Liputan6.com, Jakarta - Brand perhiasan lokal, Tulola Jewelry, kembali meluncurkan koleksi teranyar yang mengusung tajuk "Pertemuan Purnama". Koleksi ArtWear yang hadir di penghujung 2023 ini adalah persembahan Tulola yang berkolaborasi dengan PT Bank Central Asia (BCA).
Founder dan Creative Conceptor Tulola, Happy Salma menyebut ketiga pendiri Tulola, yakni dirinya, Sri Luce Rusna, dan Franka Franklin selalu membuat sebuah konsep dalam proses berkarya. Begitu pula dalam "Pertemuan Purnama", karya perhiasan yang sangat personal bagi Happy karena terinspirasi dari perubahan dan siklus kehidupan.
Advertisement
"Di situlah saya dengan Sri melakukan sebuah momen yang sangat indah dalam setiap fase kehidupan kami dengan melakukan pertemuan saat purnama, memang begitu adanya, setiap purnama kita bertemu di bawah langit Bali dan di depan laut," ungkap Happy saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 29 November 2023.
Diungkapkan aktris pecinta sastra ini, setiap pertemuan tersebut memunculkan banyak perbincangan hingga sharing. Tanpa disadari, kata Happy, sebagai pegiat di industri kreatif, proses tersebut ternyata lahir menjadi kekaryaan.
Menurut Happy, koleksi anyar Tulola ini lahir saat dirinya menemani Sri Luce ketika dalam kondisi sedang tidak baik-baik saja. Dengan perasaan kehilangan yang mendalam, dikatakannya, mereka saling berkirim puisi untuk mencurahkan perasaan masing-masing.
"Di dalam katalog ada puisi-puisi kita berdua yang saling bertukar. Kita terinspirasi kisah-kisah masa lampau, kreator itu saling berkirim surat, ada surat sahabat pena, surat cerita dan puisi dan kami melakukan tanpa kita sadari dan jadilah sebuah karya menjadi penutup tahun ini," lanjutnya.
Pemeran film "Sang Penari" ini menjelaskan, "Di dalam puisi-puisi tersebut lahirnya beragam motif dan bentuk, tapi semua berawal dari kata dan cerita."
Cerita di Balik Perhiasan
Founder sekaligus Principal Creative Designer Tulola, Sri Luce menyebut "Pertemuan Purnama" adalah kumpulan kisah mengenai berbagai lapisan perasaan di dalamnya. Ia mengeksplorasi beberapa motif baru dan menggunakan motif Tulola Vintage dakam koleksi ini. Menurutnya, setiap motif berkisah satu babak dalam cerita.
"Sejujurnya, tahun ini jadi tahun yang menantang untuk kami. Kami terinspirasi untuk membuat koleksi ini sebenarnya baru datang beberapa bulan yang lalu, kami memutuskan untuk membuat sesuatu tahun ini dan pengerjaannya hanya 2--3 bulan," terangnya.
Bicara soal kendala yang dihadapi, Sri Luce mengungkapkan, "Saya pikir tantangan dari setiap koleksi yang kita buat adalah bagaimana kita mengomunikasi apa yang kami coba sampaikan melalui media yang berbeda."
Sementara, koleksi ini juga erat kaitannya dengan kisah persahabatan, jalinan batin yang intim, hingga mula dari harapan. "Pertemuan Purnama" yang diluncurkan di semua toko mulai Kamis (30/11/2023) ini terdiri atas 32 item ArtWear dan 28 item Signature, berupa anting-anting, subeng, studs, kalung, sirkam, hingga bros.
Advertisement
Proses Pengerjaan Perhiasan
Di balik perhiasan yang cantik ini tentu ada proses pengerjaan detail yang dilakukan. Perajin membuat perhiasan ini dengan teknik gergajian, tatahan, dibentuk, dirangkai dengan patri yang seluruhnya dikerjakan oleh tangan (handmade) menggunakan bahan 92,5 persen perak murni dengan pelapisan emas 18 karat.
Purnama jadi penanda awal pertemuan. Ketika manusia menepi sejenak, mendengarkan isyarat alam, menyaksikan gravitasi, dan air laut pasang.
Bermula dari aksara, lewat kepekaan dan kepiawaian Sri Luce sebagai desainer, ia menerjemahkan kata menjadi rupa. Kreativitas berkembang menjadi motif dan bentuk yang organik sesuai dengan kondisi saat ini.
Koleksi ini menggunakan eksplorasi motif baru dan Tulola Vintage, dengan tema yakni Moon Flower, motif floral yang terinspirasi dari awal yang baru dan siklus hidup bagaimana sesuatu berkembang. Dilanjutkan dengan Cyles and Tides, Siklus dan Gelombang yang berkisah mengenai perubahan dan siklus kehidupan yang terus-menerus ditemukan dalam diri, serta terakhir ada Moon Dancers.
Punya Value yang Sama
Koleksi Moon Dancers menghadirkan kelinci yang merupakan simbol kemungkinan dan keingintahuan yang tak terbatas. Karakter ini menjadi saksi permulaan dan perkembangan serta siklus dan pasang surut.
Di sisi lain, Happy menyebut industri perhiasan berdampak positif bagi banyak pihak. "Secara alam bawah sadar ini menumbuhkan gerakan baru yang progresif dan signifikan," terangnya.
Ibu dua anak ini melanjutkan, "Dari enam perajin di garasi rumah Sri, sekarang sudah ada 80 orang, setengahnya adalah perempuan. Ini membuktikan skill kerajinan tangan turun-temurun bisa lestari," kata Happy.
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyebut pihaknya bangga dapat berkolaborasi dengan Tulola. "Sebuah kehormatan punya partner Tulola karena kita memiliki value yang sama. BCA sudah ada selama 67 tahun di Indonesia dan sangat Indonesia. Filosofi value Tulola membesarkan karya anak bangsa dan kami perlu hadir di sana dan tumbuh bersama," terangnya.
Advertisement