalnya Rp 7 juta jadi Rp 10 juta,” ucap Ketua Umum AISMOLI, Budi Setyadi dalam kegiatan Ina Buyer EV Expo di Smesco Jakarta, Rabu (29/11/2023).

“Kami asosiasi mengharapkan sekali apa yang sekarang dilakukan ESDM," sambuhgnya.

Sebagai informasi, bantuan konversi motor listrik saat ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 tahun 2023 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bahan Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Dalam peraturan itu tercantum, biaya konversi paling tinggi sebesar Rp 17.000.000 untuk sepeda motor dengan kapasitas mesin 110 cc sampai 150 cc. Sedangkan untuk potongan biaya konversi telah ditetapkan sebesar Rp 7.000.000 untuk setiap sepeda motor konversi.

52 Brand Motor Listrik

Budi mengutip data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menunjukkan bahwa saat ini ada sebanyak 52 brand motor listrik yang terdaftar di Indonesia.

“Di Kemenperin tercatat ada sekitar 42 brand (motor listrik). Sedangkan yang sudah ikut jadi anggota AISMOLI 38 brand,” paparnya.

“Kami juga mendapat banyak pengajuan (keanggotaan) baru, banyak brand baru yg segera bergabung,” lanjut Budi, tanpa menyebut jumlah secara spesifik.

Dia juga membocorkan hambatan yang dihadapi masyarakat untuk membeli motor listrik dengan subsidi.

“Menurut saya, aspek internal sebetulnya adalah dealer belum merata di seluruh daerah. Saya tadi pagi dapat telfon dari jember ada yang mau beli motor listrik subsidi, ternyata di Jember belum ada padahal kota besar di Jawa Timur,” sebutnya.


29 November Diusulkan Jadi Hari Motor Listrik Nasional, Ini Alasannya

Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengusulkan diadakannya Hari Motor Listrik Nasional yang jatuh pada 29 November.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengusulkan diadakannya Hari Motor Listrik Nasional.

“AISMOLI mengusulkan kepada pemerintah supaya ada Hari Motor Listrik Nasional,” ungkap Ketua Umum AISMOLI, Budi Setiyadi dalam kegiatan Ina Buyer EV Expo 2023 di Smesco, Jakarta pada Rabu (29/11/2023).Adapun tanggal yang diusulkan untuk Hari Sepeda Motor Listrik Nasional yaitu pada 29 November.

“Kami harapkan dengan adanya Hari Motor Listrik Nasional gaungnya makin besar. Dengan harapan semakin banyak masyarakat yan nantinya beralih ke kendaraan listrik,” tutur Budi.

Senada, Sekretaris Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan UMKM, Koko Haryono juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mencanangkan Hari Sepeda Motor Listrik Nasional.

Budi mengutip data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menunjukkan bahwa saat ini ada sebanyak 52 brand motor listrik yang terdaftar di Indonesia.

“Di Kemenperin tercatat ada sekitar 42 brand (motor listrik). Sedangkan yang sudah ikut jadi anggota AISMOLI 38 brand,” bebernya.

“Kami juga mendapat banyak pengajuan (keanggotaan) baru, banyak brand baru yg segera bergabung,” lanjut Budi, tanpa menyebut jumlah secara spesifik.

Motor Listrik Subsidi

Dalam kesempatan itu, Budi juga membocorkan hambatan yang dihadapi masyarakat untuk membeli motor listrik dengan subsidi.

“Menurut saya, aspek internal sebetulnya adalah dealer belum merata di seluruh daerah. Saya tadi pagi dapat telfon dari jember ada yang mau beli motor listrik subsidi, ternyata di Jember belum ada padahal kota besar di Jawa Timur,” sebutnya.


Mulai 2024 Mobil Listrik Neta Diproduksi Lokal di Bekasi

Neta Resmi Produksi Mobil Listrik di Pabrik Handal Indonesia Motor Mulai 2024 (Ist)

PT Neta Auto Indonesia (Neta) resmi menjalin kerja sama dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk melakukan produksi mobil listrik mulai 2024. Perakitan roda empat ramah lingkungan asal China ini akan dilakukan di Pabrik Ungu, Bekasi, Jawa Barat.

Acara penandatanganan kesepakatan ini dihadiri oleh Zhang Yong selaku Co-founder & CEO of Neta Auto, dan turut disaksikan oleh jajaran direksi lainnya yaitu Dai Dali, Chief Technology Officer (CTO), Chen Yiwen, Chief Investment Officer (CIO), Wang Chengjie, Vice President of Neta Auto Overseas Business Dept, dan Jason Ding, Managing Director Neta Auto Indonesia.

Dari pihak PT Handal Indonesia Motor, Jongkie Sugiarto selaku Wakil Komisaris Utama dan Denny Siregar selaku Presiden Direktur turut hadir dalam sesi ini.

"Indonesia bukan hanya pasar yang penting bagi Neta, namun juga memiliki potensi besar dalam perkembangan mobil listrik di tingkat global," ujar Zhang Yong Co-founder & CEO Neta Auto, dalam keterangan resmi, Senin (27/11/2023).

Penandatanganan kesepakatan ini juga menjadi langkah awal bagi Neta untuk memulai masuk pasar kendaraan listrik di Indonesia secara agresif.

 


Model pertama buatan lokal

Hyundai Motor Group resmi memulai pembangunan pabrik Hyundai Energy Indonesia (HEI) di Cikarang yang fokus memproduksi baterai kendaraan listrik. (Arief/Liputan6.com)

Proses perakitan lokal produk Neta di PT HIM akan diimplementasikan dalam bentuk completely knocked down (CKD) dan dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2024.

Model pertama yang akan dirakit secara lokal adalah Neta V yang telah mendapatkan respon positif dan berhasil mencatat lebih dari 250 SPK sejak awal debutnya.

Langkah ini menjadi salah satu strategi Neta untuk mendukung produksi dalam negeri, menyediakan mobil listrik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, serta memperkuat posisi Neta sebagai perusahaan distributor mobil listrik.

motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya