Harga Minyak Dunia Hari Ini Meroket Usai Pasokan Terganggu, Harus Waspada?

Minyak naik lebih dari 1% menjelang pertemuan OPEC+ karena penutupan Laut Hitam memberikan dukungan

oleh Septian Deny diperbarui 30 Nov 2023, 08:30 WIB
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak minyak mentah bulan Januari naik USD 1,45, atau 1,9%, menjadi USD 77,86 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Harga minyak dunia melonjak karena investor mengalihkan perhatian mereka ke pertemuan OPEC+ untuk memutuskan kebijakan produksi minyak.

Sementara terjadi gangguan pasokan yang disebabkan oleh badai di Laut Hitam dan penurunan persediaan minyak AS mendorong pembelian.

Dikuti[ dari CNBC, Kamis (30/11/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak minyak mentah bulan Januari naik USD 1,45, atau 1,9%, menjadi USD 77,86 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah Brent untuk kontrak bulan Januari naik USD 1,42, atau 1,74% menjadi USD 83,10 per barel.

Kedua acuan harga minyak dunia tersebut naik sekitar 2% pada hari Selasa karena pasar mengantisipasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia (OPEC+), akan memperpanjang atau memperdalam pengurangan pasokan.

Produksi Minyak Tahun Depan

OPEC+ pada hari Rabu melanjutkan pembicaraan, yang menurut sumber dianggap sulit. Namun, pertemuan untuk memutuskan kebijakan produksi tahun depan pada hari Kamis diperkirakan akan berjalan sesuai jadwal, kata sumber pada hari Rabu.

“Jika mereka (OPEC+) gagal mencapai kesepakatan awal, kita tidak dapat mengesampingkan risiko penundaan pertemuan lebih lanjut, yang kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga minyak,” ungkap Warren Patterson dan Ewa Manthey, Analis dari ING bank, mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien.

Badai hebat di wilayah Laut Hitam telah mengganggu ekspor minyak hingga 2 juta barel per hari (bpd) dari Kazakhstan dan Rusia, menurut data pejabat negara dan agen pelabuhan, sehingga meningkatkan prospek terbatasnya pasokan jangka pendek.

 


Kazakhstan Kurangi Produksi Minyak

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Ladang minyak terbesar di Kazakhstan mengurangi produksi minyak harian gabungan sebesar 56% mulai 27 November, kata kementerian energi Kazakh.

Pasar minyak juga mendapat dukungan dari penurunan persediaan minyak mentah AS.

Persediaan minyak mentah AS turun 817.000 barel pada minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.

Delapan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 900.000 barel dalam sepekan hingga 24 November. Data mingguan stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu. 


Harga Minyak Mentah Melonjak 2%, Imbas OPEC Bakal Pangkas Produksi

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak melonjak sekitar 2% di tengah kemungkinan OPEC+ akan memperpanjang atau memperdalam pengurangan pasokan, penurunan produksi minyak Kazakh yang terkait dengan badai, dan melemahnya dolar AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/11/2023), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 1,70, atau 2,1%, menjadi USD 81,68 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,55, atau 2,1%, menjadi USD 76,41.OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara online pada hari Kamis untuk membahas target produksi 2024.

Pembicaraan akan sulit dilakukan dan perpanjangan perjanjian sebelumnya mungkin terjadi dibandingkan pengurangan produksi yang lebih besar, kata empat sumber OPEC+.

Harga Minyak Sempat TurunPasar anjlok pada minggu lalu ketika OPEC+ memundurkan tanggal pertemuan semula untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.

“Kami percaya fokus utama pasar adalah kelanjutan pemotongan sukarela tambahan Arab Saudi sebesar 1 juta barel per hari,” kata Walt Chancellor, ahli strategi energi di Macquarie, dalam sebuah catatan. “Kami yakin perpanjangan pemotongan ini hingga kuartal kedua/3 tahun 2024 mungkin mewakili ambang batas pertemuan ini yang dipandang bullish.”

 


Target Produksi Dikurangi

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Salah satu kompromi yang mempengaruhi harga minyak mungkin terjadi adalah Angola dan Nigeria menerima pengurangan target produksi selama beberapa bulan jika target untuk negara lain juga diturunkan, kata Carsten Fritsch dari Commerzbank.

“Menurut para delegasi, Arab Saudi menuntut kuota produksi yang lebih rendah dari negara-negara OPEC+ lainnya. Meskipun Kuwait telah memberi isyarat bahwa mereka bersedia melakukan hal tersebut, beberapa negara tampaknya menolak tindakan tersebut.”

 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya