Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendukung dua proyek minyak dan gas atau migas jadi proyek strategis nasional (PSN), yakni Asap Kido Merah (AKM) di Papua dan Geng North di Kalimantan.
Arifin menilai, kedua proyek migas raksasa ini bakal jadi supplier penting produk gas alam cair untuk sektor industri dalam negeri. Menurutnya, total ada 5 kilang gas yang punya peranan penting.
Advertisement
Jokowi sendiri belum lama ini telah meresmikan kilang gas Tangguh Train 3 senilai Rp 72,45 triliun di Teluk Bintuni, Papua Barat.
"Prinsipnya kita mendukung ya (AKM dan Geng North jadi PSN), karena ini strategis sekali buat kita. Nanti itu train LNG bisa jalan sampai 5. AKM ini kan strategis, karena untuk dukungan gas buat pabrik pupuk, untuk dukung pangan," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Untuk diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengusulkan Asap Kido Merah dan Geng North jadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan AKM sendiri sudah menjadi proyek strategis sektor hulu migas. Proyek yang dioperatori oleh Gentinf Oil Kasuri Pte Ltd ini dibidik onstream pada kuartal IV-2025 mendatang.
"Ini sedang kita usulkan untuk menjadi proyek strategis nasional," kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Garapan Migas di Geng North
Dia merinci, proyek ini telah mulai dibangun sejak 14 November 2023 lalu. Hingga Oktober 2023, sudah dilakukan Nota Kesepahaman (MoU) dan Head of Agreement (HoA). Lalu, rampungnya GSA dengan Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk menyuplai ke pabrik petrokimia di Fakfak, Papua. Serta, FEED yang juga sudah rampung 100 persen.
Dwi mengakui, pengajuan AKM masuk ke PSN sudah mendapat restu dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dwi juga menyebut garapan migas di Geng North sudah diajukan.
"Yang untuk AKM sudah kita ajukan dan sudah dapat dukungan dari pak Menteri ESDM, Geng North juga sudah ktia ajukan," ujar dia seusai rapat.
Lebih lanjut, Dwi mengungkap alasan dua proyek migas itu diusulkan untuk masuk PSN. Salah satu pertimbangannya adalah kapasitas produksi yang besar dan nilai investasi yang menjanjikan.
"Pertama, dia kapasitasnya besar, pertama besar, yang kedua dia sangat vital terhadap pengembangan daerah itu, untuk AKM misalnya, dengan adanya AKM, bangun pabrik disana, kemudian LNG dan kapasitas juga cukup besar 360 lebih MMSCFD dan (proyek pabrik) pupuknya sendiri sudah PSN," tuturnya.
Advertisement
Layak Jadi Proyek Strategis Nasional
Sedangkan, untuk proyek Geng North, Dwi menangkap potensi kapasitas produksi hingga 1.000 MMSCFD. Besarannini dinilai bisa mengoptimalkan utilisasi dari LNG Bontang.
"Jadi perannya terhadap energi kita ke depan menjadi sangat bagus, makanya saya kira kita lihat bahwa itu layak proyek strategis nasional," ungkapnya.
"Dan investasinya sangat besar, misalnya di AKM itu kira-kira USD 3,3 miliar, itu kira-kira Rp 45 triliun atau Rp 50 triliun, sedangkan Geng North juga akan besar juga investasinya," pungkas Dwi Soetjipto.