Inovasi dari Smart Agriculture UGM Berhasil Juarai Lomba Business Plan Internasional

Tim Smart Agriculture UGM meraih juara pertama lomba business plan dengan ide bisnis Tilapia Labs. Tim ini mampu mengalahkan puluhan tim lainnya tingkat internasional.

oleh Yanuar H diperbarui 02 Des 2023, 08:00 WIB
Pelatihan pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) proyek SIMURP Kementan di BPP Ajung, Jember, Jawa Timur. (Ist)

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UGM menggelar kompetisi Business Plan Competition bertajuk EKRAF International Essay Competition ini memilih ide dari Tilapia Labs sebagai juara pertama yaitu dari Tim Smart Agriculture UGM

Tim yang beranggotakan Fathuzaky Setyawan, Malyasandi Firdaus, Mario Felix Silalahi ini adalah mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem dan peneliti Smart Agriculture Research, Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini mengusung ide bisnis tentang model Teknologi bioflok yang revolusioner dalam dunia budidaya ikan modern. 

Fathuzaky mengatakan konsep inovatif yang mampu mengalahkan 35 tim lain ini fokus pada penggunaan koloni mikroorganisme dalam air sebagai filter alami guna menjaga kualitas air serta mendukung pertumbuhan ikan. Konsep inilah yang membuat tim sepakat memberi nama “Tilapia Labs”.

“Salah satu keunggulan utama dari ide bisnis “Tilapia Labs” terletak pada efisiensi produksi serta dampak positifnya terhadap keberlanjutan ekosistem perairan di sekitarnya,”terangnya.

Fathuzaky salah satu tim Smart Agriculture UGM mengatakan melalui metode bioflok ini dapat mengurangi penggunaan air dengan meminimalkan penggantian air secara berkala dalam sistem budidaya ikan. Selain itu, sistem ini mampu menciptakan kondisi air yang optimal sehingga nantinya berkontribusi pada percepatan pertumbuhan ikan.

“Selain itu juga bisa mengurangi kandungan amonia serta limbah organik dari buangan budidaya yang dapat merusak ekosistem perairan seperti pencemaran air, perluasan alga, dan penyebaran penyakit ikan,”tuturnya.

Sementara Mario mengatakan DIY menjadi wilayah potensial untuk pengembangan budidaya ikan terutama ikan nila. Sebab permintaan terhadap ikan nila ini cukup tinggi  untuk konsumsi   dari tahun ke tahun. Melalui budidaya ikan nila dengan konsep bioflok memberikan berbagai keuntungan.

Malyasandi mengatakan keuntungannya yang pertama hasil budidaya ikan nila tidak hanya memiliki daging yang lebih padat namun memiliki aroma yang lebih segar. Kedua, ikan hasil budidaya juga kaya akan kandungan  probiotik sehingga menjadi nilai tambah yang dapat mendukung pemasaran produk Tilapia Labs secara efektif di pasar lokal.

“Adanya ide inovatif seperti Teknologi bioflok, diharapkan dapat terbuka peluang bagi pengembangan model budidaya yang ramah lingkungan serta mampu memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal,”imbuh tim Smart Agriculture UGM Malyasandi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya