Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 27 November-1 Desember 2023. Penguatan IHSG didorong sektor saham infrastruktur dan energi.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (3/12/2023), IHSG melesat 0,72 persen ke posisi 7.060 dalam sepekan. Penguatan IHSG didorong sektor saham infrastruktur dan energi masing 6,02 persen dan 1,94 persen. Investor asing melakukan aksi beli saham mencapai USD 25 juta pada pekan ini.
Advertisement
Selama sepekan, ada sejumlah data makro ekonomi dari negara maju yang menjadi perhatian pelaku pasar. Data itu menunjukkan ada perlambatan dalam momentum sejalan dengan harapan pelaku pasar saat ini pelonggaran suku bunga yang lebih cepat.
Di sisi lain, ekonomi Asia menunjukkan pertumbuhan terutama di India. Perekonomian tumbuh lebih dari yang diharapkan yang mencapai 7,6 persen yoy. Pertumbuhan ekonomi India tersebut mengalahkan prediksi 6,8 persen. Pertumbuhan ekonomi itu juga lebih tinggi dari prediksi Bank Sentral India 6,5 persen.
Sementara itu, PMI manufaktur China yang kembali ke wilayah ekspansif. The Caixin Manufacturing PMI di China naik menjadi 50,7 poin pada November dari sebelumnya 49,5 poin pada Oktober 2023, lebih tinggi dari prediksi 49,8.
Di sisi lain, Indonesia rilis inflasi naik menjadi 2,86 persen pada November 2023, meningkat dari bulan sebelumnya 2,56 persen. Namun, inflasi itu lebih tinggi dari prediksi inflasi sebesar 2,7 persen. Inflasi tersebut berada di kisaran target Bank Indonesia 2-4 persen. Inflasi November 2023 termasuk tertinggi sejak Agustus. Inflasi inti di Indonesia naik 1,87 persen YoY pada November.
Lebih Banyak Pemangkasan Produksi Minyak?
Baru-baru ini sebagian besar anggota OPEC+ menyetujui pengurangan produksi tambahan 1 juta barel per hari selain pemangkasan produksi Arab Saudi. Ini langkah yang dilakukan seiring harga minyak turun 10 persen sejak puncaknya pada September 2023. Namun, pelaku pasar ragu apakah pemangkasan ini akan berhasil dapat direalisasikan sepenuhnya karena pemangkasan ini bersifat sukarela dan bukan kebijakan.
Hingga kini, rata-rata harga minyak Brent berjangka tercatat USD 82,6 per barel lebih tinggi dari harga saat ini USD 81 per barel. Harga minyak yang melemah sejak September seiring melimpahnya pasokan dan memburuknya prospek ekonomi serta antisipasi penurunan permintaan.
Secara keseluruhan, harga minyak relatif stabil sehingga dapat berarti berkurangnya kejutan inflasi dari sektor energi. Data utama Indonesia yang baru-baru ini dirilis lebih tinggi dari perkiraan dan berada dalam tren meningkat sejak saat itu pada titik terendah pada September 2023. Namun, inflasi masih berada di kisaran target Bank Indonesia 2 persen-4 persen.
“Pendorong utama kenaikan harga berasal dari sektor transportasi, bahan makanan dan minuman yang mengalami kenaikan paling besar dalam sembilan bulan,” dikutip dari riset Ashmore.
Sementara itu, volatilitas global masih tinggi seiring ketegangan geopolitik yang belum terselesaikan, meski negara-negara besar sudah hadir untuk bergerak ke arah yang diinginkan. Imbal hasil obligasi turun pada pekan ini seiring pasar memiliki harapan lebih kuat terhadap the Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga pada Mei 2024.
Ashmore menyoroti pentingnya diversifikasi aset. “Rekomendasikan ASDN dan ADPN untuk saham, ADON dan ADOUN untuk obligasi,”
Advertisement
Kinerja IHSG pada 27 November-1 Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 27 November-1 Desember 2023. Analis menilai, penguatan IHSG tersebut didorong sentimen eksternal.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (2/12/2023), IHSG menguat 0,72 persen menjadi 7.059,90 dari pekan lalu 7.009,63.
Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar saham pada pekan ini. Kapitalisasi pasar saham bertambah 0,64 persen menjadi Rp 11.120 triliun dari pekan lalu Rp 11.050 triliun.
BEI mencatat kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian melonjak 43,38 persen menjadi Rp 13,72 triliun dari pekan lalu Rp 9,57 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham selama sepekan melonjak 10,31 persen menjadi 1.239.339 kali transaksi dari pekan lalu 1.123.494 kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian saham meningkat 7,02 persen menjadi 23,42 miliar saham dari pekan lalu 21,88 miliar saham.
Aksi Beli Saham
Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 213,29 miliar pada Jumat, 1 Desember 2023. Selama sepekan, investor asing beli saham Rp 593,92 miliar. Namun, sepanjang 2023, investor asing jual saham Rp 13,64 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat selama sepekan dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun melandai. Kedua, kebijakan the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral AS yang diprediksi dovish. "Dalam artian tidak ada kenaikan suku bunga namun akan higher for longer,” ujar dia.
Ketiga, mulai melandainya inflasi di Amerika Serikat (AS). Namun demikian, ia mengingatkan untuk perhatian perlambatan ekonomi China.
Advertisement