Kemampuan Literasi yang Baik Jadi Bekal Diri untuk Lawan Hoaks Pemilu 2024

Kemampuan literasi berguna untuk individu menjaga pikiran dan mengatur emosi saat mendapatkan informasi di masa pemilu saat ini.

oleh Rida Rasidi diperbarui 01 Des 2023, 13:14 WIB
Ilustrasi belajar, membaca, buku. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks menjadi ancaman yang berpotensi akan membanjiri proses pesta demokrasi Pemilu 2024. Teknologi yang berkembang pesat membuat penyebaran hoaks juga akan berlangsung dengan cepat.

Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra mengatakan, kemampuan literasi yang baik menjadi penting untuk dimiliki setiap individu agar dapat mengelola pikiran dan mengontrol emosi saat mendapatkan informasi, terutama di masa kampanye Pemilu 2024 saat ini.

“Apa artinya literasi? Literasi itu berarti kemampuan mengolah informasi, yang itu terkait dengan kompetensi prefrontal itu dalam mengolah informasi, ya,” ujar Novi dikutip dari Antara.

Novi menjelaskan, manusia memiliki bagian otak yang disebut dengan prefrontal cortex. Bagian ini berfungsi untuk mengelola pikiran dan emosi. Ia menilai, kemampuan berpikir kritis yang dimiliki mampu membuat seseorang menganalisis kondisi, memahami, dan mengelola informasi yang diterima.

Sebaliknya, ia menjelaskan, jika kemampuan berpikir kritis rendah, maka akan mengalami kesulitan secara mental, seperti kesulitan membuat keputusan, atau bahkan terlalu cepat dalam membuat keputusan.

“Nah, untuk bisa bagus (kemampuan berpikir kritisnya), dia kan berarti harus well-literate. Literasinya harus bagus dan baik. Jadi, dia harus banyak membaca, membandingkan, mengelola banyak informasi, terus dia itu sanggup untuk mengelola itu. ‘Oh ini kayaknya benar’, ‘oh ini kayaknya bermanfaat’, ‘ini gak bermanfaat’. ‘Ini kayaknya cuma gimmick’, gitu,” katanya menjelaskan.

Kemampuan literasi yang kurang baik akan menyebabkan kecenderungan bagi seseorang untuk baper (terbawa perasaan) ketika mendapatkan sebuah informasi. Misalnya, saat seseorang emosi ketika orang yang mereka idolakan atau jagoannya dijelek-jelekkan oleh pihak lain.

Untuk itu, menurutnya, penting bagi seseorang untuk memiliki literasi yang baik agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dan dapat menghindari fanatisme. Novi menyebut, mereka dengan literasi yang baik akan betul-betul mempelajari masing-masing capres-cawapres yang berkontestasi, seperti rekam jejak dan latar belakangnya.

Ia menambahkan, publik dapat membaca buku dan menonton video-video untuk lebih memahami masing-masing capres-cawapres, sehingga mendapatkan banyak informasi.

“Sampai dia yakin ‘nanti mana ya yang aku pilih’. Sehingga, dia tidak mudah terbawa emosi, karena dia mampu mengelola pikirnya,” ujarnya.

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya