Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyebut gimmick 'gemoy' Prabowo Subianto tidak sehat.
Anggota Dewan Pertimbangan Tim Nasional Pemenangan (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar itu mengaku prihatin dengan gimmick politik seperti itu karena tidak sehat bagi demokrasi yang seharusnya mengedepankan visi misi dan program bagi rakyat.
Advertisement
Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut gimmick gemoy Prabowo Subianto berkembang seiring dengan dinamika dan alami dari di kalangan pendukung.
"Bahwa kemudian ada gimik-gimik yang beredar di luaran dari para pendukung, itu adalah dinamika yang berkembang yang tidak bisa kita larang," ujar Dasco kepada awak media, di Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).
Dasco pun menilai seharusnya tidak ada masalah terkait gimik gemoy Prabowo Subianto. Sebab kontestasi politik memang sewajarnya untuk menarik simpati masyarakat, dan gimmick tersebut diserap dari dinamika yang berkembang.
"Jadi kalau kemudian di paslon lain gimik-gimiknya kurang, ya itu di luar kuasa kami. Karena di paslon nomor 2 ini memang kita lihat di medsos yang dukung gimik-gimiknya banyak dan heboh begitu," kata Dasco.
Sementara itu, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai gimmick gemoy Prabowo itu tak akan bisa digunakan apabila subjek yang melekat tidak disukai.
"Jadi yang namanya gimmick, yang namanya citra itu kan lengkap. Orang enggak akan suka dengan gimmick gemoy, gimmick lucu, ya kalau orangnya tidak disukai, kalau gagasannya tidak disukai," kata Habiburokhman.
"Coba kalau, misalnya, ada tokoh yang atletis, tampan, dan lain sebagainya tetapi gagasannya tidak disukai, tidak akan ada gimmick ini, gitu loh," tambahnya.
Gimmick Gemoy Prabowo adalah Anugerah Bukan Didesain
Habiburokhman mengatakan kalau gimmick tersebut hadir dan timbul secara natural, alami. Karena pandangan orang-orang yang saat ini melihat Prabowo dan membuatnya viral seperti sekarang.
"Karena banyak orang yang mencintai Pak Prabowo, misalnya dikatakan dengan gimik-gimik gemoy dan lain-lain, ya memang begitulah," kata Habiburokhman.
Meski begitu, Prabowo-Gibran tetap mengedepankan gagasan dan program yang mereka bawa. Terkait penampilan Prabowo Subianto yang gemas dan disebut gemoy, itu dipandang sebagai anugerah yang tak dibuat-buat.
"Ya sudah bagi kami Pak Prabowo disukai karena gagasan, lebih disukai dengan memang penampilannya menggemaskan, yaitu anugerah. Jadi siapa sangka kita dapat anugerah seperti itu. Kan orang gemuk banyak, politisi-politisi gemuk juga banyak, tapi yang disebut gemoy menggemaskan ya Pak Prabowo," tutur Habiburokhman.
"Yang seperti ini yakinlah tidak akan bisa dibuat-buat, enggak akan bisa desain-desain lah, didesain, dan lain sebagainya. Ini memang sudah momentumnya Pak Prabowo sampai yang seperti ini pun muncul-muncul menguatkan Pak Prabowo," sambungnya.
Advertisement
PKS Sebut Gimmick Politik 'Gemoy' Prabowo Tidak Sehat
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menyinggung soal gimmick 'gemoy' yang saat ini diasosiasikan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Sohibul dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/2023).
Sohibul mengaku prihatin dengan gimmick politik 'gemoy' yang dilancarkan kubu Prabowo-Gibran. Menurutnya, gimik seperti itu seharusnya tidak dilakukan, karena tidak sehat bagi demokrasi yang mengedepankan visi misi dan program bagi rakyat.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimmick-nya," ujar Sohibul.
"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, bib apa bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul.
Ganjar: Banyak Pemilih Pemula Lebih Suka Gimmick Ketimbang Visi dan Misi
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyebut banyak pemilih terutama pemilih pemula tidak tertarik dengan visi misi capres-cawapres di pilpres 2024.
Menurut Ganjar, para pemilih pemuda lebih menikmati gimik (gimmick) atau permainan peran yang disajikan para peserta.
Hal ini disampaikan Ganjar Pranowo saat berdialog di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).
"Banyak teman-teman media ketika bertanya kepada saya, apa visi misinya, apa programnya, dan seterusnya. Itu di kalangan pemilih apalagi pemula, itu enggak tertarik, yang tertarik lebih pada gimmick," kata Ganjar.
Padahal, kata Ganjar, para peneliti mengungkapkan bahwa demokrasi bisa berjalan jika semua kandidat bisa menyampaikan ide dan gagasannya.
Selain itu, lanjut Ganjar, para kandidat juga seharusnya bisa menawarkan solusi ketika mereka terpilih. Sehingga, Ganjar lebih tertarik dan memilih menawarkan solusi agar masyarakat bisa menilai. Termasuk soal kecocokan visi dan misi dengan pemimpin sebelumnya.
"Saya khawatir kalau pemimpin baru kemudian punya visi sendiri dan itu berbeda dengan konstitusi. Bengkak bengkok begitu," ujar Ganjar.
Ganjar mengeklaim sudah banyak cara yang dilakukannya untuk menjelaskan visi dan misi kepada masyarakat. Di Papua, misalnya, dia banyak berbincang dengan masyarakat setempat dan ternyata masih banyak yang belum tahu soal pemilu 2024.
"Karena itu saya bicara dengan tim saya, saya sampaikan ada gap informasi. PWI bertugas berat ini," kata Ganjar.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement