Pendapatan Bumi Resources Susut 15,77% hingga Kuartal III 2023

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan turun 15,77 persen dan laba bersih susut 84 persen hingga kuartal III 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Des 2023, 21:58 WIB
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan dan laba bersih merosot hingga akhir kuartal III 2023. (Foto:Unsplash/Isaac Smith)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan dan laba bersih merosot hingga akhir kuartal III 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/12/2023), PT Bumi Resources Tbk catat pendapatan USD 1,17 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pendapatan turun 15,77 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,39 miliar.

Beban pokok pendapatan susut 0,43 persen menjadi USD 1 miliar hingga akhir kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan perseroan USD 1,1 miliar.

Dengan demikian, laba bruto anjlok 73,1 persen menjadi USD 78,92 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 294,27 juta.

Beban usaha perseroan merosot 0,43 persen menjadi USD 62 juta hingga akhir September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 69,22 juta.

Dengan demikian, laba usaha perseroan anjlok 92,4 persen menjadi USD 16,92 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD 225,04 juta.

Perseroan mencatat laba neto entitas  asosiasi dan ventura bersama turun menjadi USD 83,96 juta hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 451,86 juta. Perseroan alami rugi kurs USD 3,01 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya untung USD 4,60 juta.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 84 persen menjadi USD 58,26 juta hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 365,49 juta.

Perseroan mencatat ekuitas sebesar USD 2,81 miliar pada akhir September 2023. Ekuitas perseroan relatif mendatar dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,81 miliar. Total liabilitas perseroan turun menjadi USD 1,37 miliar hingga akhir September 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,66 miliar. Aset perseroan turun menjadi USD 4,18 miliar hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama USD 4,48 miliar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 1 Desember 2023, harga saham BUMI  melemah 2,94 persen ke posisi Rp 99 per saham. Saham BUMI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 103 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 105 dan terendah Rp 99 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.680 kali dengan volume perdagangan 12.246.940 saham. Nilai transaksi Rp 122,4 miliar.


Prediksi Harga Batu Bara

Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) perkirakan harga batu bara masih tinggi hingga 2023. Hal ini seiring peningkatan permintaan batu bara.

Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastama menuturkan saat ini masalah pasar batu bara dibayangi permintaan dan persediaan, di tengah tidak ada peningkatan kapasitas. Hal itu terjadi di tengah harga gas masih tinggi dan energi baru terbarukan belum dapat diandalkan.

"Dengan alasan itu, harga batu bara akan tetap tinggi pada 2023. Harga batu bara akan sentuh USD 300 pada 2023, dan dalam jangka menengah USD 200-USD 250. Harga batu bara akan tergantung bagaimana China dan India operasikan permintaan dan persediaan, keduanya meningkatkan kapasitas batu bara kalori rendah." ujar dia.

 

 


Perkembangan Utang

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait perkembangan utang perseroan, Vice President Investor Relations & Chief Economist PT Bumi Resources Tbk Achmad Reza Widjaja menuturkan, perseroan mencatat utang USD 4,3 miliar di BUMI pada 2017. Kemudian perseroan restrukturisasi utang USD 2 miliar menjadi saham konversi dan mandatory convertibel bond (MCB) masing-masing USD 1,6 miliar dan USD 200 juta.

"Pada 2022, tranche A, B, C sudah dilunasi, ada OWK USD 166 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2024," kata Achmad.PT Bumi Resources Tbk juga menggelar private placement atau non preempetive rights (NPR)sebesar USD 1,6 miliar pada 18 Oktober 2022.

"200 miliar saham yang diset pada harga Rp 120. Kemudian pengendali PT Bumi Resources Tbk, grup Bakrie, grup Salim (masuk-red). Kemudian pembayaranutang PKPU sehari setelahnya," tutur Achmad.

Tanggapan Mengenai Dividen

Saat ditanya mengenai pembagian dividen, Direktur PT Bumi Resources Tbk Andrew Beckham menuturkan, pihaknya dapat bagikan dividen jika sudah membukukan kinerja positif.

"Berdasarkan peraturan OJK, kami belum dapat membayar hingga kinerja positif. Namun, kalau kita lihat berada di jalur positif, dan juga tahun depan. Kami melakukan yang terbaik," kata dia

 


Bos Sinar Mas Franky Widjadja Diam-diam Genggam Saham BUMI 1,64 Miliar

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, bos Sinar Mas Franky Oesman Widjadja diam-diam menggenggam saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebanyak 1.640.611.600 atau 1,64 miliar saham.

Melansir laporan tahunan BUMI 2022, jumlah kepemilikan Franky Oesman Widjadja di saham BUMI setara dengan 0,44 persen. Sehingga ia menduduki posisi ke -11 dari 20 pemegang saham terbesar di BUMI.

Tak hanya itu, Franky juga diketahui memborong saham BUMI tersebut melalui PT BCA Sekuritas. Lantas, siapakah sosok konglomerat Franky Widjadja tersebut?

Franky Oesman Widjadja merupakan anak dari konglomerat pemilik Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 di usianya ke- 98 tahun.

Melansir Forbes, Kamis (25/5/2023), total kekayaan keluarga Widjaja mencapai USD 10,8 miliar atau Rp 161,36 triliun (asumsi kurs Rp14.941 per dolar AS) pada 2022.

Eka Tjipta Widjaja ini merupakan seorang imigran Tionghoa ke Indonesia yang menjual biskuit saat remaja. Saat ini, Sinar Mas mereka memiliki bisnis di bidang kertas, real estate, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis dan telekomunikasi.

Sementara itu, Franky Oesman Widjadja menjalankan bisnis di bidang sawit dan menjabat sebagai Chairman dan CEO Golden Agri Resources.

Selain itu, Franky juga menduduki posisi Komisaris Utama di beberapa perusahaan milik Grup Sinar Mas, yakni Komisaris Utama PT Sinar Mas Agri Resources and Technology Tbk (SMAR) dan Presiden Komisaris PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya