Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang dugaan peretasan 204 juta data pemilih yang ada di jaringan Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat pembaca kanal Tekno Liputan6.com penasaran pada Rabu, 29 November 2023.
Apalagi, data pribadi milik penduduk Indonesia ini dijajakan dengan harga Rp 1,2 miliar di situs jual beli data curian, Breachforums.
Advertisement
Dari data tersebut, hacker yang menggunakan nama Jimbo menjelaskan mendapatkan informasi lengkap mulai dari NIK, NKK, no_ktp (Passport) , Nama, tps_id, Difabel, ektp, jenis_kelamin, tanggal_lahir, tempat_lahir, kawin, alamat, rt, rw, dan banyak lagi.
Lantas, berita apa saja yang populer di kalangan pembaca kanal Tekno Liputan6.com? Yuk simak di artikel ini untuk informasi selengkapnya.
1. Hacker Retas Jaringan KPU, 204 Juta Data Pemilih Diduga Bocor dan Dijual di Dark Web
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menjadi sasaran hacker. Pelaku kejahatan siber dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data daftar pemilih tetap (DPT) dari situs tersebut.
Sebelumnya pada tahun 2022, peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website Komisi Pemilihan Umum.
Kali ini peretas Jimbo membagikan 500 ribu data sampel yang berhasil dia dapatkan pada salah satu posting-annya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
Jimbo juga menyampaikan dalam posting-an di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi.
Menurut Pakar Keamanan Siber Pratama Persadha, setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.
"Di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting," ujar Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC tersebut, dikutip Rabu (29/22/2023).
2. 204 Juta Data Pribadi yang Bocor dari Jaringan KPU Dijual Rp 1,2 Miliar
Adapun informasi kebocoran data pribadi ini pertama kali diungkap oleh konsultan keamanan siber Teguh Aprianto, pada Selasa, 28 November 2023.
Lewat platform media sosial X @secgron, dirinya membagikan tangkapan layar unggahan hacker bernama Jimbo dengan caption "KPU.GO.ID 2024 Voters RAW DATABASE".
Mengutip postingan @secgron, Rabu (29/11/2023), hacker tersebut mengklaim telah mendapatkan sekitar 252 juta data dalam postingannya di situs jual beli data curian, yakni Breachforums.
Akan tetapi, terdapat beberapa data terduplikasi dan akhirnya setelah melalui proses penyaringan hanya tersisa 204.807.203 data pribadi unik.
Dari data tersebut, Jimbo menjelaskan mendapatkan informasi lengkap mulai dari NIK, NKK, no_ktp (Passport) , Nama, tps_id, Difabel, ektp, jenis_kelamin, tanggal_lahir, tempat_lahir, kawin, alamat, rt, rw, dan banyak lagi.
Untuk seluruh data pribadi bocor tersebut, pelaku peretasan memasang harga untuk 204 juta data penduduk Indonesia bocor tersebut sekitar USD 74000 atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Advertisement
3. Kebocoran 204 Juta Data Pemilih KPU Tak Bikin Warganet Kaget
Hacker bernama Jimbo tersebut juga menjual 204 juta data penduduk Indonesia hasil curiannya di situs BreachForums.
Dalam posting-annya di situs tersebut, pelaku menjual data pribadi itu seharga USD 74000 atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Informasi kebocoran data penduduk peserta Pemilu 2024 ini diungkap oleh konsultan keamanan siber Teguh Aprianto, pada Selasa, 28 November 2023.
Lewat unggahan di platform media sosial X, Teguh menulis, "Belum juga pemilu dan tau hasilnya gimana tapi data pribadi kita semua yang terbaru malah udah bocor duluan. Sungguh berguna sekali kalian @kemkominfo, @BSSN_RI dan @KPU_ID 👍🏻."
Sontak unggahan Teguh di X tersebut menuai reaksi warganet, banyak dari mereka merasa tidak heran bila data pribadi mereka bocor di internet.
Lainnya, warganet mengkritik bagaimana pihak seperti Kemkominfo, BSSN, dan KPU tidak memperkuat sistem keamanan mereka dengan baik agar tidak mudah dijebol hacker.
Berikut adalah komentar warganet soal kebocoran 204 juta data pemilih dari situs KPU, sebagaimana dihimpun tim Tekno Liputan6.com, Rabu (29/11/2023).
"Gua yg udh jd pgawai pmrintahan & lulusan IT ga kaget si hehe. Krna realitanya, awalnya ngerekrut lulusan IT tp kurang dimanfaatkan & akhirnya rata2 pake pihak ketiga, lulusan IT nya diminta ngrjain hal lain yg ga brhubungan dgn IT (di bbrp instansi trmasuk instansi gua si bgitu)," tulis akun @r**** di X Twitter.
Baca informasi selengkapnya di sini.