Liputan6.com, Jakarta - Ibu Kota Negara (IKN) ditargetkan menjadi kota transformatif dengan konsep Smart Future Forest City yang mencerminkan identitas nasional, sesuai dengan visi Indonesia Maju 2045.
Dengan target tersebut, Danis H. Sumadilaga selaku Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyoroti pentingnya kemitraan dengan Korea Selatan dalam pengembangan IKN.
Advertisement
"Kerja sama dengan Korea melalui MoU dan pengiriman tenaga ahli dari Korea menjadi bagian integral dari pengembangan IKN," ujar Danis dalam forum kerja sama Korea-Indonesia dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik dengan RI bertajuk "Together for The Future K-Wave and I-Wave" di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Menurut Danis, jika pengembangan tersebut didorong dengan kerja sama yang kuat, komunikasi masif, dan regulasi lingkungan yang baik, maka hal itu akan mampu membuka peluang lainnya.
"Hal ini menciptakan peluang untuk kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah dan bisnis. Ada komitmen terbuka terhadap peluang investasi jangka panjang," tuturnya.
Danis menambahkan bahwa Indonesia dan Korea Selatan memiliki latar belakang kerja sama infrastruktur yang kuat, "Indonesia dan Korea memiliki perwakilan kuat dalam bidang infrastruktur, dengan pemahaman teknis dan kerja sama yang telah lama berdiri."
Adapun pembangunan infrastruktur IKN Nusantara dilakukan secara bertahap, dan tetap berfokus pada aspek lingkungan. Kementerian PUPR akan memprioritaskan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) pada tahap awal yang dimulai dari 2022 sampai 2024.
Peran Strategis Korea Selatan dan Harapan Kontribusi Perusahaan dalam Pembangunan Nusantara
Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, mengungkapkan bahwa pembangunan IKN bukan sekadar proyek pemerintah, namun merupakan visi bangsa. Banyak negara bekerja sama untuk membuat hal itu terjadi, salah satunya adalah Korea Selatan.
"Kami memiliki begitu banyak minat dari banyak perusahaan di seluruh dunia termasuk Korea Selatan. Secara keseluruhan, kami memiliki 300 lebih, 45 persen dari itu berasal dari perusahaan asing termasuk Korea Selatan," ungkap Agung.
Agung kemudian menyebutkan bahwa pihaknya telah menandatangani sejumlah nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perusahaan dari Korea Selatan terkait pembangunan IKN.
Dengan beberapa perjanjian yang telah disepakati, Agung menyampaikan harapannya atas kontribusi perusahaan Korsel.
"Kami berharap bahwa nantinya ada perusahaan dari Korea Selatan yang benar-benar berkontribusi, melaksanakan, dan melakukan konstruksi di Nusantara," ujar Agung.
Dengan luas wilayah darat sekitar 250.000 hektare di Nusantara, hanya 25 persen yang akan dibangun sebagai ruang perkotaan, dan 10 persen akan menjadi area pertanian dan zona taman, tetapi mayoritas 65 persen akan tetap hutan.
Agung menyebutkan bahwa pembagian rasio wilayah tersebut menjadi aspek sangat penting, terutama untuk menjaga pulau Borneo, pulau Kalimantan, sebagai hutan tropis.
Advertisement
Dukungan Korea untuk Transisi Energi di Ibu Kota baru di Indonesia (IKN)
Sebelumnya, pada acara perayaan 50 tahun hubungan diplomasi Korea-Indonesia, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Park Jin, menyampaikan sambutannya melalui video. Park Jin mengungkapkan bahwa kerja sama Korea-Indonesia telah meluas hingga ke industri mutakhir, yang membentuk masa depan perekonomian kedua negara.
"The Korea-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) juga mulai berlaku tahun ini, ini akan mengantarkan masa depan yang cerah bagi hubungan ekonomi dua negara yang lebih kuat,” ujar Park Jin.
Perjanjian tersebut dianggap sebagai tonggak penting yang akan membawa hubungan ekonomi antara kedua negara menuju tingkat baru yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Park Jin juga mengungkapkan bahwa Korea turut mengulurkan tangan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia, mulai dari pembuatan kendaraan listrik hingga pembangunan Ibu Kota Negara Indonesia, Nusantara.
"Kami bergandengan tangan untuk membangun 'Green, Smart City, Nusantara,’ Ibu Kota baru di Indonesia," lanjut Park Jin.
Dengan kolaborasi yang erat dan komitmen bersama terhadap pembangunan berkelanjutan, Korea dan Indonesia memasuki era baru kerja sama yang bertujuan untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, cerah, dan berkelanjutan bagi kedua negara.
Dukungan Sarana Air Minum di IKN
Sementara itu, dalam kerja sama dengan Indonesia terkait pembangunan IKN, Dubes Lee Sang-deok mengatakan bahwa terutama saat ini sudah masuk perusahaan pengelolaan air minum.
"Sekarang sudah masuk Key Water, perusahaan Korea mengenai pengelolaan air minum. Air sudah masuk ke daerah IKN untuk sistem suplai ke IKN," ujar Dubes Lee Sang-deok dalam wawancara usai resepsi peringatan hubungan diplomatik ke-50 antara Korea Selatan dan Indonesia.
Sekarang, sambung Dubes Lee Sang-deok, sudah dijalankan Visible Survey untuk membangun terowongan di bawah laut dari daerah Balikpapan sampai IKN.
"Untuk proyek terkait Proyek IKN yang sudah masuk di lapangan dan sudah operasi proyek, saat ini baru Korsel saja. tidak ada negara lain. Sampai saat ini belum ada negara lain," paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Lee Sang-deok juga menyampaikan bahwa 8 September lalu presiden kedua negara, Korea Selatan dan Indonesia berkomitmen untuk terus bekerja sama.
"Presiden Jokowi dan Presiden Yoon Suk Yeol pada billateral meeting di KTT ASEAN, keduanya berkomitmen menjalankan kerja sama seterusnya," tegas Dubes Lee Sang-deok.
Dubes Lee Sang-deok juga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi sudah mengunjungi proyek pabrik Lotte Chemical yang terletak di Cilegon, proyek senilai USD 4 miliar.
"Jokowi juga berkunjung ke daerah Bekasi ke PT Hyundai LG, joint venture kedua perusahaan," imbuhnya.
Selain itu, Dubes Lee Sang-deok juga mengatakan Jokowi telah memberikan banyak perhatian dan dukungan kepada kedua proyek tersebut karena dinilai sangat signifikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Pemerintah Korea dan banyak perusahaan korea akan mendampingi terus pemerintah Indonesia untuk pertumbuhan Indonesia ke depannya," pungkas Dubes Lee Sang-deok.
Advertisement