Gejala Mycoplasma Pneumonia Termasuk Ringan, Kenapa Pasien Anak di China Membludak?

Gejala Mycoplasma pneumonia yang ditimbulkan sebenarnya terbilang ringan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Nov 2023, 19:00 WIB
Gejala Mycoplasma pneumonia yang ditimbulkan sebenarnya terbilang ringan. (Jade Gao / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Gejala Mycoplasma pneumonia menurut Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan pada umumnya terbilang ringan. Bahkan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Lantas, mengapa infeksi pneumonia di China akibat Mycoplasma pneumoniae membuat pasien anak-anak membludak? Ada pula gejala anak yang dilaporkan mengalami mengi (napas berbunyi) sampai diare.

"Saya ingin menyampaikan, kalau hanya (terinfeksi) Mycoplasma pneumoniae saja biasanya gejalanya ringan. Barangkali di China itu anak-anak gejalanya berat bisa jadi karena selain terinfeksi Mycoplasma pneumoniae juga ada koinfeksi dengan virus misalnya," papar Erlina saat 'Media Briefing PB IDI: Mycoplasma Pneumonia' pada Kamis, 30 November 2023.

Koinfeksi adalah kondisi seseorang terinfeksi lebih dari satu kuman atau bakteri. 

Gejala Mycoplasma Pneumonia di China

Erlina kembali menyebut gejala Mycoplasma pneumoniae pada anak di China.

"Gejala yang timbul pada anak-anak di China utara itu bersin-bersin mereka. Hidung tersumbat, sakit tenggorok, matanya berair, kadang-kadang ada mengi, napasnya berbunyi," lanjutnya.

"Bahkan kalau batuk sering bisa muntah dan juga ada yang diare."

Bakteri Mycoplasma pneumoniae penyebab pneumonia di China -- yang juga merebak di Eropa seperti Belanda dan Denmark -- termasuk kategori bakteri atipikal.

"Kejadian pneumonia di masyarakat sebesar 7 sampai 20 persen disebabkan oleh bakteri atipikal, salah satunya adalah Mycoplasma pneumoniae," sambung Erlina.


Gejala Memburuk pada Orang yang PPOK

Erlina Burhan menambahkan, gejala Mycoplasma pneumonia dapat memburuk pada orang dewasa yang mempunyai riwayat komorbid seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

"Kondisi lain bisa memburuk, ada sakit tenggorok, lemas, batuk, nyeri kepala. Kemudian kalau dia memburuk bisa menimbulkan ada cairan di paru dan kalau orangnya sakit yang lain, PPOK misalnya, ini akan menjadi lebih parah," tambahnya.

Sementara itu, gejala Mycoplasma pneumonia secara umum termasuk ringan.

"Gejala-gejalanya tidak berat, ringan-ringan saja dan juga baru muncul setelah satu atau sampai 4 minggu, bisa sampai satu bulan kemudian baru gejala muncul," jelas Erlina.

"Gejalanya batuk ya. Kalau orangnya sehat biasanya gejalanya ringan-ringan saja."


Unit Pelayanan Anak di China Penuh

Pasien anak dengan identifikasi keluhan penyakit pernapasan Mycoplasma pneumonia telah membanjiri unit pelayanan anak di rumah sakit kota di China. (Jade Gao / AFP)

Pasien anak dengan identifikasi keluhan penyakit pernapasan, salah satunya Mycoplasma pneumonia telah membanjiri unit pelayanan anak di rumah sakit kota di China. Meski unit layanan kesehatan anak semakin penuh, pihak berwenang China mengimbau agar masyarakat tetap tenang.

Menurut pemberitaan media China, saat ini banyak bangsal rumah sakit yang dipenuhi pasien. The Guardian mengutip data dari Global Times yang melaporkan pada Selasa (28/11/2023), rumah sakit Anak Beijing menerima hingga 9.378 pasien dalam sehari. Angka itu memenuhi kapasitas penuh selama dua bulan terakhir.

Dikatakan juga bahwa klinik rawat jalan, klinik anak, dan departemen pernapasan di beberapa rumah sakit di Beijing telah dipesan setidaknya selama tujuh hari.

Ruang Tunggu Penuh Sesak

Foto dan video daring serta media Pemerintah menunjukkan, ruang tunggu yang penuh sesak dengan tempat tidur berjejer di lorong rumah sakit di Hebei. Salah satu orangtua pasien di Jinan mengatakan bahwa yang sakit bukan hanya anaknya, tapi juga separuh dari teman sekelasnya.

Di tengah situasi ini, sebuah video viral di media sosial. Video ini menunjukkan anak-anak di China tetap mengerjakan PR sambil diinfus dan mengenakan masker.

Video ini memicu peringatan dari pejabat setempat bahwa sekolah tidak boleh memaksa anak-anak untuk mengerjakan PR saat mereka sakit.

Di Hangzhou, salah satu orangtua mengatakan kepada media bahwa kelas-kelas telah dihentikan sementara waktu karena begitu banyak anak yang tidak dapat menghadiri kelas akibat penyakit pernapasan.


Penyakit Mirip Flu, Bukan Patogen Baru

Pihak berwenang China juga mengatakan, peningkatan kasus penyakit pernapasan tidak didorong oleh patogen baru. Melainkan oleh penyebaran bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae dan patogen umum termasuk influenza, rhinovirus, adenovirus, dan RSV.

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya memantau peningkatan pneumonia yang tidak terdiagnosis di rumah sakit anak di Beijing, Liaoning, dan tempat lain di Tiongkok.

Data yang tersedia menunjukkan penyakit mirip flu itu meningkat dua kali lipat dibandingkan beberapa tahun terakhir. Namun, pihak berwenang mendesak masyarakat untuk tetap tenang, dan mengkaitkan peningkatan kasus dengan awal musim flu pertama sejak pembatasan pandemi COVID-19 dicabut.

Pihak berwenang China menanggapi permintaan informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam waktu 24 jam.

Selama telekonferensi, pihak China memberikan data yang menurut WHO mengindikasikan peningkatan konsultasi dokter dan rawat inap anak-anak karena Mycoplasma pneumoniae sejak bulan Mei 2023. Ada pula kontribusi dari virus RSV, adenovirus, dan influenza sejak bulan Oktober 2023.

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya