Belajar dari Pasca Pandemi COVID-19, Menkes Budi Gunadi: Indonesia Bakal Punya Biomedical Campus

Biomedical Campus bakal hadir seluas 11 ribu meter persegi lebih di kawasan Digital Hub, Kabupaten Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 03 Des 2023, 11:00 WIB
Biomedical Campus bakal hadir seluas 11 ribu meter persegi lebih di kawasan Digital Hub, Kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta - Biomedical Campus bakal hadir seluas 11 ribu meter persegi lebih di kawasan Digital Hub, Kabupaten Tangerang.

Pembangunan ini dilatarbelakangi pasca kejadian pandemi COVID-19, kesadaran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang baik terus meningkat. Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang mencari layanan kesehatan di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura, dan negara tetangga lainnya, lantaran dinilai memiliki fasilitas lebih lengkap dan harga lebih terjangkau.

Nantinya, Biomedical Campus menghadirkan fasilitas yang disediakan untuk mendukung sekaligus meningkatkan kegiatan penelitian, serta menghadirkan ekosistem fasilitas kesehatan lainnya. Mulai dari pendidikan hingga layanan kesehatan terdepan dengan kualitas mumpuni namun harga terjangkau.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dibangunnya Biomedical Campus di kawasan BSD City Kabupaten Tangerang merupakan hal yang tepat.

“Kita semua perlu bersinergi dan bersatu-padu. Saya melihat misi Biomedical Campus sejalan dengan agenda transformasi digital yang dijalankan Kementerian Kesehatan. Transformasi digital berpotensi sangat besar, terlebih memasuki era Society 5.0 yang menggabungkan ilmu dan teknologi super intelligence untuk melayani manusia," ujar Menkes Budi.

Lalu, Menkes Budi juga menjelaskan, perkembangan masif mengenai bio technology di dunia, termasuk Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, baik itu scientist, biologi, molekular biologi, hingga farmakologi. Di mana, dengan adanya biomedical campus bisa memfasilitasi SDM untuk terus berkembang.

"Saya memahami bahwa kolaborasi antarpemerintah, industri, maupun swasta sangat dibutuhkan agar transformasi digital di bidang kesehatan ini berhasil membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia. Kolaborasi dengan institusi pelayanan, pendidikan, dan penelitian pun juga sangat penting," jelasnya.

 

 


Peluang Devisa dari Medical Tourism

Sementara, Irawan Harahap, CEO Digital Tech Ecosystem & Development Sinar Mas Land mengatakan, pihaknya ingin menangkap devisa yang keluar negeri terhadap medical tourism, pasalnya uang yang masuk ke luar negeri untuk kesehatan sangat banyak.

"Kalau kita bisa bangun fasilitas medical check up yang bagus seperti Singapura, maka enggak perlu ke luar negeri lagi, Rp2,7 triliun ke luar negeri untuk kesehatan," jelasnya.

Indonesia sendiri, lanjut Irawan, hanya baru memiliki satu kawasan medis khusus yang berada di Sanur, Bali. Padahal, kebutuhan kesehatan pun cukup banyak, terlebih Tangerang merupakan kawasan yang berbatasan dengan Jakarta.

"Kalau di sana pemerintah yang membuat, kalau di sini swasta inisiatif. Kami di sini membangun satu ekosistem mendukung roadmap pemerintah kami akan fokus, kalau dilihat action plan, kita fokus teknologi, kita fokus persiapan klinik medical tourism, dan fokus ke upgrade skilling standar global agar tenaga kesehatan bisa bersaing," tuturnya.


Rancangan Biomedical Campus

Sementara itu, Mulyawan Gani, Chief Transformation Officer Sinar Mas Land mengungkapkan, nantinya biomedical campus ini akan terdiri dari dua tower, yakni Tower Knowledge yang terdiri dari 8 lantai seluas 13 ribu m2 dan Tower Science terdiri dari 3 lantai seluas 8 ribu m2.

"Kita ingin ini menjadi health tourism, di mana seperti di Gangnam, Korea Selatan, di mana itu jadi tujuan untuk beauty clinic dari seluruh dunia, kita ingin di sini juga begitu, jadi meski sama-sama beauty clinic, tapi punya specialty masing-masing dan ada di satu kawasan," kata Irawan.

Gani menerangkan, saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 10 perusahaan di bidang kesehatan dari Indonesia dan luar negeri. Diantaranya PT Etana Biotechnologies Indonesia, Asa Ren, Pathgen Diagnostik Tekno, Fullerton Health Indonesia, Pyridam Farma, I-SWAM, Monash University, Careoth Inc., dan AWS Indonesia.

"Mulai dari perusahaan research & development bidang bio pharmacy, genomic atau DNA, lab clinic, health service yang memiliki medical check up standar internasional, nursing academy ini nanti lulusan perawat akan dapat pelatihan tambahan dan akan dikirim ke Jepang untuk praktik di sana, lalu ada scholarship untuk dokter dan perawat yang ingin meningkatkan ilmunya, dan beauty clinic ada beberapa," jelasnya. 

Untuk diketahui, Biomedical Campus ini bakal mulai beroperasi pada Juni 2024 mendatang yang berlokasi di kawasan Digital Hub, BSD City, Kabupaten Tangerang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya