Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI optimistis mencapai target-target perusahaan pada sisa akhir 2023. Optimisme tersebut berasal dari transformasi yang telah dijalankan sejak 2016 dan terbukti menghasilkan kinerja yang impresif.
Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, hal tersebut membuat perusahaan semakin optimis menyongsong akhir 2023 dengan capaian kinerja yang cemerlang.
Advertisement
"Kami ingin menyampaikan bahwa di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih penuh dengan tantangan, BRI optimis menghadapi sisa akhir tahun 2023 dan mencatatkan kinerja keuangan cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan," kata Sunarso dalam Public Expose 2023, Kamis (30/11/2023).
Melihat kondisi tersebut, BRI tetap menargetkan pertumbuhan kredit 10-12 persen hingga 2023. Realisasinya sampai dengan sembilan bulan pertama 2023 mampu tumbuh di kredit 12,53 persen year-on-year (YoY).
Adapun kredit BRI mencapai Rp1.250,72 triliun dan seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif. Pencapaian tersebut berada di atas target yang ditetapkan dan BRI proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir 2023.
"Khusus penyaluran kredit UMKM BRI juga tercatat tumbuh 11,01 persen dari semula Rp935,86 triliun di akhir Kuartal III 2022 menjadi Rp1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023. Dengan demikian porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibandingkan dengan total kredit BRI,” imbuhnya.
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau NPL (Non Performing Loan) BRI yang tercatat sebesar 3,07 persen atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.
Di samping itu, sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65 persen.
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21 persen yoy. Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64 persen atau sebesar Rp 821,14 triliun.
Strategi BRI
Strategi BRI yang terus fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada semakin baiknya rasio efisiensi perseroan. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik.
"Rasio BOPO membaik dari semula 68,36 persen menjadi 68,07 persen dan CIR membaik dari semula 42,55 persen menjadi 41,28 persen”, tambahnya.
Kemampuan BRI untuk tumbuh dengan sustain juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank yang terjaga di level 87,76 persen dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48 persen atau jauh di atas ketentuan regulator.
“Strategi BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan ada dua. Strategi pertama, adalah menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan. Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru, atau menyasar segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PNM (Permodalan Nasional Madani) dan Pegadaian,” ujar dia.
Advertisement
Holding UMi
Setelah dua tahun terbentuk, Holding Ultra Mikro telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Hingga akhir September 2023, Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, atau tumbuh sekitar 17,3 persen yoy dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp614,9 triliun, atau tumbuh 9,5 persen secara yoy.
Ia menyampaikan komitmennya dalam menerapkan sustainable finance. Saat ini BRI semakin fokus mengintegrasikan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) secara komprehensif dalam kegiatan bisnis dan operasional perusahaan untuk memastikan keberlanjutan perusahaan utamanya melalui pengelolaan ekspektasi stakeholders serta penerapan best-practice dan standard internasional yang berlaku.
Hingga akhir September 2023, BRI telah menyalurkan kredit ke Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan/KKUB sebesar Rp750,9 triliun, atau sekitar 66,1 persen dari total penyaluran kredit BRI. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 11,9 persen yoy. Dari nominal tersebut, sebesar Rp669,1 triliun disalurkan ke sektor UMKM, dan Rp81,8 triliun disalurkan ke sektor Kredit Usaha Berwawasan Lingkungan/KUBL atau biasa disebut green loans.
Praktik ESG
Praktik ESG yang telah dilakukan BRI pun memberikan dampak nyata terhadap masyarakat Indonesia. “Sesuai dengan business model-nya, BRI telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Berdasarkan riset internal, BRI telah berkontribusi sebesar sekitar 70 persen dari 85.1 persen pencapaian indeks inklusi keuangan Indonesia yang di survei pada tahun 2022,” jelas Sunarso.
Salah satu bukti nyata transformasi BRI yang memberikan dampak positif terhadap inklusi dan literasi keuangan masyarakat yakni Super App BRImo. Aplikasi serba bisa ini telah digunakan 30,4 juta user sejak diluncurkan pada Februari 2019.
Saat ini (hingga Oktober 2023) Super App BRImo telah digunakan oleh 30,4 juta user, angka tersebut meningkat pesat dari 2,9 juta user pada akhir Desember 2019. Dari sisi volume transaksi telah mencapai Rp3.353 triliun atau tumbuh sekitar 60,83 persen yoy. Ini merupakan salah satu hasil transformasi digital BRI, selain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, inisiatif ini juga terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar.
“Melalui transformasi berkelanjutan serta eksekusi strategi yang baik, BRI optimis mampu untuk terus meng-create value, baik dari sisi ekonomi maupun sosial, serta akan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham di masa mendatang,” pungkasnya.
Advertisement