Liputan6.com, Jakarta - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md mulai memainkan narasi oposisi untuk mendapatkan perhatian publik.
Namun, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago membaca hal itu menjadi kebingungan tersendiri bagi TPN Ganjar-Mahfud, apakah memainkan narasi kampanye mendukung keberlanjutan program Jokowi atau membentuk poros oposisi baru, selain narasi perubahan Anies-Cak Imin.
Advertisement
“Saat ini terjadi kebingungan dari paslon Ganjar-Mahfud dalam memainkan narasi politik. Mendukung keberlanjutan yang telah dibangun oleh Jokowi atau menjadi oposisi baru dengan kritis terhadap pemerintahan,” tulis Arifki melalui siaran pers diterima, Kamis (30/11/2023).
Arifki mencatat, kebingungan TPN disebabkan partai pengusung paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin (AMIN) masih berada di pemerintahan Jokowi. Karenanya, narasi politik masih berada di tataran lisan, dan bukan tindakan.
“Jika memainkan narasi oposisi, tentu publik menilai Ganjar-Mahfud ikut-ikutan Anies,” ujar Arifki.
Arifki menyarankan, sebaiknya Ganjar-Mahfud perlu membangun strategi baru untuk bisa diterima oleh masyarakat. Sebab, cukup sulit bagi Ganjar-Mahfud mengklaim keberlanjutan pemerintahan Jokowi karena sudah diklaim oleh paslon Prabowo-Gibran.
“Kebingungan dengan “positioning” yang bakal dimainkan oleh Ganjar-Mahfud. Maka terkadang narasinya pada satu sisi keberlanjutan dan pada sisi lain menawar perubahan,” beber dia.
“Bahkan, ada yang menilai Ganjar-Mahfud lebih oposisi dibandingkan paslon Anies-Imin,” heran Arifki.
Arifki meyakini, sulitnya TPN untuk kritis terhadap pemerintah dikarenakan calon wakil presidennya yaitu Mahfud masih menjadi Menkopolhukam dan menteri-menteri strategis masih dipegang oleh PDIP
“Sehingga narasi oposisi yang dimainkan oleh TPN Ganjar-Mahfud bakal dipertanyakan oleh publik,” kata Arifki memungkasi.
Ganjar-Mahfud Akan Lanjutkan Hilirisasi Digital yang Terhambat Korupsi
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jutan Manik mengatakan Ganjar-Mahfud Md akan melanjutkan proyek hilirisasi digital yang tersendat pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) bila terpilih di Pemilu 2024. Hilirisasi digital bakal jadi salah satu proyek prioritas.
Jutan menyebut kasus korupsi proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G BAKTI Kominfo yang menjerat eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate jadi salah satu pengganjal hilirisasi digital. Jika proyek itu rampung, ia optimistis pemerintah bisa membuka akses internet ke seluruh penjuru negeri.
"Kasus korupsi BTS Kominfo yang cukup lumayan besar angkanya itu sangat disayangkan. Seandainya program itu dieksekusi dengan baik, itu sudah banyak membantu ekonomi digital kita," ucap Jutan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo ditaksir merugikan negara hingga sekitar Rp8 triliun. Saat ini, sudah belasan orang ditetapkan sebagai tersangka. Selain dari kalangan pejabat pemerintah, para tersangka juga berasal dari kalangan swasta dan akademikus.
Prasyarat hilirisasi digital, kata Jutan, ialah tersedianya jaringan internet yang murah dan menjangkau seluruh daerah. Alih-alih diakselerasi, menurut dia, upaya untuk mencapai itu terganjal kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo.
"Ganjar menyadari bila pemerintahan saat ini belum maksimal mempersiapkan ekonomi digital tersebut. Itu bisa dilihat dari infrastruktur (BTS 4G) yang seharusnya sudah ada, tapi belum ada," kata Jutan.
Advertisement
Ganjar Akan Perbaiki Infrastruktur Digital
Faktanya, akses koneksi internet di Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Selain itu, kecepatan internet Indonesia, baik untuk jaringan mobile maupun fixed broadband, tergolong "lelet".
Berbasis laporan Speedtest Global Index yang dirilis Ookla, Juli lalu, dengan kecepatan rerata 24,21 Mbps, Indonesia berada di posisi 96 dari 143 negara. Di Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi ke-8, tertinggal dari Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Selain membangun infrastruktur internet yang mumpuni, Jutan berkata Ganjar-Mahfud juga bakal mendorong kapabilitas industri dalam negeri supaya bisa membuat laptop dan ponsel sendiri yang bermutu tinggi, setara dengan kualitas produk global namun dengan harga yang terjangkau.
"Pada zaman Jokowi internet mahal. Infrastruktur juga belum kelar. Maka, Ganjar akan memperbaiki infrastruktur itu. Namun, juga menyentuh ke ranah server. Fokus Ganjar nanti akan meminta ke brand yang sudah membuat usaha ini meningkatkan kualitas," kata Jutan.