Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah penindakan yang dilakukan petugas kepada perambah hutan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tidak membuat jera penjahat lingkungan. Habitat gajah dan harimau hingga tapir itu selalu menjadi sasaran empuk.
Baru-baru ini, petugas menemukan perambah hutan beraksi lagi di hutan yang berada di Kabupaten Pelalawan itu. Tak tanggung-tanggung, 600 hektare hutan alam sudah digunduli.
Baca Juga
Advertisement
Operasi gabungan oleh Direktorat Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan TNI, Polri dan pemerintah daerah ini menemukan 36 pondok perambah. Hanya saja bangunan semi permanen berbentuk panggung itu sudah kosong.
Dari operasi sejak 15 hingga 19 November itu, petugas menemukan ribuan bibit sawit siap tanam. Ada juga lahan yang sudah ditanami dengan usia pohon sawit sekitar 1 tahun lebih.
Meskipun operasi ini tidak berhasil menemukan satupun pelaku di lokasi, Direktur Jenderal Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani optimis otak perambahan bakal tertangkap.
Rasio menyebut saat ini penyidik mencurigai 80 orang terlibat dalam perambahan TNTN 600 hektare itu. Mereka diduga membeli dari oknum di dusun Take Jaya, Desa Air Hitam.
Oknum dusun ini menjualnya kepada warga pendatang yang ingin membuka kebun sawit. Yang paling dominan membeli berasal dari Kabupaten Indragiri Hulu.
"Ada juga dari luar liar, ada oknum dusun terlibat, akan kami ungkap," tegas Rasio di Pekanbaru, Kamis siang, 30 November 2023.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peran Penting
Para pembeli ini kemudian membabat hutan dan mendirikan pondok untuk tempat tinggal sementara. Di lokasi dibawa bibit-bibit sawit dari luar kemudian ditanam.
"Identitas para pelaku dan aktor intelektualnya sudah dikantongi, akan dilakukan penyelidikan, dimintai keterangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan ilegal itu," jelas Rasio.
Rasio sudah memerintahkan Direktur Pencegahan dan Pengaman Hutan KLHK dan para penyidik terus melakukan operasi-operasi pemulihan keamanan kawasan TNTN. Patroli juga ditingkatkan agar pelaku tidak kembali lagi ke lokasi.
"Sementara untuk sawit ditanam sudah ditebang, ada yang diracun, bibit-bibit sawit serta pondok sudah dimusnahkan," jelas Rasio.
Rasio menjelaskan, TNTN merupakan ekosistem penting bagi keberlangsungan hidup gajah, harimau dan tapir. Masifnya perambahan membuat konflik satwa dengan manusia kian meningkat.
"Rusaknya ekosistem TNTN juga mengancam keberadaan keanekaragaman hayati," ujar Rasio.
Advertisement