Liputan6.com, Situbondo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mengajukan biaya tambahan melalui biaya tak terduga atau BTT untuk mengatasi krisis air bersih di daerahnya.
Sebelumnya, BPBD Situbondo telah menghentikan pendistribusian air bersih ke derah terdampak kekeringan akibat kemarau panjang, karena anggarannya sudah habis.
Advertisement
Kepala BPBD Situbondo Sruwi Hartanto mengatakan, pihaknya telah mengajukan BTT ke Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) setempat sebesar Rp67 juta untuk operasional pengiriman air bersih ke 16 dusun yang tersebar di delapan desa.
“Suda kami ajukan anggaran BTT dan tinggaal menunggu jawaban dari BKAD. Kami mengajukan anggaran itu, karena hingga saat ini delapan desa di Situbondo masih membutuhkan pengirman air bersih, meski sebagian wilayah situbondo sudah mulai turun hujan,” ujarnya, Sabtu (2/11/2023).
Kata Sruwi, sejak tanggal 22 November lalu, pihaknya telah menghentikan pendistribusian air bersih karena anggaran untuk operasional ke sejumlah wiayah terdampak kekeringan sudah habis.
Akan tetapi, setelah pendistribusian air dihentikan pemerintah desa terdampak kembali berkirim surat ke Pemkab Situbondo dan kembali meminta pengiriman air bersih untuk kebutuhan warga sehari- hari karena sumber mata air di 16 dusun itu masih belum normal meski sudah turun hujan.
“Setelah pengajuan biaya tak terduga untuk kebutuhan air bersih di desa terdampak kekeringan akibat fenomena EL Nino, kami akan langsung mendistribusikan air bersih tiap harinya empat titik menggunakan dua armada truk tangka,” paparnya.
Sumber Air Mengering
Sejak bulan Mei hingga November 2023 pemerintah Situbondo telah mengeluarkan anggaran untuk distribusi air berish ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan mencapai hampir Rp200 juta.
Sebelumnya rata- rata pendistribusian air berish ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan menghabiskan anggaran lebih dari Rp20 juta per bulan.
Selam aini sumber mata air di 16 dusun itu berkurang dan bahkan di beberapa titik sumber air mengering.
Advertisement