Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar mengatakan, Calon Presiden Anies Baswedan banyak difitnah. Bahkan, karena fitnah-fitnah itu, politikus yang akrab disapa Cak Imin sulit untuk menemui Anies.
Cak Imin mengatakan, Anies merupakan teman lama ketika masih kuliah. Kemudian terpisah karena Anies ke Amerika, jadi dosen sampai rektor.
Advertisement
Kemudian, keduanya bertemu kembali saat menjadi menteri di periode pertama Presiden Joko Widodo. Kemudian ketika Anies jadi gubernur DKI Jakarta, keduanya kembali terpisah.
Saat terpisah itu, Cak Imin sulit menemui Anies. Karena beragam fitnah kepada Anies.
"Setelah pisah, kita mau ketemu saja susah, mau ketemu difitnah, Mas Anies difitnah politik identitas, Mas Anies difitnah radikal," katanya saat konsolidasi caleg PKB di Ancol, Rabu (29/11). Pada kesempatan ini Anies juga satu panggung bersama Cak Imin.
Menurut Cak Imin, fitnah-fitnah itu adalah ujian untuk menempa Anies menjadi pemimpin nasional. Tidak ada permata mengkilap tanpa diasah.
"Itu semua dalam rangka apa? Dalam rangka membuat Mas Anies tumbuh jadi pemimpin nasional. Semua fitnah dan tempaan itu dilakukan tapi jangan khawatir, tidak ada permata yang tumbuh tanpa diasah. Tidak ada permata yang mengkilat tanpa diasah oleh zamannya," ujar ketua umum PKB ini.
"Mas Anies ditempa oleh zaman dan tak terbendung kilatan kepemimpinannya," sambungnya.
Akal Sehat Pasti Pilih AMIN
Cak Imin mengaku siap bersaksi bahwa kilatan kepemimpinan Anies tidak terbendung. Ia berani membandingkan Anies dengan dua calon presiden lainnya, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Wakil ketua DPR ini mengatakan, jawaban akal sehat pasti akan memilih pasangan AMIN.
"Silakan tiga capres dijejerkan, diadu otaknya, diadu pemikiranya, diadu gagasannya, diadu pengalamannya, jawabannya pasti muncul akal sehat pasti memilih AMIN, akal sehat akan menentukan pilihannya pada Anies Baswedan," ujar Cak Imin.
Advertisement
Sukses Sebagai Kepala Daerah
Dibandingkan dua capres lain, Anies dinilai sebagai kepala daerah yang sukses. Contoh nyatanya, di era Anies, Jakarta berhasil membangun stadium skala internasional.
"Itu tidak usah panjang-panjang. Karena apa? Pada dasarnya gubernur-gubernur hanya JIS yang berskala internasional," ujar Cak Imin.
Sumber: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com