Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkap temuan cadangan gas jumbo di Kalimantan Timur. Ini merujuk pada hasil ekplorasi di Geng North, Wilayah Kerja North Ganal di Kaltim.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, temuan cadangan gas jumbo ini dilakukan oleh perusahaan migas asal Italia, ENI. Temuan ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Advertisement
"Geng North, ini Geng North yang kita sebut sebagai giant discovery karena inplace-nya 5 TCF (triliun cubic feet) dan ini adalah giant discovery setelah tahun 2021 yang disebut giant discovery adalah Banyu Urip dan tahun 2000 giant discovery-nya adalah Abadi Masela," tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Dia memaparkan ENI berhasil menemukan cadangan gas jumbo ini pada 2 Oktober 2023 di lepas pantai Kalimantan Timur.
Biaya eksplorasi sumur offshore ini disebut menelan biaya sekitar USD 100 juta dan estimasi sumber daya hidrokarbon atau inplace-nya adalah 5,3 TCF gas dan minyak 380 juta barel.
"Rencana pengembangan, ENI mentargetkan utk bisa mempercepat pengembangannya ini mengcopy apa yang dilaksanakan ENI di Mesir. InsyaaAllah ini akan dilaksanakan dalam 3 tahun, jadi targetnya 2027 atau 2028 ini sudah onstream," terangnya.
Kemudian, penyaluran gas dari sumur Geng North ini tidak memerlukan pembangunan baru. Pasalnya, gas produksian ini bisa disalurkan ke pangkalan LNG Bontang yang saat ini menjalankan 2 train.
"Nanti dengan tambahan Geng North dan IDD yang bagian utara akan menjadi jalan 4 train dengan 1 train standby," kata Dwi.
Optimalisasi LNG Plant Bontang
Dwi menguraikan ketika Geng North ini berproduksi, bisa mengoptimalkan operasional LNG Plant Bontang, Kalimantan Timur.
Hasil produksi Geng North juga nantinya akan diintegrasikan dengan lapangan FPSO dan Lapangan Gehem sebelum disalurkan.
"Jadi ini akan sangat bagus untuk mengutilisasi lebih optimal LNG Bontang lebih baik lagi, insyaAllah," tegasnya.
Tak cuma itu, mengacu pada evaluasi yang dilakukan ENI, Dwi mengungkap ada potensi cadangan jumbo lagi di sekitar wilayah tersebut. Titiknya kemungkinan berada diantara lapangan Geng North dan lapangan IDD.
"Jadi ini sebenarnya tambahan potensi disana. InsyaAllah kalau menurut informasi evaluasi ENI akan di sekitar Geng North dan IDD akan ada potensi-potensi baru yang bisa diteruskan untuk bisa diteruskan untuk menjaga plato disana," tuturnya.
"Jadi kalau kita lihat dari ENI di kaltim akan dijaga plato di 1700 mmscfs dan sebagai pembanding itu di BP Tangguh saat ini beroperasi dengan 2100 MMSCFD atau juta kubik feet per hari dan nanti Abadi Masela itu di sekitar 2000, 1900-an (MMSCFD). Jadi kira-kira giant-giant-nya ini ditambah potensi giant-nya adalah dari Andaman di Aceh kalau nanti menjalankan LNG Arun," pungkas Dwi Soetjipto.
Advertisement
Blok Migas Jumbo
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menghadiri Abu Dhabi International Petroleum and Conference (ADIPEC) pada 1 Oktober di Abu Dhabi.
Dalam gelaran ini, Dwi Soetjipto memberikan apresiasi kepada perusahaan migas Eni atas penemuan cadangan gas di Wilayah Kerja North Ganal Kalimantan Timur dalam jumlah yang signifikan dengan perkiraan awal Gas in Place 5 triliun cubic feet (tcf).
Dengan perkiraan awal discovered resources sebesar +/- 609 MMBOE (recoverable), penemuan ini menjadikan temuan di sumur Geng North -- 1 menjadi salah satu dari 3 besar temuan eksplorasi dunia di tahun 2023.
Dwi mengatakan, dengan perkiraan awal penemuan gas in Place 5 Tcf maka akan menjadi salah satu giant discovery yang akan meningkatkan secara signifikan cadangan gas untuk mendukung peningkatan produksi migas nasonal secara berkelanjutan dan mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).
Penemuan Giant Discovery tersebut diyakini dapat lebih mendorong investasi eksplorasi yang lebih masif dimasa yang akan datang mengingat potensi migas nasional masih menjanjikan karena dari 128 cekungan, masih ada 68 cekungan yang belum di bor.
"Kami berharap penemuan cadangan gas di North Ganal oleh salah satu international oil company (IOC) akan mendorong lebih banyak IOC lainnya untuk masuk ke Indonesia. Ini tentu buah dari salah satu upaya Pemerintah meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional" terang Dwi dalam keterangan tertulis, Senin (2/10/2023).
Kejar Monetisasi
Dwi menyampaikan bahwa SKK Migas akan melakukan koordinasi yang intensif dengan Eni untuk tahapan-tahapan selanjutnya agar penemuan raksasa tersebut dapat segera di monetisasi.
Penemuan giant discovery gas tersebut akan didorong untuk segera dapat di produksi sehingga dapat meningkatkan pasokan gas untuk mendukung pembangunan, termasuk hilirisasi gas yang saat ini tengah didorong oleh Pemerintah.
Hal ini didukung pula dengan infrastruktur gas yang sudah tersedia di Kalimantan Timur sehingga diharapkan dapat dikembangkan dengan cepat dan efisien.
Advertisement