Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melemah pada perdagangan saham Rabu (29/11/2023).Koreksi IHSG melemah di tengah mayoritas sektor saham menguat.
Dikutip dari data RTI, IHSG melemah tipis 0,07 persen ke posisi 7.036,08. Indeks LQ45 turun 0,11 persen ke posisi 924,33. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Advertisement
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.070,19 dan terendah 7.020,01. Sebanyak 300 saham melemah sehingga menekan IHSG. 235 saham menguat dan 225 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.154.827 kali dengan volume perdagangan 20,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.423. Investor asing menjual saham Rp 49,38 miliar. Pada 2023, investor asing melepas saham sekitar Rp 13,5 triliun.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menghijau yang dipimpin kenaikan sektor saham basic sebesar 1,59 persen. Sektor saham transportasi dan logistik mendaki 1,06 persen, sektor saham energi bertambah 0,51 persen, sektor saham kesehatan melesat 0,59 persen, sektor saham properti menguat 0,17 persen. Selain itu, sektor saham teknologi menanjak 0,26 persen dan sektor saham keuangan bergerak di zona hijau.
Sementara itu, sektor saham industri terpangkas 0,08 persen, sektor saham nonsiklikal turun 0,86 persen, sektor saham siklikal susut 0,10 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,93 persen.
Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) cukup besar mencapai Rp 404,5 miliar. Saham ULTJ menguat 2,8 persen ke posisi Rp 1.650 per saham dengan frekuensi perdagangan satu kali. Total volume perdagangan saham 2.451.240 saham.
Sementara itu, transaksi saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mencapai Rp 404,4 miliar. Saham DNET menguat 5,45 persen ke posisi Rp 4.640 per saham dan frekuensi perdagangan saham satu kali. Total volume perdagangan saham 871.500 saham.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham HADE melonjak 33,33 persen
- Saham PYFA melonjak 24,84 persen
- Saham BLTZ melonjak 24,75 persen
- Saham IRSX melonjak 20 persen
- Saham MASA melonjak 19,32 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham PURI merosot 24,92 persen
- Saham UANG merosot 15,94 persen
- Saham STRK merosot 14,13 persen
- Saham DART merosot 12,36 persen
- Saham LION merosot 11,48 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham AMMN senilai Rp 629,3 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 565 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 487,4 miliar
- Saham ASII senilai Rp 417,7 miliar
- Saham GOTO senilai Rp 287,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham STRK tercatat 65.249 kali
Saham IRSX tercatat 41.421 kali
Saham PURI tercatat 40.085 kali
Saham GTRA tercatat 39.128 kali
Saham DKFT tercatat 24.841 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik Lesu
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 29 November 2023 yang dipimpin bursa saham Hong Kong. Sedangkan indeks saham China ditutup ke level terendah lebih dari sebulan seiring investor menilai laba dan komentar dari anggota dewan the Federal Reserve (the Fed).
Dikutip dari CNBC, saham raksasa pengiriman makanan China Meituan anjlok 12 persen setelah peringatan perlambatan permintaan untuk layanannya pada laporan laba kuartal III 2023.
Raksasa e-commerce China Pinduoduo membukukan pertumbuhan pendapatan 94 persen pada kuartal III 2023. Realisasi pertumbuhan Alibaba jauh melampui Alibaba sebesar 9 persen pada periode yang sama.
Indeks CSI 300 melemah 0,86 persen ke posisi 3.488,31. Indeks CSI 300 turun ke level terendah sejak akhir Oktober. Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 2,47 persen pada jam terakhir perdagangan, memimpin koreksi di antara indeks acuan utama di Asia.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,29 persen ke posisi 7.035,3. Indeks acuan menguat setelah rilis inflasi Oktober melambat menjadi 4,8 persen, level terendah sejak Januari 2022.
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir ke posisi 2.519,81 usai sentuh level tertinggi dalam dua bulan. Indeks Kosdaq naik 0,73 persen ke posisi 822,44.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,26 persen ke posisi 33.321,22. Indeks Topix susut 0,51 persen ke posisi 2.364,5.
Penutupan Wall Street pada 28 November 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 28 November 2023. Wall street melanjutkan reli pada November 2023 seiring pejabat bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) meningkatkan harapan kalau bank sentral AS mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.
Dikutip dari CNBC, Rabu (29/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 83,51 poin atau 0,24 persen ke posisi 35.416,98. Indeks S&P 500 naik tipis 0,10 persen ke posisi 4.554,89. Indeks Nasdaq bertambah 0,29 persen ke posisi 14.281,76.
Sementara itu, Gubernur the Fed Christopher Waller telah menyatakan keyakinannya pada Selasa pagi, 28 November 2023 kalau kebijakan saat ini berada pada posisi yang baik untuk memperlambat perekonomian dan mengembalikan inflasi 2 persen.
Komentar Waller disampaikan menjelang pertemuan the Federa Open Market Committee’s Policy pada 12-13 Desember 2023. Pasar berharap komite untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama tetap stabil.
Saham Boeing mengangkat indeks Dow Jones pada perdagangan Selasa pekan ini. Saham Boeing naik 1,4 persen. Sedangkan saham Nike dan Walmart masing-masing bertambah 0,7 persen dan 1,2 persen. Indeks S&P 500 mendapatkan dukungan dari Newmont Corporation dan Synchrony Financial yang masing-masing naik 6,3 persen dan 5,1 persen.
Saham telah menguat pada November 2023. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 7,2 persen dan 8,6 persen. Sedangkan indeks Nasdaq bertambah 11,1 persen pada November 2023.
“Kami benar-benar belum mengalami pergerakan sekeras itu selama beberapa minggu terakhir, yang memberi tahu saya beberapa emosi yang dialami pasar obligasi selama tiga bulan terakhir, namun sebenarnya selama tiga tahun terakhir, mungkin mulai tenang, yang menurut saya akan menjadi hal yang baik,” tutur Chief of Invesment Research, Nationwide Financial’s Mark Hackett.
Advertisement