Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan menyambangi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (30/11/2023). Anies tiba di GBI Mawar Saron pada pukul 13.53 WIB didampingi Co-Captain Tim Nasional AMIN Sudirman Said.
Anies yang mengenakan jas hitam dan celana bahan hitam disambut beberapa orang perwakilan PGPI. Dia dijadwalkan untuk memberikan seminar wawasan kebangsaan Mubes ke IX Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).
Advertisement
Kedatangan Anies diwarnai insiden adanya seorang oknum yang menghalangi peliputan awak media. Hal itu terjadi, saat para wartawan yang membawa kamera besar televisi dan gawai milik mereka berkerumun mengambil posisi untuk meliput kedatangan Anies ke GBI Mawar Sharon.
Nampak, saat puluhan awak media mengambil posisi aman dan menjaga jarak untuk memberikan jalan kepada Anies memasuki gereja, tiba-tiba salah seorang oknum menghalang-halangi wartawan saat melakukan tugasnya.
Oknum laki-laki berbadan tegap itu menghalangi sorotan kamera awak media kepada sang capres.
Tak hanya itu, dia menyampaikan kehadiran wartawan yang bertugas meliput kunjungan Anies tidak lebih penting daripada acara musyawarah besar tersebut.
"Jangan nutupin, Pak," ucap wartawan.
"Justru itu buka jalan, bukan saya tutup," kata si oknum.
"Kalau kayak gini apa yang mau diliput, Pak?," celetuk wartawan lagi.
"Iya, kamu tidak lebih penting liput, kami yang punya acara," kata si oknum.
Melihat hal itu, Anies terlihat langsung berupaya menenangkan dua pihak sambil terus berjalan memasuki gereja menuju ruang acara.
"Tenang, tenang," ucap Anies.
Lalu, Anies dan beberapa perwakilan PGPI yang menyambut di luar gedung GBI Mawar Sharon berlanjut memasuki gereja dan memulai kegiatan musyawarah besar. Acara berlangsung secara internal.
Alasan Anies Pilih Maju Pilpres 2024: Bukan Saya Mendaftar, Tapi Dapat Panggilan
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, mengungkapkan alasannya memilih presiden sebagai tujuan hidup perjalanan politiknya di 2024. Anies menyebut, dia tak mendaftar sendiri melainkan diminta.
Hal ini disampaikan Anies dalam sesi tanya jawab Desak Anies bersama kalangan anak muda di Kafe 150, Bandung, Jawa Barat, Rabu 29 November 2023. Agenda ini menjadi bagian dari kegiatan kampanye pemilu Anies di Bandung.
"Mengapa pak, mengapa presiden Republik Indonesia? Dari semua pilihan hidup yang bisa bapak pilih dan lanjutkan, mengapa presiden Indonesia?," kata peserta Desak Anies, Sarah Ardiwinata.
"Saya ini sedang bertugas di Jakarta menjadi gubernur. Kemudian saya dipanggil untuk menjadi calon presiden yang mengundang adalah Partai Nasdem yang tidak mendukung saya dalam pilkada 2016-2017, justru yang mengundang. Jadi saya ini diundang," jawab Anies.
Anies menyatakan, panggilan itu dia terima lantaran berkaitan dengan mengurusi kehidupan bangsa dan negara. Anies menilai, tugas mengurus bangsa sebagai hal yang terhormat.
"Nah saya ini saya selalu katakan, saya kalau ada panggilan tugas untuk mengurusi bangsa ini, saya akan bilang ya, saya siap. Seperti ketika Sarah dapat panggilan tugas jadi ketua OSIS, oke saya siap, saya kerjakan kenapa? Karena ini adalah sesuatu yang terhormat," jelas Anies.
Menurut mantan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini, politik harus dijaga kehormatannya. Dia menyebut, berkecimpung di dunia politik menjadi salah satu cara untuk menjaga hal tersebut.
"Dan kami ingin menjaga agar tugas di dunia politik itu adalah tugas yang dijaga kehormatannya dan saya pilih untuk menerima panggilan itu dan sekarang saya menjadi calon presiden," kata Anies.
"Bukan saya mendaftar, tapi saya dapat panggilan untuk menjadi calon presiden dari partai politik sekarang Nasdem PKS dan PKB. Gitu ceritanya," tandas Anies.
Advertisement
Anies Nilai Negara Harus Hadir Bantu Ringankan Beban Sandwich Generation
Anies Baswedan mengatakan, negara mempunyai tanggung jawab untuk membantu tak munculnya generasi sandwich. Pasalnya, menurut Anies, generasi sandwich timbul karena orang tua yang tidak sejahtera.
"Jadi negara harus hadir karena dalam kenyataannya kita memiliki tanggung jawab intergenerasi, orang-orang tua kita banyak yang di masa tuanya tidak punya jaminan hari tua," kata Anies di acara Desak Anies, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023).
Terutama, lanjut dia, negara harus mengakomodasi urusan yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan, terkhusus untuk para lansia. Anies menyebut, hal itu sudah dia terapkan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Jadi ketika saya masuk tugas di Jakarta itu 27 persen penduduknya tidak terjamin BPJS dan kalau 27 persen kan artinya 3 juta orang dan 3 juta orang ini adalah yang paling bawah, paling miskin mereka tidak punya jaminan pekerjaan," kata Anies.
"Kemudian kita mengalokasikan anggaran sampai Rp1,3 triliun, sehingga seluruh orang-orang ini dapat jaminan rasa termasuk orang tua," sambung dia.
Dia menyatakan, begitu generasi yang lebih tua sejahtera, maka generasi di bawahnya tidak akan merasakan beban yang amat berat.
"Sehingga tidak mengalami tekanan yang biasa disebut sebagai sandwich generation itu," ujar dia.
Di sisi lain, kata Anies pemerintah juga mesti memastikan akses pembiayaan kuliah, rumah, hingga pembiayaan kredit-kredit dibuat mudah.
"Ini yang kita balik, sehingga anak-anak muda bisa dengan mudah mendapatkan KPR. Jadi KPR itu singkatannya kredit perumahan rakyat, cuma akhir-akhir ini katanya artinya Kapan Punya Rumah (KPR)? Saking sulitnya KPR itu," ucap Anies.
Anies Bicara Kebebasan Berpendapat
Anies Baswedan menyinggung, terkait kebebasan berpendapat di acara Desak Anies yang digelar di Bandung, Jawa Barat (29/11/2023). Menurut Anies, penyampaian pendapat tak harus dibarengi dengan rasa takut.
"Kalau bahasanya Gus Imin 'Ga bahaya ta?'. Gini, saya melihat kebebasan berpendapat, kebebasan berdialog itu harus dijaga. Kenapa saya mau dateng acara gini? Karena saya ingin berdialog, ingin berdiskusi dan jangan sampai ada rasa takut untuk mengungkapkan pendapat di negeri ini. Ini negeri merdeka yang tidak boleh ada rasa takut," kata Anies.
Anies menilai, banyak aturan saat ini yang membuat masyarakat takut untuk menyampaikan pendapat atau kritik kepada pemerintah. Anies menyebut, hal ini menyebabkan kritik dilontarkan masyarakat dengan istilah-istilah.
"Menurut saya itu harus hilang, dan menurut saya kita harus kembalikan aturan-aturan yang membuat orang punya rasa takut harus hilang," ujar Anies.
Menurut Anies, jika ada rasa merdeka dalam berpendapat, maka akan ada kecerdasan dalam berdialog. Pendapat, kata dia, akan bisa disampaikan secara terus terang.
Anies menuturkan, tidak ada kritik yang membangun. Kritik, kata Anies harus dibiarkan apa adanya.
"Jangan sampai ada rasa takut untuk mengungkapkan dan tidak boleh kita bilang kritik yang membangun, karena kritik ya kritik aja, membangun ya membangun aja, nggak apa-apa lah," ucap dia.
"Kritik-kritik saja karena urusan membangun yang dikritik, yang mengkritik kan tugasnya mengamati," pungkas Anies.
Advertisement