Liputan6.com, Tokyo - ASEAN Community in Tokyo (ACT) menyelenggarakan ‘Afternoon Tea Reception’ di Wisma Duta Besar Republik Indonesia pada Rabu, 29 November 2023. Acara ini dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang.
Menurut rilis resmi KBRI Tokyo, Minggu (3/12/2023), resepsi dihadiri oleh duta besar, diplomat negara-negara anggota ASEAN, serta perwakilan dari pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang, ASEAN Japan Center, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Advertisement
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi, dalam sambutan pembuka menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN – Jepang di usianya ke-50 tahun akan membawa lebih banyak perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
“Perayaan 50 tahun persahabatan ASEAN dan Jepang merupakan momen yang patut disyukuri dan dikenang. Saya meyakini kita dapat berbuat lebih banyak demi perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Mari kita bekerja sama menuju kesuksesan bersama,” ujar Dubes Heri yang didampingi Koordinator Fungsi Politik KBRI Tokyo Ali Sucipto dan sejumlah pejabat KBRI Tokyo.
Duta Besar Kamboja untuk Jepang Tuy Ry, selaku Ketua ACT menyampaikan apresiasi kerja sama erat ASEAN – Jepang yang berdampak ke masyarakat.
“Kemitraan ASEAN-Jepang selama lima dekade terakhir telah membawa keberhasilan besar di segala bidang, sehingga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat,” jelas Duta Besar Tuy Ry.
Acara dimeriahkan dengan tarian tradisional dari Indonesia, Kamboja dan Laos, serta pertunjukan Muay Thai. Para tamu undangan juga menikmati aneka makanan tradisional negara-negara anggota ASEAN.
Megawati Soekarnoputri Terima Penghargaan dari Para Insinyur ASEAN
Sebelumnya dilaporkan, Presiden Republik Indonesia kelima, Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri menerima penghargaan tertinggi dari federasi untuk organisasi profesi keinsinyuran se-Asean (AFEO).
Adapun penghargaan yang diraih yakni AFEO Distinguished Honorary Patron, yaitu penghargaan tertinggi dari AFEO untuk Kepala Negara/Kepala Pemerintahan yang telah berjasa besar terhadap profesi keinsinyuran.
pada 2019, Presiden RI Ke-7 Joko Widodo juga mendapat penghargaan serupa.
Penghargaan itu diberikan secara langsung dalam acara pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) Ke-41 di Bali, Rabu (22/11/2023).
Megawati hadir didampingi Sekjen PDI Perjuangan yang juga anggota Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Hasto Kristiyanto.
Di acara itu, mewakili Presiden Joko Widodo, hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Tampak juga hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Lebih dari 1000 orang insinyur anggota AFEO juga hadir, dipimpin Ketuanya Danis Hidayat Sumadilaga bersama Sekjennya Khir Bin Muhammad IEM.
Sebagai tanda penghargaan, Megawati dikalungi sebuah medali dan mendapat sertifikat pengakuan. Sesudahnya, Megawati di panggung untuk menyampaikan kata sambutan.
Di awal, Megawati mengatakan dirinya sungguh merasa terhormat, dan mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian penghargaan tersebut.
“Penghargaan ini bukanlah sekedar pengakuan terhadap kebijakan yang pernah saya ambil sebagai Presiden Kelima RI. Hal yang terpenting bagi saya, bahwa penghargaan ini mengandung makna tentang pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, riset, dan inovasi, serta profesi keinsinyuran bagi kemajuan bangsa,” kata Megawati.
Putri Proklamator RI Ir. Soekarno itu mengaku dirinya pribadi tidak asing dengan profesi ini.
“Sebab saya ini sebenarnya Calon Insinyur. Hanya saja akibat peristiwa politik 1965, saya beserta kakak dan adik saya, tidak boleh lagi bersekolah. Namun jangan juga dilupakan, bahwa Bapak saya sendiri, Bung Karno juga seorang insinyur,” lanjut Megawati.
Advertisement
Jepang Harap Kerja Sama dengan ASEAN Makin Komprehensif, Fokus dalam Isu Digitalisasi hingga Transisi Energi
Jepang mengharapkan kerja sama yang lebih komprehensif dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan dapat menciptakan sejarah baru bagi keduanya, dalam hubungan yang sudah menginjak usia 50 tahun. Demikian disampaikan langsung oleh Duta Besar Jepang untuk ASEAN, Kiya Masahiko dalam acara "Experience Japanese Food Culture".
"Sederhananya, saya berharap ini menjadi kesempatan untuk membuat sejarah baru dalam hubungan ASEAN-Jepang dengan merubah situasi," kata Dubes Kiya di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Dalam hubungan ke-50 tahun ini, Dubes Kiya berharap agar Jepang bisa berkolaborasi dengan lebih komprehensif dengan ASEAN.
"Sebelumnya Jepang lebih dominan. Tapi sekarang saya pikir kita harus memposisikan diri supaya bisa berkolaborasi dengan ASEAN untuk bersama-sama menciptakan masa depan," tuturnya.
Dubes Kiya menjelaskan bahwa di saat ASEAN memiliki sejumlah potensi seperti ekonomi yang sedang berkembang, populasi yang bertumbuh dan energi yang besar, diharapkan bisa berkolaborasi dengan Jepang yang memiliki pengalaman dalam bidang teknologi dan ekonomi.
"Kita bisa menciptakan solusi inovatif untuk berbagai masalah seperti digitalisasi, transisi energi dan mengatasi penyakit menular maupun penanggulangan bencana," ujar Dubes Kiya.
Potensi Ekspor dari Jepang ke Negara ASEAN
Sementara itu, Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Ogawa Ryosuke mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan investasi ke negara-negara ASEAN, terutama dalam bidang makanan dan agrikultur.
"Langkah pertama dalam investasi bahan pangan dari Jepang ke ASEAN adalah membuat pasar terlebih dulu di ASEAN baru kita bisa mengeksplor lebih lagi," kata Ogawa.
Ogawa mengatakan tiga negara ASEAN yang paling berpotensi dalam ekspor bahan pangan dari Jepang adalah Vietnam, Thailand dan Singapura.
"Tapi Indonesia juga punya potensi besar bagi kami untuk mempromosikan makanan kami," sambungnya.
Sementara itu, untuk produk yang paling diminati untuk ekspor adalah daging wagyu khas Jepang.
"Tapi kami juga terus mendorong produk-produk kelautan kami," ungkap Ogawa.
Advertisement